Hipertensi derajat II tidak terkontrol dapat beresiko menimbulkan krisis hipertensi dan penyakit kardiovaskular lain, serta menurunkan kualitas hidup penderita. Oleh karena itu, kontrol terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup penderita hipertensi derajat II diperlukan untuk mencegah terjadinya krisis hipertensi dan komplikasi kardiovaskular lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hidup penderita hipertensi derajat II dengan mengimplementasikan studi analitik observasional yang dilakukan pada pasien hipertensi rawat jalan di Poliklinik Umum Puskesmas Dinoyo Kota Malang selama bulan Mei sampai Juli 2014. Subjek dipilih sesuai dengan kriteria hipertensi derajat II dan yang telah mengisi blanko Informed Consent. Data tentang kepatuhan terapi dan kualitas hidup diperoleh dari hasil wawancara masing-masing pasien dengan menggunakan kuisioner MMAS (Morisky Medication Adherence Scale) dan SF-36 (Short Form-36). Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup penderita hipertensi derajat II lainnya dikaji dan dianalisa dengan analisis jalur (Path Analysis). Berdasarkan hasil analisa jalur, ditemukan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh langsung terhadap kualitas hidup berturut-turut adalah kepatuhan terapi (r=0.401; p=0.000), tingkat ekonomi (r=0.257; p=0.009) dan jenis antihipertensi (r=0.159; p=0.016). Kepatuhan terapi sendiri juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tingkat ekonomi (r=0.239; p=0.004) dan tingkat pendidikan (r=0.237; p=0.000). Jadi, faktor ekonomi dan pendidikan merupakan faktor yang paling dominan dalam menentukan kepatuhan terapi yang kemudian berdampak kepada kualitas hidup.
Cedera kepala merupakan salah satu kasus trauma yang memerlukan perhatian khusus dalam resusitasi cairan. Jumlah dan jenis cairan yang digunakan dalam proses resusitasi cedera kepala harus diperhatikan secara cermat, cairan yang digunakan harus mampu mengontrol tekanan intrakranial (TIK) otak, dapat mengurangi edema otak dan tidak menimbulkan efek samping bagi organ tubuh yang lain. Jenis dan jumlah cairan resusitasi pada kasus cedera kepala masih menjadi topik kontroversial sehingga literatur mengenai cairan resusitasi pada kasus cedera kepala masih terbatas. Artikel berikut ini akan menyajikan jenis dan jumlah cairan yang tepat untuk resusitasi cedera kepala berdasarkan review hasil penelitian terkait yang disajikan dalam EBSCO, PROQUEST, CENGANGE dalam rentang 10 tahun terakhir. Kata kunci yang digunakan adalah ‘fluid resusication’, ‘intracranial pressure’, ‘head injury’, ‘traumatic brain injury’, ‘head trauma’. Artikel diseleksi berdasarkan kesesuaiannya dengan tujuan yakni mengidentifikasi jenis dan jumlah cairan resusitasi. Hasil review menunjukkan bahwa tidak ada suatu jenis cairan resusitasi ‘ideal’ yang dapat digunakan untuk semua kasus trauma. Metode pemberian cairan (waktu, volume dan tujuan yang diharapkan) lebih penting dibandingkan dengan jenis cairan itu sendiri. Hypertonis saline solution (HTS) menjadi salah satu jenis cairan resusitasi yang dapat digunakan dengan beberapa pilihan dosis sebagai berikut: 3% HTS 3ml/kg secara IV selama 10-20 menit; dua bolus 250ml 5% HTS atau 500ml 3% HTS; 4-5ml/kg HTS. HTS sebagai cairan resusitasi cedera kepala unggul dalam menurunkan edema otak dan tidak menimbulkan efek berbahaya bagi organ lain (renoprotective agent).
Third degree burn is a special wound cause consist of eschar for a long time. Kept eschar in third degree burn will delay healing procces. That is why eschar should be disapper by debridement process. Mechanical debridement used in this research. The aim of this research is to know the differences between mechanical debridement 24 hour and 48 hour in healing acceleration. This research is a true experimental by using post test only control group design. The samples was selected by simple random sampling and was divided into three groups, each group consist of six rats, they are 24 hour group, 48 hour group and control group. The data was analyzed by one-way ANOVA then followed by Post Hoc LSD. The one way ANOVA result p = 0,018 (p < 0,05) so there was a significant difference between control group and experimental groups. But the Post Hoc LSD results p = 0,123 ( p > 0,05) so there was no significant difference between 24 hour group and 48 hour group in healing acceleration. For further researchers, it is suggested to use microscopic technique to know the effect of mechanical debridement in healing acceleration. ABSTRAKLuka bakar derajat III merupakan luka yang unik karena terdapat sejumlah besar eskar yang tetap berada pada tempatnya dalam waktu yang lama. Eskar yang tetap dipertahankan akan menghambat penyembuhan luka. Oleh karena itu eskar harus dihilangkan melalui proses debridemen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kecepatan penyembuhan luka antara debridemen mekanik 24 jam dan 48 jam paska luka bakar derajat III. Penelitian ini merupakan penelitian murni (true eksperimental) dengan rancangan post test only control group design. Sampel dipilih secara simple random sampling yang dibagi dalam 3 kelompok masing-masing 6 ekor tikus, yaitu kelompok 24 jam, kelompok 48 jam dan kelompok kontrol. Uji statistik yang digunakan adalah one way ANOVA kemudian dilanjutkan uji Post Hoc LSD. Hasil uji one way ANOVA nilai p = 0,018 (p < 0,05) sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan signifikan rata-rata lama penyembuhan luka pada ketiga kelompok.
