Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui lama penyinaran berpengaruh terhadap kecerahan warna, pertumbuhan panjang dan berat serta kelangsungan hidup ikan komet (Carassius auratus). Penelitian dilaksanakan di kampus C Fakultas Perikanan Universitas PGRI Palembang. Kegiatan penelitian dilakukan selama 30 hari. Ikan uji yang digunakan adalah Ikan komet ukuran 5 cm dengan menggunakan akuarium sebanyak 12 buah yang berukuran 40 x 30 x 20 cm. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri 4 taraf perlakuan dengan 3 kali ulangan yaitu perlakuan P0 dipelihara tanpa adanya perlakuan penyinaran, P1 lama penyinaran (LP) 6 jam/hari, P2 lama penyinaran (LP) 12 jam/hari, dan P3 lama penyinaran (LP) 18 jam/hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dengan lama penyinaran selama 18 jam setiap harinya (P3) memberikan hasil terbaik terhadap parameter kecerahan warna badan ikan komet (Carassius auratus) sebesar 20,96 serta pertumbuhan berat rata-rata dan panjang ikan komet (Carassius auratus) yang terbaik terdapat pada perlakuan P3 dengan berat 0,66 gram dan panjang 0,4 cm. Untuk kelangsungan hidup ikan komet (Carassius auratus) nilai tertinggi tertinggi terdapat pada perlakuan P2 yaitu sebesar 93.33%.
The study aimed to analyze the efficacy of Aeromonas hydrophila formalin-killed cells (FKC) and lipopolysaccharides (LPS) vaccines in maternal immunity of tilapia broodstock and the resistance of the offsprings. This study consisted of two consecutive studies. Firstly, the broodstocks were vaccinated with PBS (non-vaccinated), FKC, LPS, and combinations of FKC and LPS. Secondly, the offsprings from both the vaccinated and non‒vaccinated broodstock were vaccinated with the same vaccine for broodstock by immersion method. After vaccination, the offsprings were challenged with pathogenic A. hydrophila. Antibody level and lysozyme were measured in the broodstock, egg, and offsprings. In the first experiment, the result showed that vaccinated broodstock and their offsprings had delivered a significant antibody level and lysozyme activity compared with the control. The highest relative percent survival (RPS) of offspring resulted from the combination of FKC and LPS vaccinated broodstock at 5, 10, and 15 days post-hatching at 85.00%, 75.23%, and 67.56%, respectively. The second experiment showed vaccinated offsprings produced from vaccinated broodstock had a higher RPS than the RPS of vaccinated offsprings which produced from non-vaccinated broodstock. In conclusion, vaccination that using a combination of FKC and LPS vaccine in broodstock potentially improved the maternal immunity and protect their offspring from A. hydrophila infection. Keywords: Aeromonas hydrophila, antibody, maternal immunity, tilapia, vaccination ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menganalisis efikasi vaksin formalin-killed cells (FKC) dan lipopolisakarida (LPS) Aeromonas hydrophila pada imunitas maternal induk ikan nila dan ketahanan benih yang dihasilkan. Dalam penelitian ini, terdapat dua penelitian. Pertama, induk ikan nila divaksin dengan PBS (non-vaksinasi), vaksin FKC, LPS, dan kombinasi vaksin FKC dan LPS. Benih selanjutnya diuji ditantang dengan menggunakan patogen A. hydrophila pada 5, 10, dan 15 hari pasca menetas. Kedua, benih yang dihasilkan oleh induk yang telah divaksinasi dan induk yang tidak divaksinasi tersebut divaksin dengan vaksin yang sama seperti pada induk dengan metode imersi. Setelah vaksinasi, keturunan diuji tantang dengan patogen A. hydrophila. Tingkat antibodi dan lisozim diukur pada induk, telur, dan benih. Pada percobaan pertama, hasilnya menunjukkan bahwa induk yang divaksinasi dan benih menunjukkan tingkat antibodi dan aktivitas lisozim yang signifikan dibandingkan dengan kontrol. Persentase kelangsungan hidup relatif (RPS) tertinggi benih yang dihasilkan dari induk yang divaksinasi FKC dan LPS masing-masing pada 5,10, dan 15 hari pascatetas pada 85,00%; 75,23%; dan 67,56%. Percobaan kedua menunjukkan bahwa benih yang divaksinasi dari induk yang divaksin menunjukkan RPS yang lebih baik daripada benih yang divaksinasi dari induk yang tidak divaksin. Vaksinasi menggunakan kombinasi FKC dan LPS pada induk berpotensi meningkatkan kekebalan induk dan melindungi benih dari infeksi A. hydrophila. Kata kunci: Aeromonas hydrophila, antibodi, imunitas induk, nila, vaksinasi
