Budidaya ikan secara intensif, dengan padat penebaran dan dosis pemberian pakan yang tinggi akan mengakibatkan penurunan kualitas air budidaya, dimana sisa pakan dan sisa metabolisme ikan pada wadah budidaya, akan menghasilkan toksin berupa amonia sehingga dibutuhkan sistem budidaya yang dapat mereduksi toksin. Akuaponik merupakan salah satu sistem budidaya yang mampu mereduksi toksin di perairan dengan cara mempertahankan kualitas air selama periode tertentu tanpa mengganggu pertumbuhan ikan yang dipelihara dengan menggunakan tanaman sebagai biofilter. Tanaman akuaponik yang sering digunakan pembudidaya adalah tanaman yang memiliki akar serabut, antara lain kangkung air, sawi, selada. Jenis-jenis tanaman tersebut dapat memanfaatkan unsur hara yang ada dalam air media budidaya dari hasil buangan bahan organik oleh bakteri nitrifikasi berupa nitrat untuk pertumbuhan tanaman yang dibudidayakan. Adapun jenis ikan yang sering digunakan dalam sistem akuaponik adalah ikan mas, nila, lele, bawal dan patin. Ikan mas (Cyprinus carpio L.) pada saat ini merupakan ikan air tawar yang paling tinggi produksinya dan sudah dibudidayakan secara komersil. Penelitian telah dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan ikan mas (C. carpio) pada media biofilter dengan menggunakan jenis tanaman berbeda. Ikan mas yang digunakan dalam penelitian berukuran 5 – 7 cm. Penelitian didesain dengan menggunakan pola rancangan acak lengkap (RAL) 4 perlakuan (sebagai biofilter, yaitu tanaman sawi, kangkung, selada dan tanpa tanaman sebagai kontrol. Semua perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan biofilter tanaman sawi memberikan pertumbuhan bobot mutlak tertinggi pada ikan mas.
An experiment was conducted to determine the effect of feeding products fermented by Neurospora crassa on quail performances and egg quality. 200 quail layers were randomly allocated into 20 pens. This experiment was arranged in a completely randomized design (CRD) with four dietary treatments: 0%, 3%, 6%, 9% and 12% product fermented by Neurospora crassa in the diets and four replications. Variable measured were feed comsumption, egg production, feed conversion, egg cholesterol and egg yolk colour. Data were analized by CRD and Duncan Multiple Range Test (DMRT). Results of the experiment indicated that feed comsumption, egg production, feed conversion were not affected (P>0.05) but egg cholesterol and egg yolk colour were affected (P<0.01) by using product fermented in the diets for quails. Results of Duncant Multiple Range Test indicated that egg cholesterol in E treatment (used 12% products fermented) was the lowest than other treatment, but the highest on egg yolk colour. The conclusion of the experiment that up to 12% products fermented by Neurospora crassa can be used in the diet of quail and can increase the quality of quail egg (egg low cholesterol).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung kunyit dalam ransum terhadap karkas itik lokal. Penelitian ini menggunakan 80 ekor DOD itik Pitalah jantan yang ditempatkan pada 20 unit kandang boks. Metode penelitian secara eksperimen menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 5 kelompok bobot badan sebagai ulangan. Perlakuan yang diberikan dalam penelitian ini adalah A (tanpa pemberian tepung kunyit/kontrol), B (pemberian tepung kunyit 0,2%), C (pemberian tepung kunyit 0,4%) dan D (pemberian tepung kunyit 0,6%). Peubah yang diamati meliputi bobot karkas, persentase bagianbagian karkas (dada dan paha) dan persentase karkas. Hasil penelitian menunjukkan pemberian tepung kunyit dalam ransum berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap bobot karkas, persentase bagianbagian karkas (dada dan paha) dan persentase karkas. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian tepung kunyit sampai dengan level 0,6% dalam ransum tidak mempengaruhi bobot karkas, persentase bagianbagian karkas (dada dan paha) dan persentase karkas.
An experiment has been conducted to study the effect of diets with different level of protein on the production performance of offspring (F1) crossbred between arab and kampung chicken. Fifty four crossbreed hens of 20 weeks of age were used in the experiment. The hens were divided into 3 feeding groups, each 6 x 3 heads. Treatment diets were formulated in three different levels of protein: 15, 17 and 19 %. The diets which an average energy content of 2850 kcal/kg were offered for 8 weeks. Variable observed included: feed intake, hen day egg production, FCR, egg weight and color index of yellow egg. The data were statistically analyzed by variance analysis in completely block design with 3 treatments and 6 replicates. The results indicated the protein level had significant effect on all variables. Diet with 19 % crude protein gave the best performance.
ABSTRAKItik Kamang merupakan salah satu plasma nutfah unggas lokal Sumatera Barat yang berasal dari Kabupaten Tilatang Kamang. Kegiatan ini bertujuan untuk menyediakan paket teknologi sistem perkawinan dan manajemen pembenihan untuk meningkatkan produktivitas itik Kamang. selain itu juga memberikan pelatihan pengolahan telur dan bebek Kamang yang tidak produktif untuk menjadi produk inovasi seperti rendang telur dan rendang suir, serta teknologi pengolahan pakan yang bersumber secara lokal. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan produktivitas, dan efisiensi pengolahan biaya pakan ternak untuk pengembangan dan pelestarian plasma nutfah Kamang baik sebagai peningkatan pendapatan ternak di Koto Kanagarian Tangah Kecamatan Tilatang Kamang. Metode yang digunakan dalam program layanan ini adalah konseling, demonstrasi, pelatihan, pembinaan dan penyediaan paket teknologi, serta observasi dan evaluasi dan pengumpulan data untuk mengukur parameter keberhasilan program. Mahasiswa yang dilibatkan pada program KKN PPM ini adalah sebanayk 31 orang yang terdiri dari berbagai Fakultas di Universitas Andalas. Pelaksanaan kegiatan dimulai dari pra-KKN, survei dan implementasi di lapangan selama 40 hari, mulai dari 14 Juli hingga 14 Agustus 2017. Hasil kegiatan mendapat respon positif dari masyarakat, pemerintah dan dinas terkait. Kegiatan ini dilakukan di empat wilayah masyarakat dilakukan di kelompok petani mendapat respon yang baik dari pemerintah desa dan petani di desa ini. Perternak sangat membutuhkan pengetahuan praktis yang dapat mendukung usaha pertanian mereka, seperti pembenihan, pengolahan produk ternak untuk meningkatkan pendapatan petani. Daya tetas telur itik Kamang sekitar 75%, pengetahuan memilih dan menetas di Aur Mekar dan Svarbnabhumi Livestock Group di Nagari Tilatang Kamang diperlukan karena kelompok ini memiliki potensi untuk menghasilkan ternak itik Kamang dengan menerapkan teknik pertanian yang baik sesuai terhadap lingkungan local.Kata kunci: kelompok tani, itik kamang, pembibitan, produktivitas, peningkatan pendapatan ABSTRACT Kamang duck is a local poultry germ plasm of West Sumatra originating from Tilatang Kamang District.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.