Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat kebutuhan video pembelajaran matematika pada pandemi Covid-19, materi jaring-jaring bangun ruang sederhana kelas V sekolah dasar. Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yakni angket dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik membutuhkan video pembelajaran. Berdasarkan wawancara, sebanyak 5 subjek dapat melihat tampilan dan mendengar suara dari video pembelajaran tetapi 3 subjek mempunyai kendala saat melihat tampilan video pembelajaran. 3 subjek sudah dapat fokus saat materi diberikan melalui video pembelajaran tetapi 2 subjek belum dapat fokus. 3 subjek mulai tertarik dengan pembelajaran matematika secara online menggunakan video pembelajaran tetapi 2 subjek belum tertarik. 5 subjek merasa kebingungan saat pelajaran matematika di masa pandemi menggunakan video pembelajaran. 3 subjek bersemangat mengikuti pelajaran matematika dengan menggunakan video pembelajaran tetapi 2 subjek belum bersemangat. 1 subjek dapat memotivasi untuk belajar sendiri saat menggunakan video pembelajaran tetapi 4 subjek belum termotivasi untuk belajar sendiri. 4 subjek merasa bahwa video pembelajaran sudah menggunakan gambar dan bahasa yang mudah diingat tetapi 1 subjek belum merasa karena bahasanya sulit dipahami. Selama pandemi Covid-19, 2 subjek sudah menggunakan video pembelajaran tetapi 2 subjek belum menggunakan video pembelajaran. 5 subjek merasa dirugikan ketika mengikuti pelajaran matematika yang menggunakan video pembelajaran.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) Prestasi belajar matematika peserta didik yang diajar menggunakan model pembelajaran Problem Posing tipe Post Solution Posing telah mencapai nilai KKM, 2) Model pembelajaran Problem Posing tipe Post Solution Posing lebih baik dari pada model pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar matematika peserta didik, 3) Model pembelajaran Problem Posing tipe Post Solution Posing lebih baik dari pada model pembelajaran konvensional terhadap minat belajar matematika peserta didik, 4) Adanya perbedaan setelah diajar dengan model pembelajaran Problem Posing tipe Post Solution Posing dan model pembelajaran konvensional terhadap prestasi dan minat belajar matematika peserta didik, 5) Model pembelajaran Problem Posing tipe Post Solution Posing lebih baik dari pada model pembelajaran konvensional terhadap prestasi dan minat belajar matematika peserta didik. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VIII semester II SMP Negeri 01 Pagerbarang Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 357 peserta didik. Dari populasi diambil sampel dengan menggunakan teknik purposive sample atau sampel bertujuan. Metode pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi, tes, dan Angket. Instrumen telah teruji validitas dan reliabilitas pada taraf signifikan 5%. Analisis data menggunakan uji Proporsi satu pihak kanan, uji t satu pihak kanan, MANOVA dan 2 – Hotelling. Hasil penelitian menyatakan bahwa: 1) prestasi belajar matematika peserta didik dengan model pembelajaran Problem Posing tipe Post Solution Posing melampaui KKM, 2) model pembelajaran Problem Posing tipe Post Solution Posing lebih baik dari pada pembelajaran konvensional terhadap prestasi belajar matematika, 3) model pembelajaran Problem Posing tipe Post Solution Posing lebih baik dari pada pembelajaran konvensional terhadap minat belajar matematika, 4) ada perbedaan model pembelajaran Problem Posing tipe Post Solution Posing dengan pembelajaran konvensional terhadap prestasi dan minat belajar matematika, 5) model pembelajaran Problem Posing tipe Post Solution Posing lebih baik dari pada pembelajaran konvensional terhadap prestasi dan minat belajar matematika.
The basic cost of electricity, especially in Indonesian households, has increased in recent years, reaching Rp. 1,467.28 per kilo Watt h in the present day. In this study, we will analyze the electricity consumption of households by calculating the intensity of energy consumption. The average electricity usage in the households of 22 respondents in the Pisma Asri housing complex, Indonesia, ranged from 250 to 450 kilo Watt h, at an average monthly cost of approximately Rp 250,000-600,000. The average electricity intensity (2-5 kilo Watt h/m 2 ) was below 10 kilo Watt h/m 2 , within reasonable limits. Air conditioners hadthe highest electricity consumption, accounting for 31% of the average electricity usage, followed by refrigerator sand lighting bulbs, which accounted for 26% and 14% of the electricity usage, respectively. From these results, we recommend some measures with which households can reduce their energy consumption and be relieved from some of the burdensome costs imposed by electricity supply companies.
