The fast growing trend of world coffee production in the world creates an excess of its supply, encouraging a more intense of competition among the exporting countries. This situation leads to a decreasing trend of fluctuate price of world coffee. The objective of this paper is to assess the world coffee market behavior in order to make an appropriate strategy and direction of coffee industry policies. Indonesia's market share in traditional market tends to decrease, and therefore, it is necessary to diversify market destination and commodity composition, in addition to efforts to increase the export of processed coffee. Key words: market share, export-import, competitiveness, coffee ABSTRAKPesatnya perkembangan produksi kopi dunia telah menyebabkan terjadinya kelebihan pasokan kopi dunia sehingga mengakibatkan persaingan antar negara produsen menjadi semakin ketat dan pada akhirnya harga cenderung tertekan. Tulisan ini bertujuan mengkaji perkembangan pasar kopi dunia agar dapat menjadi pertimbangan dalam menyusun strategi dan arah kebijakan komoditas kopi Indonesia. Pangsa pasar kopi Indonesia di pasar-pasar tradisional cenderung menurun, oleh karena itu diperlukan upaya-upaya antara lain mendiversifikasi pasar tujuan dan produk kopi serta meningkatkan ekspor kopi olahan. Kata kunci : pangsa pasar, ekspor-impor, daya saing, kopi PENDAHULUANKopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki peran penting dalam menunjang peningkatan ekspor nonmigas di Indonesia. Pada tahun 2004 perolehan devisa dari komoditas kopi menghasilkan nilai ekspor sebesar US$ 251 juta atau 10,1 persen dari nilai ekspor seluruh komoditas pertanian, atau 0,5 persen dari ekspor non-migas atau 0,4 persen dari nilai total ekspor (AEKI, 2005). Penurunan nilai ekspor selain karena harga di pasar internasional yang menurun juga karena kualitas kopi dari Indonesia diduga menurun. Sebagian besar kopi Indonesia diusahakan oleh petani dengan luas garapan rata-rata berkisar antara 0,5-1 ha. Pada tahun 2004 luas areal perkebunan kopi mencapai 1,3 juta ha dengan produksi sebesar 675 ribu ton (Ditjenbun, 2004). Sekitar 61 persen dari jumlah produksi tersebut diekspor sedangkan sisanya dikonsumsi di dalam negeri dan disimpan sebagai carry over stocks oleh pedagang dan eksportir, sebagai cadangan bila terjadi gagal panen. Konsekuensi dari besarnya jumlah kopi yang diekspor adalah ketergantungan Indonesia pada situasi dan kondisi pasar kopi dunia. Sementara itu, konsumsi kopi dalam negeri masih tergolong rendah dengan konsumsi per kapita sekitar 0,5-0,6 kg per tahun (Yahmadi, 2005).Untuk merumuskan arah pengembangan kopi yang relevan, maka perlu pengkajian pasar kopi dunia yang berubah secara dinamis. Tulisan ini bertujuan membahas perkembangan pasar kopi dunia dan kebijakan serta strategi untuk meningkatkan industri kopi Indonesia. PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPORPerkembangan produksi kopi dunia yang melebihi peningkatan permintaan telah
<strong>English</strong><br />Shallot is the main spice widely used in the Indonesian food cooking and servings that makes its demand continues increasing although its price highly fluctuates. This study is intended to analyze price behavior and shallot market integration in Indonesia. This study uses monthly producer and consumer prices data for 2011-2016. The price fluctuation was analyzed with the coefficient of variation. The market integration was analyzed with Johansen's cointegration approach using the Vector Error Correction Model (VECM). The study shows that both producer and consumer prices fluctuations increase after the introduction of Horticultural Product Import Recommendation policy. The Engle-Granger causality test shows that there is no causal relationship between the consumer and producer price of the shallot in Indonesia. The market power and market failure are attributed to the absence of causality. The results of forecast errors variance decomposition analysis indicate that the market in Central Java is the dominant market and can be used as a reference market in predicting the dynamics of consumers’ shallot price in Indonesia. Managing shallot production level and amount of shallot supplies in the Central Java markets is the keys for ensuring shallot price stability at national level.<br /><br /><br /><strong>Indonesian</strong><br />Bawang merah merupakan bumbu masak yang utama bagi masyarakat Indonesia sehingga permintaan bawang merah meningkat terus, walaupun harganya berfluktuasi. Studi ini bertujuan untuk menganalisis perilaku harga dan integrasi pasar bawang merah di Indonesia. Studi ini menggunakan data harga produsen dan harga konsumen bulanan tahun 2011–2016. Fluktuasi harga dianalisis dengan koefisien variasi. Integrasi pasar bawang merah dianalisis dengan pendekatan kointegrasi Johansen menggunakan Vector Error Correction Model (VECM). Penelitian menunjukkan bahwa fluktuasi harga produsen dan harga konsumen meningkat sesudah kebijakan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura diberlakukan. Uji kausalitas Engle-Granger menunjukkan bahwa antara harga konsumen dan harga produsen bawang merah di Indonesia tidak terdapat hubungan kausalitas. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya market power dan terjadinya kegagalan pasar. Analisis dekomposisi varian kesalahan menunjukkan bahwa pasar Jawa Tengah adalah pasar dominan dan dapat menjadi acuan memprakirakan dinamika harga konsumen bawang merah di Indonesia. Pengelolaan tingkat produksi dan jumlah pasokan bawang merah di pasar Jawa Tengah termasuk sebagai kunci dalam menjaga stabilitas harga bawang merah secara nasional.
