Latar belakang: Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang disebabkan oleh adanya defek sekresi insulin ataupun distribusi insulin. Indonesia masuk ke dalam urutan ke-4 besar kategori Top Ten Countries/Territories For Number Of Adults With Diabetes. Berdasarkan IDF (2015), pada tahun 2040 akan terjadi kenaikan kasus diagnosis DM dari 415.000.000 menjadi 642.000.000 kasus. Kondisi hiperglikemia dapat mempengaruhi akumulasi saliva yang berhubungan dengan keseimbangan asam basa mulut dan perubahan fisiologis kelenjar saliva yang dapat mempengaruhi produksi saliva baik komposisi saliva maupun laju aliran saliva yang berlanjut pada perubahan pH saliva. Evaluasi uji saliva berkala dimungkinkan dapat menjadi alternatif pemantauan prognosis terkait kondisi kesehatan oral pada penderita DMTujuan: Mengetahui hubungan antara kadar GDP terhadap kadar pH dan laju aliran saliva penderita DM tipe 2 di puskesmas 1 kembaranMetode: Penelitian analitik observasional dengan rancangan cross-sectional yang melibatkan 28 penderita DM tipe 2 (total sampling), analisa uji korelasi pearson.Hasil: Karakteristik data rerata dari pH yang diperoleh adalah 6.86, sedangkan karakteristik data penelitian terkait rerata laju aliran saliva terstimulasi adalah 0.66 ml/min.Kesimpulan: Terdapat hubungan (P = < 0.05) antara GDP terhadap pH (P value – 0.450 ) dan laju aliran saliva (P value – 0.471)Kata kunci : gula darah puasa, pH saliva, laju aliran saliva, komplikasi oral, penderita DM tipe 2
Kanker kepala dan leher adalah masalah kesehatan dengan tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Kasus katastropik ini terus meningkat dengan berbagai latar belakang. Umumnya pasien datang dengan stadium lanjut yang berdampak pada penurunan kualitas hidup. Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan kasus keganasan kepala dan leher di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gombong. Menggunakan metode cross-sectional deskriptif dari rekam medis pasien kanker kepala dan leher di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gombong, dari tahun 2015 hingga 2019 dengan mrtode total sampling. Didapatkan 163 pasien dalam penelitian ini, dimana wanita sebanyak 89 dan laki-laki 74. Dengan rentang usia pasien terbanyak pada 18-65 tahun sebanyak 101 orang. Diperoleh keganasan nasofaring (22,69%), kelenjar tiroid (21,47%), tumor skunder kepala dan leher (14,11%), limfoma maligna (13,49%), bibir dan rongga mulut (7,97%), kulit kepala leher (7,36%), rongga hidung dan sinus paranasal (6,74%), kelenjar saliva mayor (3,06%), jaringan ikat kepala leher (1,84%), serta orofaring-hipofaring (1,22%). Temuan histopatologis utama adalah karsinoma tidak berdiferensiasi (29,81%) dan karsinoma sel skuamosa (18%). Disimpulkan karsinoma nasofaring merupakan kasus yang paling dominan dengan gambaran histopatologi utama adalah karsinoma tidak berdiferensiasi, sementara secara demografik sebagian besar pasien berada di usia pemuda, dominan perempuan. Maka dengan bertambahnya insidensi serta variasi keganasan kepala dan leher kerjasama penatalaksanaan antar teman sejawat terkait menjadi penting. Kata kunci: Kanker kepala dan leher, karsinoma nasofaring, karsinoma tidak berdiferensiasi
Latar Belakang: Otitis eksterna akut merupakan penyakit radang telinga luar meliputi bagian distal daun telinga sampai dengan bagian proximal membran timpani yang disebabkan oleh bakteri, jamur, maupun virus. Penyakit ini memiliki onset inflamasi yang cepat dengan gejala klinis berupa gatal, otalgia, edema, eritema, dan otorrhea. Terapi otitis eksterna akut dilakukan dengan pemberian antibiotik dan antiinflamasi topikal. Rivanol 0,1% terbukti memiliki efektivitas mengobati otitis eksterna akut dengan aktivitas panjang sebagai antiseptik aktif pada pH alkali yang akan berikatan dengan bakteri. Minyak biji Nigella sativa terbukti memiliki aktivitas sebagai antibakteri gram positif maupun negatif, antiinflamasi dan penyembuh luka dengan meningkatkan pertumbuhan serabut kolagen.Tujuan: Untuk membandingkan efektivitas penggobatan otitis eksterna akut terhadap gejala klinis menggunakan tampon rivanol 0,1% dengan tampon minyak biji Nigella sativa.Metode: Penelitian ini menggunakan desain post test only randomized controlled grup design dengan data primer yaitu skor gejala klinis sembilan subjek penderita otitis eksterna akut. Subjek dibagi menjadi dua kelompok terapi : empat penderita dengan tampon rivanol 0,1% dan lima penderita dengan tampon Nigella sativa. Evaluasi gejala klinis dilakukan pada hari ketiga dan kelima pengobatan.Hasil: Tidak ada perbedaan gejala klinis selama pengobatan antara kedua kelompok (p=0.329), namun terdapat perbaikan skor gejala klinis antara hari ketiga dan hari kelima pengobatan (p=0.001) di masing-masing kelompok.Simpulan: Minyak Nigella sativa memiliki efektifitas pada pengobatan otitis eksterna akut tetapi tidak terdapat perbedaan yang bermakna dengan pengobatan menggunakan rivanol 0,1%. Kata Kunci: Otitis eksterna, Nigella sativa, Rivanol 0,1%
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.