Background: Postpartum blues in Indonesia has a high prevalence at 37% to 67%. Postpartum blues syndrome has been described as varying changes in the affective domain, such as feelings, behavior, or thoughts, that can be influenced by the roles and tasks of women, along with their social, cultural, and economic support. Instruments that measure maternal blues through bonding attachment behavior have never before been developed in Indonesia. Objective: This study aimed to develop a maternal blues scale through bonding attachments to predict postpartum blues. Method: The research design consisted of three stages: 1) phenomenology design and focus group discussion; 2) development and construction of the maternal blues scale, and 3) a cross-sectional study to measure validation of the scales. Respondents were postpartum mothers in the first week after birth. The sample comprised 501 participants. Sampling was done by consecutive sampling at the Public Health Center (PUSKESMAS) in the South Jakarta area. Data analysis used exploratory factor analysis (EFA) and confirmatory factor analysis (CFA), correlation, and a diagnostic testing . Results: Item analysis produced 32 items consisting of 24 items regarding the mother’s role and duties as internal factors and eight factors involving social, cultural, and economic support as external factors. Both factors were valid and reliable in predicting postpartum blues with indicators (t loading factors ≥ 1.96, standardized loading factor (SLF) ≥.50, internal factors: construct reliability (CR) ≥ .70 and extraction variants (VE) ≥ .50 and external factors: CR ≥ .74 to .83 VE ≥ .50 to .63). The relationship with Kennerley’s maternity blues as a gold standard was significant. Internal factors had a score of 53, with a sensitivity of 60.2%. The external factors score was 19, with a sensitivity of 77.3%. Conclusion: The new scale for postpartum blues prediction developed displayed internal consistency and validity of each indicator (internal and external factors) that was good (CR ≥ .70; VE ≥ .50). This scale provides a feasible tool to predict postpartum blues.
Pembelajaran klinik merupakan kebutuhan primer dalam proses pendidikan tahap profesi ners. Pembelajaran klinik yang baik harus didukung oleh instruktur klinik yang mampu menjadi role model. Pelatihan diperlukan untuk meningkatkan pemahaman dan kesiapan instruktur klinik dalam melaksanakan peran dan tanggung jawabnya. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan kejelasan peran fungsi dan tanggung jawab instruktur klinis dalam membimbing peserta didik. Pemberian materi melalui pendidikan pembelajaran klinik, diskusi interaktif dan simulasi pembelajaran klinik. Strategi pembelajaran yang digunakan yaitu ceramah, metode demonstrasi untuk memberikan keterampilan tentang preceptorship dan proses evaluasi, simulasi, metode diskusi, dan pendampingan bimbingan klinik. Berdasarkan hasil evaluasi didapatkan sebagian besar peserta menyatakan tema pelatihan bagus (63,4%), ketepatan waktu cukup (49,6%), suasana bagus (60,1%), kelengkapan materi bagus (70,6%), pelayanan atau sikap penyelenggaraan bagus (61,6%), media atau alat bantu bagus (57,2%). Rerata nilai pembicara sebesar 84,85 termasuk dalam kategori baik. Rerata nilai pre-test sebesar 30,45 dan nilai post-test sebesar 45,5 dengan rerata peningkatan nilai antara pre dan post-test sebesar 10,9. Kegiatan ini dapat meningkatkan pemahaman pembimbing klinik tentang metode perceptorship dan dapat diadopsi untuk dilaksanakan di lahan praktik lain. Ketepatan waktu pelatihan perlu diperhatikan. Evaluasi kegiatan tidak hanya menilai pengetahuan instruktur klinik tetapi juga menilai sikap atau kesiapan dalam pelaksanaan metode preceptorship.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan litersi digital terhadap peningkatan kemampuan berpikir logis dan mengungkapkan bahasa anak usia dini. Merupakan penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen yang dilakukan di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Cabang Ngagel Surabaya dengan sampel 96 anak, adapun data yang diperoleh melalui observasi dan dokumentasi kemudian dianalisis menggunakan statistik dengan Uji-t dengan bantuan SPSS 25 for windows. Hasil penelitian menunjukkan Keefektifan literasi digital untuk meningkatkan kemampuan berpikir logis dan mengungkapan bahasa pada anak usia dini yang diterapkan dalam pembelajaran. Terdapat perbedaan nilai rata-rata kemampuan berpikir logis pada anak usia dini yakni kelompok eksperimen lebih besar pengaruhnya dari pada kelompok kontrol. Uji-t membuktikan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima yang di ketahui dari nilai t-hitung adalah 2.222 lebih besar dari nilai t-tabel yaitu 1.98552. Efektifitas literasi digital dalam pembelajaran sangat berpengaruh dalam meningkatkan kemampuan mengungkapkan bahasa anak usia dini secara signifikan.
Mitra pengabdian PPDM (Program Pengembangan Desa Mitra) ini adalah Tempuran Banyu Kencono dan Kebun Gizi Mandiri yang berlokasi di Desa Pleret Kabupaten Bantul. Mitra 1 merupakan kawasan wisata ditepian sungai (tempuran) dua buah kali (Opak dan Gajah Wong). Sedangkan Mitra 2 merupakan kelompok penggerak PKK sadar gizi. Tujuan kegiatan tahun pertama adalah mengatasi permasalahan kedua mitra yang meliputi Aspek manajemen, promosi, SDM, teknik budidaya dan irisgasi, penanganan pasca panen dan diversifikasi tanaman. Metode pelaksaan melalui pendekatan model participatory rural appraisal, participatory tecnology development, community development, persuasif dan edukatif. Capaian hasil tahun pertama antara lain, (1) terbentuk tim pengelola dan dresscode, (2) tersusun siteplan, (3) tersedia fasilitas playground, (4) tersedia fasilitas budidaya, (5) tersedia fasilitas wisata air dan spot foto, (6) terselenggara event rutin dan insidental, (7) tersedia fasilitas sekretariat, tempat ibadah dan tempat istirahat (gazebo), serta (8) publikasi media cetak dan elektronik (web dan media sosial).
