Latar Belakang: HIV merupakan virus penyebab AIDS yang merusak sistem kekebalan tubuh manusia dan menjadi target Sustainable Development Goals (SDGs) untuk dieradikasi pada tahun 2030. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui pemberian pelatihan konselor sebaya tentang HIV/AIDS pada remaja desa.Tujuan: Mengetahui pengaruh pelatihan konselor sebaya terhadap pengetahuan dan keterampilan remaja dalam memberikan konseling HIV/AIDS.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian quasy experimental dengan rancangan one group pre test and post test design. Subyek penelitian ini adalah remaja karang taruna di Desa Purwobinangun, Sleman sebanyak 38 orang. Penelitian dilaksanakan pada bulan November hingga Desember 2017. Pengumpulan data dilakukan secara cluster sampling dengan menggunakan kuesioner pengetahuan tentang HIV/AIDS dan observasi keterampilan konseling HIV/AIDS sebelum dan sesudah pelatihan. Analisis data dilakukan dengan menggunakan dependent t-test dan regresi linier ganda.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan secara signifikan antara sebelum dan sesudah diberi pelatihan dengan p = 0,000; nilai t hitung sebesar 8,72 dan terdapat perbedaan keterampilan secara signifikan sebelum dan sesudah diberi pelatihan dengan selisih rata-rata p = 0,000; nilai t hitung sebesar 13,79. Hasil uji regresi linier ganda menunjukkan bahwa faktor luar berupa jenis kelamin, pendidikan, dan paparan informasi secara simultan memiliki pengaruh sebesar 9,5% terhadap peningkatan pengetahuan dan 6,3% terhadap peningkatan keterampilan remaja.Kesimpulan: Terdapat perbedaan pengetahuan dan keterampilan remaja setelah diberikan pelatihan konselor sebaya tentang HIV/AIDS.
Background:The Large-Scale Social Restriction Policy (PSBB) was implemented in DKI Jakarta to reduce the spread of COVID-19 due to its highest ranked case in Indonesia. A monitoring program for Maternal and Child Health (MCH) as well as Family Planning (FP) at Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) of West Jakarta was conducted during the pandemic. This study was done to describe the impact of the COVID-19 pandemic towards MCH and FP services, as a basis for policy analysis and recommendations for recovery or risk mitigation program on COVID-19. Subjects and Method: This is a mixedmethod study with deductive sequential design. Four indicators of the quantitative data was obtained from routine data on the Pulih Covid dashboard and analysed using SPSS version 26 become a control chart which was visualised into graphs, while the qualitative data was obtained to investigate the reasons of changing trends from quantitative data as the impact of COVID-19 on maternal health services using indepth interviews with responsible officers in Sudinkes of West Jakarta. Results: In the indicators of visiting pregnant women (K1 and K4), delivery process assisted by health personnel, and MCH services carried out at health facilities in West Jakarta were beyond the control showed by there were no direct points above or below the median line. As with the trend, the four data showed no trend and zigzag pattern starting from the third data (March 2018) to the 26 th data (January 2020) on the entire control chart. Conclusion: COVID-19 impacted the decrease number of pregnant women's visits, which coincided with the emergence of the first confirmed positive case of COVID-19 in West Jakarta. A digital monitoring system to guide the problematic patients had ever implemented, therefore, recommendation proposed in this study was the reactivation of the digitalisation on maternal health monitoring system in West Jakarta.
Virus Covid-19 telah menyebar ke seluruh dunia dengan kecepatan yang mengkhawatirkan, menginfeksi jutaan orang dan menyebabkan gangguan ekonomi dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ada jutaan keluarga kurang mampu di Indonesia yang mengharapkan bantuan pemerintah selama pandemi. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi proses penyaluran bantuan sosial yang diberikan pemerintah Indonesia di masa pandemi Covid-19. Survei cepat secara daring dilakukan pada 279 responden dari 12 provinsi di Indonesia. Wawancara pada 7 informan dilakukan untuk memperkuat hasil survei cepat dan merupakan bentuk triangulasi metode. Hasil penelitian mendapatkan sebagian besar responden merasa penyaluran bantuan sosial di masa pandemi belum transparan dan belum tepat sasaran, antara lain disebabkan oleh terpisahnya alokasi anggaran di beberapa kementerian, serta kurang akurat dan belum terintegrasinya data. Penguatan peran pemerintah daerah dan keterlibatan organisasi kemasyarakatan serta adanya fleksibilitas penyesuaian bentuk bansos dan mekanisme pemberian bansos sesuai dengan kebutuhan lokal atas inisiatif kepemimpinan di daerah-daerah masing-masing merupakan rekomendasi penelitian ini.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.