Domestic soybean production tended to fall from year to year. This is related to the low participation of farmers in soybean farm. This study aimed to obtain an objective picture about the profitability of soybean farming in three different agro-ecosystems, namely irrigated land, rain-fed lowland, and dry land. The analysis uses a matrix approach to policy analysis (PAM). Data obtained from the survey conducted in 2009 in three provinces, namely West Java, East Java and South Sulawesi. The research results showed that soybean farming in the three agro-ecosystems is quite efficient and competitive. The competitive advantage analysis indicates that domestic produced soybean could be a substitute for imported soybean. Increased participation of farmers in soybean farming is constrained by the lack of availability of high yielding variety of seeds, farming risk is quite high, and there is no price guarantee for soybean product. Key words: competitiveness, policy, soybean, production, farming ABSTRAKProduksi kedelai domestik cenderung turun dari tahun ke tahun. Hal ini terkait dengan rendahnya partisipasi petani dalam usahatani tanaman kedelai. Penelitian ini ditujukan untuk memperoleh gambaran objektif mengenai profitabilitas usahatani kedelai di tiga agroekosistem yang berbeda yaitu di lahan sawah irigasi, lahan sawah tadah hujan, dan lahan tegalan. Analisis menggunakan pendekatan matrik analisis kebijakan (PAM). Data diperoleh dari hasil survei pada Tahun 2009 di tiga provinsi yaitu Jawa Barat, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Hasil analisis menunjukkan bahwa usahatani kedelai di tiga agrosistem tersebut cukup efisien dan keunggulan kompetitifnya cukup memadai sebagai substitusi impor. Peningkatan partisipasi petani dalam usahatani kedelai terkendala oleh kurang tersedianya benih unggul bermutu, risiko usahatani yang cukup tinggi, dan tidak adanya jaminan harga jual kedelai yang layak.
The study aims to analyze Indonesian mangosteen export performance and its competiveness. Primary data were collected from the mangosteen production center in Bukit Barisan District, Limapuluh Kota Regency, West Sumatera Barat Province, on July 2011. The respondents consisted of farmers, traders, exporters and stakeholders. Secondary data were gathered from CBS and UN. A Constant Market Shares (CMS) analysis of period 2000-2009 was utilized to identify Indonesian export performance, while competitiveness was measured using Policy Analysis Matrix (PAM). The results show that the competitiveness of Indonesian mangosteen in the world market tends to decline indicated by the decrease of market share in several export markets. The competitiveness analysis shows that mangosteen farms in West Sumatra have both comparative and competitive advantages. To increase mangostene export performance, Indonesia should find the market with the growth rate higher than that of world demand and improve on-farm technology to produce better quality of mangosteen. Key words: competitiveness, export, constant market share, policy analysis matrix ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja ekspor manggis Indonesia di tatanan pasar internasional dan daya saing komoditas manggis. Data primer untuk studi kasus dikumpulkan dari daerah sentra produksi manggis di Kecamatan Bukit Barisan, Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumatera Barat, pada bulan Juli 2011. Responden penelitian terdiri dari petani, pedagang, eksportir, dan instansi terkait. Disamping itu, untuk analisis CMS digunakan data sekunder yang bersumber dari BPS dan UN. Untuk menganalisis kinerja manggis Indonesia di pasar dunia digunakan analisis Constant Market Share (CMS) untuk periode 2000-2009. Sementara untuk mengukur daya saing dilakukan dengan Policy Analysis Matrix (PAM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya saing manggis Indonesia di pasar internasional cenderung menurun. Hal ini diindikasikan oleh penurunan pangsa ekspor Indonesia di beberapa pasar tujuan ekspor. Hasil analisis PAM menunjukkan bahwa usahatani manggis di Sumatera Barat memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif. Untuk meningkatkan kinerja ekspor manggis Indonesia diperlukan upaya pencarian pasar dengan volume permintaan impor yang besar dengan laju pertumbuhan yang lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan permintaan dunia, serta memperbaiki pengelolaan usahatani manggis agar dapat dihasilkan buah manggis dengan kualitas yang lebih baik.Kata kunci : daya saing, ekspor, pangsa pasar konstan, matrik analisis kebijakan
<strong>English</strong><br />Red chili is one of the essential horticultural commodities because it is the main cooking spice for the Indonesian people. This paper discusses the integration of the red chili market in Indonesia using monthly price data for the period 2011-2016. Market integration is analyzed using Johansen cointegration models. The Engle-Granger (EG) causality test results show that producer prices and wholesale prices affect consumer prices, there is a one-way causal relationship. Therefore, the causality approach accepts the Law of One Price (LOP) hypothesis of red chili price. The results of the co-integration model show that the market for red chili is well integrated. Furthermore, variance decomposition analysis shows that Medan is the market leader for chili in Indonesia.<br /><br /><br /><strong>Indonesian</strong><br />Cabai merah adalah salah satu komoditas hortikultura yang penting karena merupakan bumbu masak utama bagi masyarakat Indonesia. Makalah ini membahas integrasi pasar cabai merah di Indonesia dengan menggunakan data harga bulanan periode 2011-2016. Integrasi pasar dianalisis dengan menggunakan Johansen kointegrasi model. Hasil uji kausalitas Engle-Granger (EG) menunjukkan bahwa harga produsen dan harga grosir mempengaruhi harga konsumen, ada hubungan kausal satu cara. Oleh karena itu, pendekatan kausalitas menerima hipotesis Hukum Satu Harga (LOP) komoditas cabai merah. Hasil dari model co-integration menunjukkan bahwa pasar cabai merah terintegrasi dengan baik. Selanjutnya, analisis variance decomposition menunjukkan bahwa Medan adalah pasar acuan (price leader) untuk harga cabai di indonesia.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.