Penggunaan umbi bit dan bawang dayak telah diteliti memiliki khasiat sebagai antioksidan. Untuk memudahkan penggunaannya sebagai minuman kesehatan, dalam mengoptimalkan pemanfaatan tanaman obat tradisional, dapat dibuat menjadi teh kemasan. Penelitian ini dilakukan untuk membuat dan mengetahui formula teh herbal yang tepat. Teh herbal dibuat dengan 5 formulasi (F1, F2, F3, F4, F5) dengan mengkombinasikan umbi bit dan bawang dayak. Lima formula teh herbal yang dibuat dilakukan uji organoleptis, meliputi warna, aroma, bentuk dan rasa, untuk mengetahui formula yang paling disukai. Data yang didapatkan di analisis menggunakan Statistik dengan uji Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk untuk mengetahui data signifikan dan terdistribusi secara normal. Hasil penelitian analisis warna, bentuk dan rasa, diperoleh data signifikansi < 0,025, artinya Ho ditolak, dan data tidak terdistribusi secara normal. Sementara pada analisis aroma diperoleh signifikansi >0,025, artinya Ho diterima, data terdistribusi secara normal. untuk uji Kolmogorov smirnov, batas signifikansi (α) 0,025, dari data yang diperoleh, warna sebesar 0.001, aroma 0,099, bentuk 0.002, dan rasa 0,000. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa formula yang lebih disukai oleh panelis adalah F3.
Pendahuluan; kesumba keling (Bixa orellana L.) merupakan tanaman yang ditanam di perkarangan rumah atau pinggir jalan, mengandung alkaloid, flavonoid, dan karotenoid. Angkak merah merupakan produk alami yang berasal dari Cina, hasil fermentasi tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kopigmentasi biji kesumba keling dan angkak merah dalam bentuk ekstrak etanol dapat diformulasikan sebagai pewarna alami ke dalam sediaan pewarna pipi yang pada konsentrasi tertentu menghasilkan warna alami yang memenuhi persyaratan dan tidak menimbulkan iritasi pada kulit. Metode; penelitian menggunakan metode eksperimental dengan menggunakan bahan uji biji kesumba keling (Bixa orellana L.) dan angkak merah. Penelitian diawali pengambilan sampel, identifikasi tumbuhan, pengolahan simplisia, pembuatan kopigmentasi biji kesumba keling (Bixa orellana L.) dan angkak merah dengan cara maserasi menggunakan penyari etanol 96%, dilakukan skrining fitokimia. Formulasi modifikasi dasar pewarna pipi dengan perbandingan masing-masing 1:2 antara biji kesumba keling dan angkak merah dibuat dalam 3 sediaan dengan konsentrasi 3%, 6%, dan 9%, dan blanko. Pemeriksaan mutu fisik sediaan meliputi, uji dispersi warna (homogenitas), uji poles, uji stabilitas, dan uji iritasi. Hasil; hasil penelitian menyimpulkan bahwa kopigmentasi biji kesumba keling (Bixa orellana L.) dan angkak merah dalam bentuk ekstrak etanol dapat diformulasikan ke dalam sediaan pewarna pipi sebagai pewarna alami merupakan sediaan yang homogen, mudah dioleskan dan stabil selama penyimpanan 12 hari. Menghasilkan warna yang berbeda tergantung pada konsentrasi yang dikandung sediaan pada pewarna pipi. Seluruh pewarna pipi kopigmentasi ekstrak etanol biji kesumba keling (Bixa orellana L.) dan angkak merah yang dibuat tidak menyebabkan iritasi pada kulit.
Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan angka morbiditas tinggi dimana penyakit ini ditandai dengan peningkatan tekanan darah. Di Indonesia, prevalensi hipertensi pada tahun 2020 sebesar 31,7 persen penduduk berusia 18 tahun ke atas. Sekitar 80% orang dengan tekanan darah tinggi diklasifikasikan sebagai hipertensi esensial. Pengobatan tekanan darah tinggi dapat dilakukan dengan menggunakan obat (terapi farmakologis) dan terapi komplementer menggunakan obat tradisional dari tanaman berkhasiat obat. Berdasarkan latar belakang tersebut tim dosen Fakultas Farmasi Universitas Tjut Nyak Dhien tertarik memberikan edukasi kepada masyarakat terkait penggunaan tanaman obat yang berasal dari alam yang dapat mencegah penyakit hipertensi. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk pengabdian masyarakat dari dosen untuk memberikan informasi yang berguna bagi masyarakat. Edukasi tentang pemanfaatan tanaman obat untuk mencegah hipertensi dilakukan dengan memberikan penyuluhan dan pembagian brosur serta pemeriksaan tekanan darah pada masyarakat yang sedang melakukan kegiatan di Stadion Teladan Medan. Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini meunjukkan sebagian besar peserta yang berkontribusi memilki tekanan darah yang cukup tinggi. 7 dari 10 orang yang diperiksa tekanan darahnya memiliki tekanan darah 140/90 mmHg, 2 orang memiliki tekanan darah normal 120/90 mmHg dan 1 orang memiliki tekanan darah 100/70 mmHg. 60 % peserta memiliki pengetahuan mengenai penggunaan tanaman obat untuk mencegah hipertensi seperti daun seledri dan bawang putih yang diracik sendiri dengan cara direbus kemudian diminum air rebusannya
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.