ANALISIS UJI MIKROBIOLOGI DAN LOGAM BERAT PADA SCRUB BERBAHAN DASAR KAPUR SIRIHABSTRAKKapur sirih dibuat dari pengolahan batu kapur hasil pembakaran yang direndam dalam air dalam waktu satu sampai dua minggu sampai hancur dan berbentuk seperti pasta. Kapur sirih ini pada zaman dahulu digunakan oleh para orang tua sebgai campuran ramuan untuk merawat gigi.sedangkan pada pengobatan-pengobatan tradisional juga digunakan sebagai obat mengatasi gusi bengkak,bisul,masalah haid serta penyakit kulit seperti menghilangkan jerawat, menghilangkan bau badan serta memutihkan ketiak. Atas dasar itulah penelitian ini menggunakan bahan dasar kapur sirih agar bisa digunakan sebagai alternatif pemanfaatan kapur sirih. Pembuatan scrub di buat dengan bahan dasar kapur sirih dicampur dengan bahan lain seperti beras, minyak zaitun, minyak lavender,metil paraben,dan air jeruk nipis. Scrub dibuat dengan variasi penambahan kapur sirih. Dari formulasi yang dibuat kemudian diamati yang paling bagus berdasarkan pengamatan organoleptik dan dilakukan beberapa uji. Uji mikrobiologi sampel menunjukkan bahwa hasil dari Uji Angka Lempeng Total sebesar 5,0 x 105 Cfu/g dan Angka Kapang Khamir sebesar 1,6 x 104 Cfu/g tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh BPOM. Sedangkan cemaran bakteri Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Candida albicans serta cemaran logam berat Pb dan Hg adalah negatif.Kata Kunci : Kapur sirih, Scrub dan Mikrobiologi ANALYSIS OF MICROBIOLOGY AND HEAVY METALS TEST IN SCRUB FROM LIME BETELABSTRACTLime betel made from the processing of limestone combustion results are immersed in water within one to two weeks until destroyed and shaped like a paste. This Lime betel is used in the past by the parents sebgai mix of ingredients to treat teeth. While on traditional treatments are also used as a remedy to overcome swollen gums, boils, menstrual problems and skin diseases such as eliminating acne, eliminate body odor and whiten armpits. On that basis this research using the basic ingredients of Lime betel to be used as an alternative utilization of Lime betel . Preparation of scrubs made with basic ingredients of lime betel mixed with other ingredients such as rice, olive oil, lavender oil, methyl paraben, and lime juice. Scrub made with variations of addition of Lime betel . From the formulation made then the best observed based on organoleptic observation and conducted several tests. The sample microbiological test showed that the results from the Total Plate Numbers Test of 5.0 x 105 Cfu / g and the Kapang Khamir Figures of 1.6 x 104 Cfu / g did not meet the requirements set by BPOM. While bacterial contamination Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Candida albicans and heavy metal contamination Pb and Hg is negative. Key Words: Lime betel, Scrub,Microbiology
Penelitian yang berjudul analisis faktor-faktor aspek material dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terdampak pandemi Covid-19 di proyek satuan kerja Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Jawa Timur ini bertujuan mengetahui faktor-faktor SDM apa saja yang terdampak pandemi Covid-19 di Proyek Satuan Kerja BTP Jawa Timur. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengunakan analisis statistika dengan analisis faktor . Metode pengumpulan data yang digunakan adalah menggunakan kuisioner dengan jumlah responden sebanyak 30 orang yang merupakan pekerja proyek pada satuan kerja BTP Jawa Timur pada masa pandemi Covid-19 . Pengolahan data dilakukan dengan program SPSS versi 24.0. Aspek yang dianalisis dalam penelitian ini adalah aspek Material dan SDM. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa faktor pada aspek SDM yang dominan terdampak pandemi Covid-19 di proyek satuan kerja BTP Jawa Timur adalah ketersediaan tenaga kerja. Sedangkan faktor pada aspek material yang dominan terdampak adalah proses mobilisasi peralatan dan alat berat