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah arterial yang abnormal. Secara etiologi, hipertensi terdiri dari hipertensi primer dan sekunder. Hipertensi primer adalah suatu kondisi saat penyebab sekunder dari hipertensi tidak ditemukan. Terapi nonfarmakologis harus diberikan kepada semua pasien hipertensi. Intervensi terapi nonfarmakologis yang menarik untuk dikaji pada pasien hipertensi primer adalah terapi menggunakan hipnosis (medical hypnosis). Hipnosis menarik untuk diteliti karena aman, meminimalkan biaya dan telah didukung penelitian. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi efek hipnosis terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi primer yang menjalani rawat jalan di Poliklinik Jantung RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto. Desain penelitian menggunakan Quasi eksperimental with pre-post control group. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan simple random sampling. Instrumen penelitian karakteristik responden menggunakan kuesioner, tingkat kecemasan diukur menggunakan 100mm Visual Analog Scale(VAS), observasi tingkat sugestibilitas menggunakan Stanford Hypnosability Sugestibility Scale Form C (SHSS Form C). Tekanan darah sebelum dan setelah intervensi diukur menggunakan tensimeter raksa. Data dianalisis menggunakan t test dan analisis korelasi regresi linear.
Asthma is a disease of the respiratory tract that can be caused by multifactor. Psychological stress may be one trigger of asthma attacks. One of the psychological therapies that can be performed on patients with asthma is guided imagery. The method used in this study is a literature review as a basis for research to be conducted. The study of literature shows that there is a positive effect of guided imagery therapy against one of the lung function parameters forced expiratory lung capacity (force expiratory volume / FEV). Complementary therapies guided imagery is in line with medical treatment by other health care team to achieve optimal patient conditions
Good management of head injuries can improve patient survival. Examination of peripheral oxygen saturation (SpO2) is a procedure performed at the primary survey. This study aims to predict the survival rate of head injury patients with the SpO2 value. The method used was a prospective study with a cohort design. Samples were head injury patients who came to the ER without comorbidities. The instruments used were the Revised Trauma Score (RTS) and Oximetry. Patients who arrived at the ER were measured for their SpO2 levels, treated according to SOP, and 6 hours later, the survival rates were assessed. The sampling technique used was purposive sampling. The statistical test used is Somers’d Correlation Test. The sample consisted of 46 head injury patients with SpO2 in a good category of 30 (65.2%) and good survival of 32 (69.6%). SpO2 had a strong correlation with survival (p = 0.00; r = 0.846; RR = 8.16). Patients with good SpO2 were 8.16 times more survive than others. Low SpO2 can be used as an early indicator of tissue hypoxia and related to mortality. The ER nurse should be concerned about the patient's oxygen saturation and ensure that the SpO2 level is in the 95% -100% range.
Abstrak: Nutrisi terbaik untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan bayi pada 6 bulan pertama adalah ASI. ASI memiliki peran penting dalam proses perkembangan bayi baik perkembangan kognitif, sensorik maupun motorik. ASi juga memberikan perlindungan terhadap infeksi dan penyakit kronis. Fenomena yang ada masih banyak Ibu yang mengalami kendala dalam pemberian ASI secara eksklusif khususnya pada ibu bekerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi pengalaman menyusui yang tidak efektif pada ibu bekerja di Desa Pucangsongo. Desain penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Data penelitian ini didapatkan dari hasil wawancara terhadap lima ibu bekerja dan satu bidan. Triangulasi data selain dengan wawancara juga dilakukan dengan menelaah dokumen Pucangsongo Polindes. Analisis data dilakukan dengan melakukan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan kendala yang dihadapi oleh ibu bekerja dalam pemberian ASI eksklusif antara lain ketersdiaan sarana dan prasarana untuk menyusui di tempat kerja, kesibukan selama bekerja , belum adanya kebijakan perusahaan yang memberikan waktu yang cukup bagi ibu untuk memerah ASI. Tenaga kesehatan seperti bidan juga mempengaruhi pemberian ASI secara ekskluif. Tenaga kesehatan memiliki peran yang sangat penting dalam melindungi, memajukan, dan mendukung usaha menyusui dan harus dilihat dari keterlibatannya yang luas dalam aspek sosial.Kata kunci : ibu bekerja, menyusui, pengalaman
Purpose: The well-being of the elderly can be reflected in their health condition, both physically, spiritually, and socially which enables everyone to live productively socially and economically. Modern lifestyles have changed human attitudes and behavior, including diet, smoking, consumption of alcohol, and drugs as a way of life so that people with degenerative diseases (diseases caused by decreased organ function) are increasing and life-threatening. The purpose of this community service is in the form of screening for Body Mass Index in the elderly. Methodology: The method used is measurement and examination as well as providing education. Methods for measuring Body Mass Index and conducting counseling about healthy lifestyles for the elderly in Tlogomas village. Results: The results of the screening conducted, of the 55 participants who took part in the examination, found 19 people had frequent activities, 11 people had problems related to physical activity with rarely doing activities, and 15 people had problems very rarely doing activities. Conclusions: This Community Service Program runs smoothly and can provide benefits to the community. The results of this Community Service Program can be used as a reference for improving the health status of the elderly. Limitations: The area for community service is limited to the Tlogomas area. Contribution: This research is useful for the elderly in improving a healthy lifestyle in the gerontological area.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.