<p>Teachers and students have very important roles in the learning process. The teacher's role is planning and conducting the learning process. Students are required to be actively involved in learning. The success of a teacher in teaching will be determined by how active students are in participating in learning. Students' active learning will show that they really follow the learning process. The results of field observations indicate that student activity is still very low. Students very rarely ask questions, are less enthusiastic, unfocused, and sleepy when the teacher teaches. The purpose of this study is to discuss the role of Christian teachers in increasing student activity in the learning process. The results showed that Christian teachers play a role in increasing student activity in the learning process. Teachers are advised to create learning that is fun and not boring by creating varied learning methods, making teaching aids, and using ice breakers or games.</p><p><strong>BAHASA INDONESIA ABSTRACT: </strong>Guru dan siswa memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Guru berperan dalam merencanakan dan melakukan proses pembelajaran. Siswa dituntut untuk dapat terlibat aktif dalam belajar. Keberhasilan seorang guru dalam mengajar ditentukan seberapa aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran. Siswa belajar aktif menunjukkan bahwa mereka sungguh-sungguh mengikuti proses pembelajaran. Hasil observasi di lapangan menunjukkan bahwa keaktifan siswa masih sangat rendah. Siswa sangat jarang mengajukan pertanyaan, kurang bersemangat, kurang antusias, tidak fokus, dan mengantuk ketika guru mengajar. Tujuan penulisan ini adalah membahas mengenai peran guru Kristen dalam meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru Kristen berperan dalam meningkatkan keaktifan siswa pada proses pembelajaran. Peran guru Kristen dalam proses pembelajaran adalah menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi, membimbing siswa ketika mengalami kesulitan dalam memahami materi, dan membuat <em>ice breaking</em>. Guru-guru disarankan untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan dengan membuat metode pembelajaran yang bervariasi, membuat alat peraga, dan membuat <em>ice breaking</em> ataupun <em>games</em>. </p>
In Mathematics learning, the learning outcomes that are most often measured are the cognitive outcomes because they can be used as an object fir evaluation to know the students' achievement in the things they have learned. This research aimed to see whether the implementation of a drill method can improve the learning outcomes. The method used in this research is Classroom Action Research (CAR) using Kemmis & McTaggart's model. This research was done in two cycles at SMP Kristen Rantepao in October 2016. The subjects were grade IX students at the school. The instruments used in this research were mentor and peer observations, student's questionnaire, and test. The research concluded that the implementation of the drill method improved the cognitive learning outcomes of grade 9 students in SMP Kristen Rantepao. Keywords: Cognitive learning outcomes, drill method ABSTRAKDalam pelajaran matematika, hasil belajar yang paling sering diukur adalah hasil belajar kognitif karena itu dapat dijadikan bahan evaluasi untuk mengetahui pencapaian siswa akan hal yang sudah dipelajari. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah penerapan metode drill dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kemmis dan Taggart. Penelitian dilakukan di SMP Kristen Rantepao pada kelas IX pada Oktober 2016 dalam dua siklus. Instrumen yang digunakan yaitu lembar observasi mentor dan teman sejawat, lembar angket siswa, dan tes. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa penerapan metode drill dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa kelas IX materi Statistika di SMP Kristen Rantepao. Kata Kunci: Hasil belajar kognitif, metode drill PENDAHULUANPendidikan merupakan suatu hal yang terpenting dalam kehidupan manusia. Di Indonesia sendiri mendapatkan pendidikan merupakan suatu hak yang harus didapatkan oleh setiap anak Indonesia. Hal ini pun diatur dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 pasal 31 ayat 1, yang berbunyi "Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran". Pendidikan merupakan aspek utama dalam membangun bangsa. Romlah (2004, hal.28) dalam bukunya juga menyatakan bahwa "pendidikan merupakan suatu usaha dari para pendidik untuk memberikan bantuan dalam memberikan arahan terhadap anak didik,
<p class="abstrak"><span>Mathematical communication skills are important for students </span><span lang="IN">to </span><span>be able to present strategies </span><span lang="IN">to solve</span><span> questions with the right procedures and principles. Based on observations at Lentera Harapan Way Pengubuan school, it was found that students </span><span lang="IN">were not able to write down the</span><span> strategy </span><span lang="IN">to solve</span> statements or questions with clear and complete procedures. Several details were missed and<span> some </span>symbols and equations were<span> inappropriately used</span><span>. Students</span><span lang="IN"> were</span><span> also </span><span lang="IN">unable to </span><span>draw</span> the correct graphics<span> equation. </span><span lang="IN">T</span><span>hese</span><span lang="IN"> indicated that </span>students lacked<span> in </span><span lang="IN">their</span><span> mathematical communication skills. </span><span lang="IN">Therefore, the </span><span>researcher implemented the drill method to enhance their mathematical communication skills. </span><span>The method used was Classroom Action Research (CAR). </span>The research was conducted from<span> July 17, 2017 </span><span>to </span><span>October 4, 2017. </span><span>The subjects of this research were 11 grade </span><span>8 students. Instruments used were observation sheet, questionnaire sheet, </span><span lang="IN">and rubric. </span><span>The data gathered were analyzed using descriptive statistics and qualitative descriptive methods. </span><span>The findings show</span><span lang="IN">ed an increase in the </span><span>indicators of students’ mathematical communication skills from </span><span lang="IN">the </span><span>first cycle to</span><span lang="IN"> the</span><span> second cycle. Therefore, </span><span lang="IN">it </span><span>could be conclude</span><span lang="IN">d</span><span> that the implementation of the drill method could increase students’ mathematical communication skills.</span></p><p class="abstrak"><strong>BAHASA INDONESIA ABSTRAK: </strong>Kemampuan komunikasi matematis pada pembelajaran matematika penting untuk siswa mampu menyajikan strategi sebagai solusi akan pernyataan maupun pertanyaan sesuai dengan prosedur dan prinsip yang benar. Berdasarkan observasi yang dilakukan pada SMP Lentera Way Pengubuan, ditemukan bahwa siswa belum mampu menuliskan strategi penyelesaian suatu pernyataan atau pertanyaan sesuatu prosedur penyelesaian dengan tepat dan lengkap. Selain itu, siswa masih keliru dalam menuliskan persamaan dan simbol dengan tepat dan belum mampu menyajikan representasi visual berupa grafik berdasarkan pernyataan yang ada. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki bagaimana implementasi metode drill meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dilakukan pada 17 Juli 2017 sampai 04 Oktober 2017. Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Lentera <span lang="IN">Harapan </span>Way Pengubuan yang berjumlah 11 orang. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi, lembar angket, <span lang="IN">dan rubrik</span>. Data yang dikumpulkan, dianalisis dengan metode kualitatif dan statistik sederhana secara deskriptif. Hasil penelitian menu<span lang="IN">n</span>jukkan peningkatan setiap indikator kemampuan komunikasi matematis dari siklus satu ke siklus kedua. Berdasarkan penelitian ini, disimpulkan bahwa implementasi langkah-langkah metode drill dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa pada topik persamaan garis lurus.</p><p class="abstrak"> </p>
In learning Mathematics, conceptual understanding is a primary competency that the students must acquire, because through understanding the concept the students would understand what is being learned and are able to apply them thus they can pursue toward the next materials. However, in the reality of a learning process, the students have not yet understood the concept correctly. Therefore, the researcher tried to implement the peer tutoring method. Thus this research is aimed to know that the implementation of peer tutoring method can improve the conceptual understanding on multiple multiplication of the grade III B students in SDN Inpres Harapan. The research method used in this research was Classroom Action Research methodology (CAR) of Kemmis and Taggart spiral model. This research was conducted upon the students of grade III B in SDN Inpres Harapan on August 2017 until October 2017 within three cycles. Instruments used in this research were teacher mentor observation sheet, teacher mentor and peer teacher interview sheet, students’ questionnaire, as well as students’ comprehension test sheet. Based on the research result, it can be concluded that the implementation of peer tutoring method can improve the conceptual understanding on multiple multiplication of the grade III B students in SDN Inpres Harapan.
Abstrak. Keyakinan adalah faktor penting dalam mempengaruhi praktek pembelajaran matematika di dalam kelas. Keyakinan belajar kalkulus diasumsikan memiliki korelasi dengan pemahaman konseptual kalkulus. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara keyakinan belajar kalkulus dan pemahaman konseptual kalkulus. Penelitian menggunakan metode survei dengan desain cross-sectional terhadap 65 orang calon guru matematika yaitu mahasiswa pendidikan matematika pada semester tiga dan lima. Data keyakinan belajar kalkulus dikumpulkan dengan kuisioner. Data pemahaman konseptual kalkulus dikumpulkan dengan menggunakan instrumen Calculus Concept Inventory. Analisis data dilakukan secara kuantitatif dengan memakai statistik deskriptif dan inferensial. Statistik deskriptif yang digunakan adalah rata-rata, maksimum, minimum dan standar deviasi. Statistik inferensial yang digunakan adalah korelasi product-moment. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat korelasi signifikan antara keyakinan belajar kalkulus dan pemahaman konseptual kalkulus calon guru matematika, calon guru matematika cenderung memegang keyakinan campuran mengenai belajar kalkulus, dan kemampuan pemahaman konseptual calon guru matematika berada pada kategori rendah. Implikasinya adalah pentingnya menerapkan berbagai pendekatan dalam pembelajaran kalkulus karena kecenderungan calon guru matematika memegang keyakinan campuran serta mempertimbangkan faktor lain diluar keyakinan mengenai belajar kalkulus. Kata Kunci: Keyakinan belajar kalkulus, Pemahaman konseptual kalkulus, Calculus concept inventory
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.