HIDROLISIS POLISAKARIDA XILAN JERAMI MENGGUNAKAN LARUTAN ASAM KUAT UNTUK BAHAN DASAR PRODUKSI BIOETANOL ABSTRAKHidrolisis merupakan proses pemecahan polisakarida (gula kompleks) menjadi polimer yang lebih sederhana, mengingat syarat utama dari proses fermentasi untuk produksi bioetanol adalah gula monomer atau dimer. Polisakarida yang digunakan yakni hasil pretreatment dan ekstraksi jerami. Penggunaan cara kimiawi pada proses hidrolisis ini bertujuan untuk mendapatkan hasil yang optimum dengan waktu yang singkat. Metode penelitian yang digunakan adalah hidrolisis asam dengan membandingkan dua jenis larutan asam kuat yaitu asam sulfat (H2SO4) dan asam klorida (HCl) dengan konsentrasi masig-masing sebesar 0.5 N. Hidrolisis dilakukan dalam kondisi pada suhu 115 0C selama 60 menit pada tekanan 1 atm. Gula sederhana yang dihasilkan telah diuji dengan uji gula total, dengan hasil bahwa gula pereduksi diketahui dari selisih gula total pada kontrol tanpa perlakuan. Uji gula total dilakukan menggunakan metode Dubois, pengujian ini dilakukan pada hasil optimum dari hidrolisis yaitu asam klorida (HCl). Sampel yang diujikan yaitu, xilan (XI) dan kontrol (-) xilan (k-x). Analisis gula total menghasilkan sebanyak 2.906 mg/L untuk XI, sebanyak 728 mg/L untuk (k-x) dengan hasil bahwa perolehan gula pereduksi sebesar 2.124 mg/L. Selisih hasil gula total yang diperoleh antara perlakuan dan kontrol mengindikasikan bahwa proses hidrolisis berhasil mendapatkan gula pereduksi.Kata kunci: gula kompleks, hidrolisis asam, gula sederhana, gula pereduksi dan gula total. HYDROLYSIS OF POLYCOXARIDA XYLANE STRAW USING STRONG ACID ACID SOLUTION FOR BASIC MATERIALS OF BIOETANOL PRODUCTION ABSTRACTHydrolysis is the process of breaking polysaccharides (sugar complexes) into simpler polymers, considering the main requirements of the fermentation process for bioethanol production are monomeric or dimeric sugars. The polysaccharides used are the results of pretreatment and extraction of straw. The use of chemical methods in the hydrolysis process aims to obtain optimum results with a short time. The research method used is acid hydrolysis by comparing two types of strong acid solutions namely sulfuric acid (H2SO4) and hydrochloric acid (HCl) with a concentration of each of 0.5 N. Hydrolysis is carried out under conditions at a temperature of 115 0C for 60 minutes at a pressure of 1 atm. The simple sugar produced was tested with a total sugar test, the result of the reducing sugar was known from the total sugar difference in the control without treatment. The total sugar test was carried out using the Dubois method, this test was carried out on the optimum results of hydrolysis, namely hydrochloric acid (HCl). The sample tested were, xylan (XI) and control (-) xylan (k-x). Analysis of total sugar yielded as much as 2,906 mg / L for XI, as much as 728 mg / L for (k-x) the result of the acquisition of reducing sugars was 2,124 mg / L. The difference of the result total sugar produced between treatment and control indicates that the hydrolysis process succeeded in obtaining reducing sugars.Keywords: complex sugar, acid hydrolysis, simple sugar, reducing sugar and total sugar
This research tried to compare Digital Elevation Model (DEM) results from UAV Drone Survey with online DEM with a study case a railway route planning from Semarang to Demak in Central Jawa. The terrain model was resulted by Agisoft Metashape software and was compared to DEM from GoogleEarth, BING, SRTM, ASTERGDEM and DEMNAS by using Global Mapper sofware. The comparison was conducted by generating contour drawing for each model, along with graphical and statistical analysis. The results shown that the DEM Model from UAV Drone Survey result can meet the standard accurcy needed. The result of comparison from other the online DEM resulted that DEMNAS and ASTER GDEM have the stronges correlation among other DEM resources. The finding suggested for a carefull consideration to use open source DEM Data for perelyminary design odr Detail Engineering Design, especially for railway infrastructure project.