Abstact — This research is based on the rapid Information and Communication Technology in the world of education. This is contrary to the concept of 21st century competence, one of which is mastering Information and Communication Technology. This research is motivated by the weakness of high level thinking skills or High Level Thinking Skills in FKIP Universitas Pancasakti Tegal students, specifically students in mathematics education. The purpose of this research is to study the implementation of E-learning based learning in improving Higher Level Thinking Skills in FKIP UPS Tegal students. This type of research is research and development. Affirmed by Borg and Gall (2003), that "educational research and development is a process used to develop and validate educational products". Furthermore they also put forward 10 steps of research and development, which can be simplified into the following five main steps: (1) analyzing the products to be developed; (2) developing initial products; (3) expert validation and revision; (4) small-scale field trials and product revisions; (5) large-scale field trials and final products. The results of calculations using SPSS software show a significance level of 0.135 or 13.5% or can be interpreted that e-learning is effective in improving mathematics learning outcomes in mathematics education students of the Faculty of Mathematics and Natural Sciences University of Pancasakti Tegal University. The most important thing in this e-learning learning experimental experiment is the superior sense that is encouraged by students to be taken and explored lecture material provided by the lecturer.Keywords : Learning, E-Learning, HOTS Abstrak — Penelitian ini didasari pada pesatnya Teknologi Informasi dan Komunikasi pada dunia pendidikan. Hal ini sejalan dengan konsep kompetensi abad 21, salah satunya adalah menguasai Teknologi Informasi dan Komunikasi. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh lemahnya keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skills pada mahasiswa FKIP Universitas Pancasakti Tegal, khususnya mahasiswa pada pendidikan matematika. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran berbasis E-Learning dalam peningkatan Higher Order Thinking Skills pada mahasiswa FKIP UPS Tegal.. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan. Ditegaskan oleh Borg dan Gall (2003), bahwa “educational research and development is a process used to develop and validate educational products”. Lebih lanjut mereka pun mengemukakan 10 langkah penelitian dan pengembangan, yang dapat disederhanakan menjadi lima langkah utama berikut: (1) melakukan analisis produk yang akan dikembangkan; (2) mengembangkan produk awal; (3) validasi ahli dan revisi; (4) ujicoba lapangan skala kecil dan revisi produk; (5) ujicoba lapangan skala besar dan produk akhir. Hasil penghitungan menggunakan perangkat lunak SPSS menunjukkan bahwa taraf signifikansi sebesar 0.135 atau 13.5% atau dapat dintepretasikan bahwa e-learning efektif dalam meningkatkan hasil belajar matematika pada mahasiswa pendidikan matematika FKIP Universitas Pancasakti Tegal. Hal yang pling menonjol dalam pelaksanaan eksperimen pembelajarn e-learning ini adalah tingginya rasa terdorong mahasiswa untuk mengikuti dan mendalami materi perkuliahan yang telah disajikan oleh dosen.Abstrak ditulis dalam bahasa inggris dan indonesia. Kata Kunci: Pembelajaran, E-Learning, HOTS
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Minat dan prestasi belajar matematika� peserta didik yang diajar menggunakan aplikasi Whatsapp dengan materi lebih baik daripada peserta didik yang diajar menggunakan aplikasi Whatsapp tanpa materi. Penelitian yang dilaksanakan yaitu penelitian eksperimen . populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh kelas X TKRO SMK Negeri 2 Slawi. Sedangkan sampelnya diambil dua kelas, yaitu kelas X TKRO 1 menjadi kelas eksperimen dan kelas X TKRO 2 menjadi kelas kontrol.instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah 20 item angket dan 10 soal tes berbentuk pilihan ganda yang mengukur minat dan Prestasi belajar peserta didik. Cara mengetahui minat dan Prestasi belajar itu lebih baik maka sebelumnya dilakukan uji kesetaraan sampel yaitu menggunakan uji analisis ragam satu arah.kemudian data Prestasi postes diolah dengan dengan langkah uji normalitas univariat dan normalitas multivariat,uji homogenitas univariat dan homogenitas multivariat dan uji 𝜏2-Hotelling.Berdasarkan analisis Prestasi pengolahan data pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Minat belajar dan Prestasi belajar matematika� peserta didik yang diajar menggunakan aplikasi Whatsapp dengan materi lebih baik daripada peserta didik yang diajar menggunakan aplikasi Whatsapp tanpa materi.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.