Di kota Ambon penyakit tidak menular selama 3 tahun terakhir ini terjadi kecenderungan peningkatan kasus penyakit tidak menular terutama penyakit tekanan darah tinggi. RW 08 Desa Batu Merah Kota Ambon belum mempunyai kader penyakit tidak menular sedangkan pada RT 02/RW 08 ditemukan pasien stoke. Tujuan pengabdian masyarakat adalah memberikan pelatihan dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader dalam upaya untuk mengendalikan dan mencegah potensi stroke. Kegiatan ini dilakukan dengan metode ceramah dan pemberian leaflet tentang hipertensi dan simulasi tentang cara mengukur tekanan darah. Karakteristik peserta yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 13 orang. Hasil yang diperoleh bahwa peserta terbanyak laki-laki 8 orang (62%) dengan kisaran umur 26-35 sebanyak 7 orang (53%) dan berpendidikan SMA 12 orang (92%). Pengetahuan peserta berada pada tingkat baik 10 orang (77%). Sedangkan kompetensi kader pada tahap pengujian pertama 2 orang (15%) kompeten dan tahap kedua 10 orang (77%) kompeten. Kesimpulannya bahwa terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampiran kader setelah dilakukan pelatihan.
The purpose of this study is to examine the effect of snakes and ladders on gross and cognitive motor development in kindergarten children in group B. This study used a quantitative approach with quasy experimental design with nonequivalent group design research design. Total samples of 64 children were divided into two groups: the experimental class and the control class. Research data obtained from observation and documentation techniques using observation and documentation guidelines for gross and cognitive motor development.The results showed that using snakes and ladders, gross and cognitive motor development of children experienced positive changes. Data analysis was performed using anova and manova test. From the analysis results obtained value of F arithmetic is 4.730 and sig 0.002 <0.05 for the first hypothesis, 7,806 and 0.00 <0.05 for the second hypothesis and Sig 0,000 <0.05 for the third hypothesis. Based on the results of the study it can be concluded that snakes and ladders have an effect on gross and cognitive motor development in Kindergarten Group B children.
Sikap disiplin merupakan salah satu karakter yang perlu dikembangkan sejak dini, terutama oleh orangtua. Faktanya masih banyak orangtua yang belum memahami serta tergerak untuk menerapkan perilaku disiplin pada anak-anaknya. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis peran guru dalam mengoptimalkan perkembangan sikap disiplin anak usia dini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi. Sumber data penelitian kepala sekolah, 2 orang guru dan 13 anak didik. Peneliti sebagai instrumen inti dalam penelitian dan menggunakan instrumen pendukung berupa pedoman wawancara, pedoman observasi. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dari Miles & Huberman dengan menggunakan interactive model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran guru terhadap sikap disiplin anak yaitu sebagai teladan yang baik bagi anak, guru sebagai pendidik dan pembimbing dengan mengenalkan serta membiasakan anak bersikap disiplin dalam sehari-hari, dan guru sebagai evaluator. Upaya guru dalam menerapkan sikap disiplin yaitu dengan keteladanan, pembiasaan, dan menggunakan metode reward dan punishment. Faktor yang menjadi penghambat guru dalam menerapkan sikap disiplin anak faktor eksternal yaitu keluarga, lingkungan masyarakat. Faktor internal sikap anak yang hyperaktif atau tantrum. Faktor pendukung yaitu para orangtua yang bersikap mau bekerjasama dengan baik dalam mengambangkan sikap disiplin anaknya. Dapat disimpulkan bahwa guru memiliki peran penting dalam membentuk disiplin siswa di sekolah.
Depresi pada lansia merupakan perpaduan interaksi yang unik dari berkurangnya interaksi sosial, kesepian, masalah sosial ekonomi, perasaan rendah diri karena penurunan kemampuan kemandirian dan penurunan fungsi tubuh, serta kesedihan ditinggal orang yang dicintai, faktor kepribadian, genetik, dan faktor biologis penurunan neuron-neuron dan neurontransmiter di otak. Kemudian adanya perubahan kualitas hidup yang dialami oleh lansia biasanya cenderung mengarah kearah yang kurang baik. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia akan mengakibatkan menurunnya peran sosial lansia dan juga menurunnya derajat kesehatan akibatnya lansia akan kehilangan pekerjaan dan merasa menjadi individu yang kurang mampu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan depresi dengan kualitas hidup pada lansia di Posyandu lansia melati, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Jenis penelitian non-eksperimen korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian adalah 50 responden dan diperoleh sampel sebanyak 50 responden. Pemilihan sampel menggunakan total sampling. Data diambil menggunakan kuesioner. Hasil uji korelasi menggunakan uji kendall tau menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara depresi dengan kualitas hidup lansia value = 0,010 < 0,05 serta koefisien korelasi sebesar 0,380. Dapat disimpulkan bahwa, depresi berhubungan dengan kualitas hidup pada lansia. Berbagai faktor terjadinya depresi pada lansia perlu dihindari agar tidak terjadi depresi yang selanjutnya akan menjaga kualitas hidup yang baik bagi para lansia.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.