Salah satu teknik perikanan budidaya yaitu Culture Based Fisheries (CBF). CBF atau Perikanan Tangkap Berbasis Budidaya adalah kegiatan perikanan tangkap dimana ikan hasil tangkapan berasal dari benih ikan hasil budidaya yang ditebarkan ke dalam badan air, dan benih ikan yang ditebarkan akan tumbuh dengan memanfaatkan makanan alami yang tersedia dalam peningkatan produksi ikan konsumsi berbasis kearifan lokal. Tujuan dari kegiatan, diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi bagi para guru dan siswa-siswi tentang budidaya perikanan dengan teknik CBF. Metode yang digunakan yaitu tahap observasi dan persiapan, tahap koordinasi, tahap persiapan alat dan bahan, dan terakhir tahap pelaksanaan. Hasil kegiatan PKM Khalayak sasaran dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini secara umum adalah masyarakat, namun secara khusus yaitu ditujukan kepada Santri/Siswa/i dan Guru di MA Bahrul Ulum Muliasari Tanjung Lago Kabupaten Banyuasin yang secara spesifik telah diikuti sebanyak 41 orang. Pada saat pelaksanaan PKL, kegiatan dilaksanakan dalam 3 kegiatan, yang pertama sambutan dari kepala MA Bahrul Ulum dan juga Ketua Tim PKL, pada sesi kedua dilanjutkan dengan sesi pemaparan 6 materi dan yang terakhir adalah kegiatan demonstrasi atau praktik pengukuran kualitas air sekaligus sosialisasi prodi budi daya ikan. Hasil PKM ini digunakan untuk meningkatkan kemauan dan pengetahuan masyarakat melalui siswa/guru dalam mengembangkan wilayahnya agar menerapkan teknologi CBF untuk mengembangkan sector perikanan di daerah tersebut yang terlihat cukup menjanjikan.
The number of aquaculture households in Palembang City continues to increase from 2017 only 682 households to 1,050 households in 2018. But on the contrary in terms of the amount of aquaculture production, the total production decreased by 24,259 tons in 2014 and only 20,327 tons in 2017 (BPS, 2018). One of the steps that can be taken to determine the condition of aquaculture in Palembang is by doing forecasting. This is useful for knowing or predicting the results of aquaculture production with precise accuracy. This study aims to determine the prediction of aquaculture production in Palembang City using the Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) method. The results of the ACF and PACF plots show that both plots have a tail off pattern. the predictive model obtained is ARIMA (1,0,1) but after over fitting the model, the ARIMA model (2,0,1) is the best model because it has the smallest MAPE value, which is 48,30. Based on the ARIMA model (2,0.1), the forecast values for aquaculture production in Palembang City from 2021 to 2030 are 19542,598 tons, 12846,331 tons, 50682,093 tons, 43389,831 tons, 15352,492 tons. , 9595,313 tons, 26140,949 tons, 36258,543 tons, 29041,898 tons, and 19548.050 tons
Ketinggian air berperan penting untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan Sumatera (Puntius tetrazona) hal ini dikarenakan semakin besar jarak yang ditempuh untuk mengambil oksigen ke permukaan maka semakin besar energi yang terpakai sehingga akan berpengaruh terhadap pertumbuhan benih ikan Sumatera (Puntius tetrazona). Dari informasi di atas, perlu dilakukan penelitian tentang pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan Sumatera (Puntius tetrazona) dengan ketinggian air yang berbeda. Penelitian ini dilaksanakan selama 30 hari pada Bulan Juli-Agustus 2018 bertempat di Unit Balai Benih Ikan Kota Palembang. Penelitian ini menggunakan Metode Eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 (tiga) taraf perlakuan, masing-masing perlakuan dilakukan 3 (tiga) kali ulangan, yaitu P1 (ketinggian air 5cm), P2 (ketinggian air 10cm), dan P3 (ketinggian air 15cm). Sampling dilakukan pada awal, pertengahan dan akhir penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa P2 (ketinggian air 10 cm) memberikan hasil terbaik yaitu pertambahan berat sebesar 0.88 gram dan panjang sepanjang 3.39 cm serta dan kelangsungan Hidup sebesar 100%.
