AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk medeskripsikan kemampuan mahasiswa program studi pendidikan matematika dalam menyiapkan diri menjadi guru profesional berdasarkan standar kompetensi pendidik yang dibutuhkan kelak ketika menjadi guru pada mata kuliah microteaching. Melalui microteaching guru diberikan pengetahuan dan keterampilan bagaimana merencanakan dan mempraktikan kegiatan pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa agar pembelajaran menjadi bermakna sehingga dapat menjadi guru profesional. Jenis penelitian adalah kualitatif deskriptif dengan subjek penelitian seluruh mahasiswa yang mengambil mata kuliah microteaching semester genap pada tahun akademik 2018/2019. Instrumen yang digunakan adalah lembar penilaian perencanaan pembelajaran, lembar observasi praktik mengajar, lembar penilaian kompetensi pratikan dan catatan kegiatan praktik. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan hasil analisis diperoleh gambaran dan kesimpulan bahwa mahasiswa program studi pendidikan matematika pada mata kuliah microteaching sudah mampu menjadi guru profesional berdasarkan kompetensi pendidik yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial. AbstractThis study aims to describe the ability of mathematics education study program students to prepare themselves to become professional teachers based on educator competency standards that are needed later when becoming teachers in microteaching courses. Through microteaching teachers are given the knowledge and skills to become professional teachers. This type of research is descriptive qualitative with research subjects all students taking the even semester microteaching courses in the 2018/2019 academic year. The instruments used were learning planning assessment sheets, teaching practice observation sheets, preliminary competency assessment sheets and notes on practical activities. Data collection techniques using observation, interviews, and documentation. Based on the results of the analysis obtained an overview and conclusion that students of mathematics education study programs in microteaching courses have been able to become professional teachers based on the competence of educators namely pedagogical, personality, professional and social competencies.
AbstrakPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan kemampuan representasi mahasiswa berdasarkan level motivasi mahasiswa. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Instrumen yang digunakan adalah tes dan non tes. Tes terdiri dari soal-soal yang menuat indikator representasi matematis, sedangkan non tes berupa angket motivasi belajar dan pedoman wawancara. Subjek penelitian adalah mahasiswa program studi PGPAUD Universitas Muhammadiyah Tangerang kelas 3A2, yang berjumlah 29 mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan, tidak ada mahasiswa yang memiliki motivasi belajar level rendah. Sebanyak 55,17% mahasiswa dapat menjawab dengan baik untuk indikator menyajikan data dalam berbagai bentuk. Sedangkan pada indikator penyimbolan terdapat 44,83%. Mahasiswa dengan motivasi tinggi mampu menyelesaikan permasalahan matematika pada statistika dengan baik sesuai yang diharapkan. Sedangkan pada mahasiswa dengan motivasi sedang, terungkap mahasiswa kurang teliti dalam mengerjakan soal sehingga menyebabkan skor yang diperoleh tidak sempurna. AbstractThis study aims to describe the ability of student representation based on the level of student motivation. The method used is descriptive qualitative. The instruments used were tests and non-tests. The test consisted of questions that raised mathematical representation indicators, while the non-test consisted of a learning motivation questionnaire and interview guidelines. The research subjects were students of the PGPAUD study program at the Muhammadiyah University of Tangerang in class 3A2, totaling 29 students. The results showed that there were no students who had a low level of motivation to learn. As many as 55.17% of students can answer well for indicators presenting data in various forms. While the symbolic indicators are 44.83%. Students with high motivation can solve mathematical problems in statistics as well as expected. While the students with moderate motivation, it was revealed that the students were less thorough in working on the problems so that the scores obtained were not perfect.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir reflektif mahasiswa pendidikan matematika pada mata kuliah struktur aljabar berdasarkan minat belajarnya. Kemampuan berpikir reflektif ini sangat penting dalam memaksimalkan hasil belajar. Yang termasuk dalam kriteria kemampuan ini adalah mampu menggunakan konsep-konsep matematika dalam menyelesaiakan masalah. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskripsif. Subjek penelitian adalah mahasiswa semester IV kelas A2 Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah Tangerang. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, angket dan wawancara. Analisis hasil tes menunjukkan bahwa mahasiswa dengan minat belajar tinggi mampu menguasai dua indikator kemampuan berpikir reflektif dengan baik, serta satu indikator lain yang tidak sempurna. Mahasiswa dengan minat sedang hanya mampu menguasai satu indikator kemampuan berpikir reflektif dengan baik, serta dua indikator lain tidak sempurna. Pada subjek penelitian ini, tidak ditemukan mahasiswa dengan minat belajar rendah.
The Students' understanding of mathematical concepts at schools can be said to be less, especially in the subject of mathematics in high school. The problem is, almost the students cannot comply the standards of math course in teaching high school. The aims of the research are the difference and increasing of mathematics concept between students who receive interactive learning by using drill strategies with the students who receive direct instruction. The method used is a quasi-experimental method with 2 classes that control class and experimental class, control class using direct instruction, while for experiments class using drill strategy. Based on the results, the hypothesis testing differences in the ability of understanding mathematical concepts by using t test with significance level of 0.05 significance value (Sig.) 0,00 < 0.05, H0 rejected H1 received, it is mean the effect of interactive learning strategies drill to the understanding of mathematical concepts. Hypothesis test increased ability of understanding mathematical concepts by using t test at significance level of 0.05 significance value (Sig.) Of 0,000 < 0.05, H0 rejected H1 received thus there is an increased understanding of mathematical concepts with interactive learning with drill strategy.
Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa adalah salah satu kompetensi matematis yang sangat penting untuk dikuasai oleh siswa meskipun dalam keadaan pandemik covid-19, karena dengan menguasai kemampuan pemecahan masalah siswa mudah mengerjakan dalam segala bidang maupun kehidupan sehari-hari. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VII SMP Negeri 2 Curug pada masa pandemik covid-19. Penelitian ini dilakukan sebanyak 36 siswa di kelas VII SMP Negeri 2 Curug. Subjek penelitian dalam penelitian ini berjumlah tiga siswa. Teknik pengambilan subjek pada penelitian ini dilakukan secara random dengan kategori tinggi, sedang, dan rendah. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan tes dengan dua soal pemecahan masalah materi bilangan pecahan. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi. Teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman, yaitu reduksi data, penyajia data, dan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada kategori tinggi diperoleh sebanyak 14% atau 5 siswa, kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada kategori sedang diperoleh sebanyak 74% atau 27 siswa, dan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada kategori rendah diperoleh sebanyak 12% atau 4 siswa. Hasil pembahasan menunjukan siswa dengan kategori tinggi mampu menyelesaikan pemecahan masalah dari tiap tahapan-tahapan pemecahan masalah dan memenuhi semua indikator dengan benar. Siswa pada kategori sedang hanya mampu menyelesaikan pada tahapan memahami masalah, melakukan perencanaan, dan menyelesaikan perencanaan, tetapi belum mampu memeriksa kembali. Pada kategori rendah siswa hanya mampu melakukan rencana dan menyelesaikannya meskipun kurang tepat.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.