The objectives of this research were to compare technical efficiency of beef cattle business operating in lowland and upland areas of East Java and to identify and analyze factors affecting the technical efficiency as well as inefficiency of that business. A survey was conducted to 89 farmers in the lowland area of Probolinggo District and 97 farmers in the upland areas of Malang Districts during the period of February-March 2013. Results of stochastic frontier production function with MLE method showed that the average technical efficiency in lowland area was higher (80%) compared to that in upland area (64%). The results indicated that beef cattle production was highly significant and positively influenced by total of grasses and forages, rice straw, feed supplements, stock of cattle, labor time allocation and service per conception. However, location of the business, whether in lowland and upland areas was a significant factor that could increase the efficiency. Some factors that could significantly reduce the technical inefficiency of beef cattle business were: labor force in family, education level, proportion of beef cattle income to total household income, age of cattle sold, cattle health examination, ownership status of the cattle, and gender. Therefore, (1) the existing farmers group should be improved their role to facilitate trading of cattle feed, and (2) the government should facilitate the farmers in the provision of funding tu buy beef cattle with a subsidized interest rate, so the farmers will be more enthusiast in taking care of their cattle, thus could improve their production efficiency.
ABSTRAKTulisan ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan produk ikan penduduk Indonesia dan menduga elastisitas harga dan pendapatan beberapa kelompok ikan menurut kelompok pendapatan. Data yang digunakan adalah data SUSENAS 2008 modul konsumsi rumahtangga yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik. Metode multistage budgetting approach dengan pendekatan model Quadratic Almost Ideal Demand System (QUAIDS) digunakan dalam penelitian ini.Hasil analisis menunjukkan bahwa pendugaan permintaan dengan model QUAIDS memberikan hasil cukup baik. Nilai dugaan koefisien sistem permintaan ikan menunjukkan bahwa semua peubah berpengaruh signifikan terhadap fungsi permintaan kelompok ikan dengan nilai koefisien determinasi sistem 67,3%. Dugaan koefisien peubah wilayah perkotaanperdesaan, peubah jumlah anggota rumah tangga, serta peubah dummy wilayah kepulauan semua bertanda positif. Nilai elastisitas pengeluaran ikan terhadap total pengeluaran pangan untuk semua kelompok pendapatan lebih besar dari dari satu (elastis) dengan kisaran 1,7 sampai 3,9; nilainya semakin kecil dengan semakin meningkatnya pendapatan. Elastisitas pengeluaran kelompok ikan terhadap total pengeluaran ikan semua juga bertanda positif dengan nilai berkisar dari 1,1 sampai 2,9. Hal ini menunjukkan bahwa keempat kelompok ikan yang dianalisis merupakan barang normal. Bila pengeluaran rumahtangga untuk seluruh ikan naik 1%, maka permintaan terhadap kelompok ikan yang dimaksud akan naik sebesar hampir 3%. Elastisitas harga kelompok ikan segar dan ikan awetan pada semua kelompok pendapatan bertanda negatif dengan nilai berkisar dari -0,4 sampai -0,8; sedangkan elastisitas harga untuk udang/hewan air lain (bukan ikan) yang diawetkan adalah -1. Kata Kunci: permintaan ikan, model QUAIDS, elastisitas pendapatan, elastisitas harga
The goals of this study are to analyze variables which determined production, risk production and technical inefficiency on Tobacco farming in Pamekasan. Frontier production function model with heteroskedastic error structure estimated by Maximum Likelihood estimation developed by Kumbhakar is adopted to analyze the goals. The results show that farmers allocate inputs under optimal condition. The Consequences are productivity and efficiency at low level.
<strong>Abstrak</strong><br /><br />Penelitian Houthakker menunjukkan bahwa di negara-negara yang pengeluaran totalnya rendah, permintaan bahan pangan kurang elastik terhadap pengeluaran total. Mengingat beras merupakan bahan pangan pokok yang utama bagi penduduk Indonesia, pengetahuan mengenai besarnya elastisitas pendapatan dari permintaan beras dapat digunakan sebagai bahan kebijaksanaan penyediaan beras bagi penduduk. Penelitian menggunakan data Susenas 1978, dan membagi penduduk Indonesia menurut tiga go1ongan berdasarkan konsumsi kalori dan 15 daerah, tujuh Daerah Pedesaan dan delapan Daerah Kota. Model yang digunakan ialah logaritma kuadratik, dengan pengeluaran total sebagai nilai pendekatan dari pendapatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permintaan beras kurang elastik terhadap perubahan pendapatan. Elastisitas kuantitas permintaan dan elastisitas anggaran belanja terhadap pendapatan bagi penduduk Pedesaan Indonesia golongan Pendapatan Rendah dan sebagian penduduk golongan Pendapatan Sedang dan Tinggi di Pedesaan Luar Jawa lebih besar dari 0.5, sedangkan golongan-golongan lainnya lebih rendah dari 0.5. Elastisitas pendapatan dari permintaan beras penduduk Daerah Pedesaan lebih tinggi daripada penduduk Kota, dan lebih tinggi pendapatan penduduk, lebih rendah elastisitas pendapatan permintaan beras. Elastisitas anggaran belanja beras terhadap pendapatan lebih tinggi daripada elastisitas kuantitas permintaan terhadap pendapatan. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan pendapatan penduduk mengakibatkan peningkatan kuantitas dan kualitas beras yang dikonsumsi. Hasil penelitian yang menunjukkan adanya perbedaan elastisitas permintaan beras di berbagai daerah itu dapat digunakan sebagai bahan kebijaksanaan penyediaan beras, disesuaikan dengan perbaikan taraf hidup dan pertambahan penduduk. Usaha penyediaan beras di berbagai daerah itu memerlukan suatu sistem penyediaan yang intensif, yaitu kelancaran distribusi dari daerah surplus beras ke daerah kekurangan beras.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.