PERBANDINGAN YIELD NERACA MASSA HASIL PRETREATMENT TIGA JENIS LIMBAH LIGNOSELULOSA DALAM MEMPRODUKSI POLISAKARIDA MENGGUNAKAN TEKNIK KIMIAWI ABSTRAKLimbah lignoselulosa merupakan jenis limbah yang mengandung lignin, selulosa dan hemiselulosa (xilan). Pada lignoselulosa, senyawa yang dapat dimanfaatkan adalah hemiselulosa dan selulosa, sedangkan lignin dihilangkan. Hemiselulosa dan selulosa sebagai polisakarida dapat digunakan sebagai substrat dalam produksi enzim maupun hidrolisis secara kimia, proses tersebut dilakukan untuk mendapatkan gula yang lebih sederhana. Penelitian sebelumnya telah dilakukan ekstraksi xilan dari ampas tebu, hasil samping dari ekstraksi tersebut adalah selulosa. Oleh karena itu, penelitian ini telah membandingkan hasil ekstraksi xilan dan selulosa dalam satu jenis limbah dan membandingkan hasil keduanya diantara 3 jenis limbah lignoselulosa menggunakan metode yang sama. Penelitian ini bertujuan untuk mengekstraksi polisakarida xilan dan selulosa yang terkandung di dalam limbah ampas tebu, tongkol jagung dan jerami padi. Metode penelitian yang digunakan adalah pretreatment secara kimiawi yakni delignifikasi dengan 1 % NaOCl (v/v), ekstraksi xilan dan selulosa dengan metode alkali menggunakan 15 % NaOH pekat dan purifikasi xilan dengan 4% NaOH (v/v). Adapun target yang telah dicapai adalah perolehan polisakarida terbanyak akan digunakan sebagai bahan utama untuk memproduksi enzim. Hasil perolehan yield pada masing-masing neraca massa menunjukkan bahwa, jumlah rendemen xilan terbanyak yaitu jerami sebanyak 110 g dengan penurunan massa dari proses sebelumnya sebesar 61,5%, sedangkan untuk rendemen selulosa diperoleh juga oleh jerami yaitu sebanyak 330 g dengan penurunan massa dari proses sebelumnya sebesar 39,5% . Hal tersebut menunjukkan bahwa jumlah terbanyak pada rendemen xilan berbanding lurus dengan jumlah selulosa. Kesimpulan tersebut di perkuat dengan hasil pada dua jenis limbah lainnya, yakni berbanding lurus. Perolehan rendemen hasil purifikasi terbanyak yaitu ampas tebu (bagas) sebesar 86 gr dengan persentase penurunan massa hanya sebesar 14%.Kata kunci: Lignoselulosa, Delignifikasi, Ekstraksi, Xilan, Selulosa. COMPARISON OF YIELD BALANCE MASS RESULT OF PRETREATMENTT THREE TYPES OF LIGNOSELULOSA WASTE IN PRODUCING POLYSACCHARIDE USING CHEMICAL ENGINEERINGABSTRACTLignocellulosic waste is a type of waste containing lignin, cellulose and hemicellulose (xylan). In lignocellulose, the compounds that can be utilized are hemicellulose and cellulose, whereas lignin is removed. Hemicellulose and cellulose as polysaccharides can be used as substrates in the production of enzymes and hydrolysis chemically, the process is carried out to obtain simpler sugars. In a previous research, the extraction of xylan from bagasse, a by-product of the extraction, was cellulose. Therefore, this research compared the results of xylan and cellulose extraction in one type of waste and compare the results of the two between 3 types of lignocellulosic waste using the same method. This research aims to extract polysaccharide xylan and cellulose contained in waste bagasse, corn cob and rice straw. The research method used was chemical pretreatment ie delignification with 1% NaOCl (v/v), xylan extraction and cellulose by alkali method using 15% concentrated NaOH and purification of xylan with 4% NaOH (v/v). The target to be achieved is the acquisition of the most polysaccharides will be used as the main ingredient for producing enzymes. The yield of mass balance shows that the highest amount of xylan content is 110 g with the mass decrease from the previous process of 61.5%, while for cellulose rendemen is also obtained by straw as much as 330 g with the decrease of mass from process previously amounted to 39.5%. This shows that the largest amount of xylan content is proportional to the amount of cellulose. The conclusions are reinforced with the results of two other types of waste, which are directly proportional. The highest yield of purification result is bagasse equal to 86 gr with percentage of mass decrease only 14%.Keywords: Lignocellulose, Delignification, Extraction, Xylan, Cellulose.