Alat tangkap tuguk ialah salah satu jenis alat tangkap yang ditujukan untuk menangkap udang. Permasalahan pada perikanan tuguk adalah rendahnya selektivitas alat tangkap ini terhadap hasil tangkapan. Kondisi ini mengakibatkan hasil tangkapan didominasi ukuran kecil. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hasil tangkapan dan laju tangkap tuguk. Penelitian dilakukan dengan metode observasi lapangan melalui wawancara dan pengamatan langsung terhadap hasil tangkapan tuguk yang beroperasi di muara sungai Barito. Pengamatan lapangan dilakukan bulan Maret, Mei, Agustus dan Oktober serta data enumerator bulan Maret sampai Oktober 2018. Kegiatan penangkapan menggunakan alat tangkap tuguk berdemensi ukuran bukaan mulut jaring 6x7 meter, panjang 13 meter, meshsize 1.0nbhedDDR Fi; 0.75 dan 0.25 inci sebagai kantong hasil. Hasil penelitian menunjukan kisaran laju tangkap tuguk 26.4 -48.6 kg/hari, rata-rata 36.97 kg/hari. Hasil tangkapan udang memiliki laju tangkap lebih tinggi dibanding laju tangkap ikan. Rata-rata laju tangkap udang 23.28 kg/hari atau 63%, laju tangkap ikan 12.94 kg/hari atau 35 %, dan laju tangkap sampingan yang dibuang (buntal, ular, anak kepiting laut dan teripang) 0.92 kg atau 2.48 %. Proporsi biomas hasil tangkapan kelompok udang didominasi udang bajang (Metapenaeus lysianassa) 25.9 %, kelompok ikan didominasi ikan panting famili (Ariidae sp.) 7.10 % dan ikan gulama (Sciaenidae sp.) 7.53%.
Bioflok adalah salah satu sistem budidaya ikan yang merupakan kumpulan dari berbagai organisme yang tergabung dalam gumpalan atau flok seperti bakteri, jamur, protozoa, cacing, algae, dan lain-lain. Chlorella sp. merupakan jenis fitoplankton yang memiliki kandungan protein dan lemak yang cukup tinggi. Kandungan protein dan lemak Chlorella sp. yaitu sebesar 58% dan 22% yang bermanfaat sebagai sumber nutrisi penting pada awal pemeliaraan larva ikan. Sistem bioflok yang mengandung mikroalga memiliki kandungan nutrisi yang lebih baik dari pada yang didominasi oleh bakteri. Penelitian ini dilakukan dengan eksperimental yang terdiri dari tiga perlakuan dan tiga ulangan yaitu Larva dipelihara dengan media kontrol dengan pergantian air (K), Larva dipelihara dengan media bioflok (BF) dan Larva dipelihara dengan media bioflok ditambah Chlorella sp. (BFC). Analisis data dilakukan secara deskrisptif serta data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Hasil penelitian menunjukkan pada sistem bioflok dalam pemeliharaan larva ikan lele dapat mempercepat proses nitrifikasi sehingga dapat menurunkan senyawa nitrit yang berbahaya untuk ikan dan meningkatkan senyawa nitrat yang bermanfaat untuk pertumbuhan fitoplankton.
The purpose of this study was to examine the type of ectoparasites, determine the prevalence value and intensity of ectoparasitic attack in Siamese catfish (Pangasius hypopthalmus). Sampling using the purposive random sampling method, with ninety fish samples at 3 stations and 9 sub station. This research was conducted in April to May 2018 in 3 Fish Farmer Groups, namely Mina Kecapi, Sepakat and Sumber Makmur which are located in the Ogan river, Ogan Ilir Regency. Sampling was carried out at the Fish Quarantine Center, Quality Control and Safety of Fisheries Product Class II Palembang. The result of ectoparasite observation were obtained by 2 types of ectoparasites namely Dactylogyrus sp and Trichodina sp. The prevalence rate of Dactylogerus sp and Trichodina sp. The prevalence rate of Dactylogerus sp at station 1 was 63.33%, station 2 was 76.66% and station 3 was 56.66%. While the prevalence of Trichodina sp at station 2 was 6.66% in gills and 16.66% in skin or mucus. For the intensity value of Dactylogyrus sp in Siamese Catfish (Pangasius hypopthalmus) at station 1 was 4.8 ind/tail, station 2 was 6.86 ind/tail, station 3 was 4.3 ind/tail. For Trichodina sp at station 2 was 16 ind/tail of the gill part and 45 ind/tail of the skin or mucus.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.