Kereta Api merupakan salah satu moda transportasi penumpang atau barang yang cukup diminati karena mempunyai karakteristik pengangkutan secara massal dan keunggulan dibanding moda transportasi lain. Kecelakaan kereta api seringkali terjadi di indonesia khususnya di perlintasan sebidang dikarenakan faktor seperti sarana perkeretaapian, prasarana perkeretaapian, SDM operator, eksternal dan faktor alam. Oleh karena itu maka perlu adanya pembentukan budaya keselamatan baik di dalam penyelenggaraan perkeretaapian dan pada masyarakat sebagai tindakan preventif salah satunya dengan melakukan sosialisasi simbol dan semboyan perkeretaapian di perlintasan sebidang agar pemahaman masyarakat terhadap hal tersebut dapat meningkat sehingga diharapkan dapat menimbulkan budaya keselamatan pada masyarakat dalam hal perkeretaapian. Kegiatan dilakukan di SD Muhammadiyah Barat Magetan. Sosialisasi diberikan dengan memberikan paparan materi tentang perlintasan sebidang, simbol –simbol dan semboyan perkeretaapian,dilakukan tanya jawab dan tes pemahaman secara acak. Dari hasil diskusi dan tes pemahaman tersebut, masyarakat khususnya siswa SD lebih tahu serta memahami semboyan dan simbol perkeretaapian di perlintasan sebidang.
Naiknya peran batubara jangka panjang sebagai penyedia dominan cadangan energi merupakan salah satu permasalahan yang dapat merusak lingkungan. Salah satu inovasi yaitu pemanfaatan limbah batubara yang dapat digunakan sebagai bahan campuran pembuatan batako. Pembuatan batako oleh kelompok pengrajin konvensional umumnya masih menggunakan semen sebagai bahan campuran. Limbah batubara (fly ash) sering dimanfaatkan sebagai pengganti bahan campuran batako, paving block ataupun yang lainnya. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat mengenai penggunaan fly ash sebagai bahan campuran semen dalam pembuatan batako. Kegiatan yang dilakukan yaitu diskusi dengan upaya peningkatan pemahaman melalui praktek langsung. Pengabdian masyarakat berlokasi di Jalan Raya Madiun, Pagotan Geger, Kabupaten Madiun. Partisipasi pengarajin batako dalam pelatihan sangat antusias serta aktif dalam mengikuti seluruh kegiatan dikarenakan dalam pelatihan ini dapat memberikan ilmu pengetahuan baru terkait pemanfaatan fly ash untuk dijadikan produk batako sehingga mendapatkan kualitas yang lebih baik dan lebih kuat. Hasil pelaksanaan pengabdian masyarakat dapat ditarik kesimpulan antara lain: (1) Mitra memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam pengolahan limbah abu terbang khususnya fly ash dalam pembuatan batako; (2) Pembuatan batako dari fly ash ini mendukung program pemerintah dalam mengurangi limbah batu bara; (3) Pemanfaatan abu terbang (fly ash) untuk bahan tambahan batako akan dapat memperkecil serta meminimalkan biaya produksi.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.