Background: Nutrition education is one method to change the knowledge and attittude of nutrition on school children.The study aimed to see the effect of nutrition education on knowledge and attitude of nutrition among school children.Methods: The study was one group pre-post test design of a quasi experimental design. Subjects were 99 schoolchildren randomly selected through multi stage sampling method among the 4th, 5th, and 6th graders. They were givennutrition education using posters and pocket books in children meeting for three months. The data of knowledge andattitude were collected through interview using structure questionares. The differences in knowledge attitude andpractice of of nutrition among school children were tested by wilcoxon test.Results: The mean of knowledge about nutrition among school children before nutrition education is 66,45±9,6%increasing to 71,61±9,3% after nutrition education. Median of attitude before nutrition education is 70,31% increasingto 75% after nutrition education. The result showed that there was an effect of nutrition education on knowledge andattitude of school children.Conclusion: Nutrition education can improve knowledge and attitude of school children.
BackgroundThis study aims to evaluate the association and dose-response between triglyceride-glucose (TyG) index and breast cancer.MethodThis is a multicenter case-control study conducted in six public referral hospitals in Indonesia. Cases are individuals aged 19 years or above who were diagnosed with breast cancer within 1 year of diagnosis, based on histopathology and immunohistochemistry. Controls were recruited from corresponding hospitals. TyG index was determined by the formula: ln (fasting TG [mg/dl] × fasting glucose [mg/dl]).ResultsThere were 212 participants in the breast cancer group and 212 participants in the control group. TyG index was higher in patients with breast cancer (median 8.65 [7.38, 10.9] vs. 8.30 [7.09, 10.84], p < 0.001). When compared with TyG quartile of Q1, Q4 was associated with an OR of 2.42 (1.77, 3.31), p < 0.001, Q3 was associated with an OR of 1.53 (1.21, 1.93), p < 0.001, Q2 was associated with an OR of 1.39 (1.12, 1.73), p = 0.002 for the risk of breast cancer. The dose-response relationship was nonlinear (p < 0.001). On univariate analysis, smoking (OR 2.15 [1.44, 3.22], p < 0.001), use of contraception (1.73 [1.15, 2.60], p = 0.008), alcohol consumption (OR 2.04 [0.96, 4.35], p = 0.064), and TyG Index >8.87 (OR 3.08 [1.93, 4.93], p < 0.001) were associated with risk of breast cancer. Independently associated with increased risk of breast cancer included smoking (OR 1.93 [1.23, 3.01], p = 0.004), use of contraception (OR 1.59 [1.02, 2.48], p = 0.039), and TyG Index >8.87 (OR 2.93 [1.72, 4.98], p < 0.001)ConclusionTyG index was associated with breast cancer in a nonlinear dose-response fashion.
Latar belakang. Angka kesakitan diare pada balita di negara berkembang masih tinggi. Pada beberapa penelitian terbukti efek seng dan probiotik masing masing dalam mencegah diare dapat menurunkan angka kejadian. Namun pemberian secara bersamaan belum banyak diketahui. Tujuan. Membuktikan pengaruh suplementasi seng dan probiotik secara bersamaan pasca perawatan diare akut pada anak terhadap kejadian diare berulang. Metode. Penelitian kohort prospektif lanjutan Studi I "Pengaruh suplementasi seng dan probiotik terhadap durasi diare akut cair anak", selama 3 bulan. Subjek adalah 75 anak usia 6-24 bulan pasca rawat diare akut cair di RS Dr. Kariadi Semarang. Pengelompokkan dilakukan secara acak menjadi 4 kelompok, kelompok I hanya mendapat terapi baku tanpa suplementasi, kelompok II mendapat suplementasi seng, kelompok III diberikan suplementasi probiotik, dan kelompok IV kombinasi seng-probiotik. Setiap kelompok mendapat terapi baku, rehidrasi, dan dietetik. Uji statistik menggunakan analisis kesintasan untuk mengetahui kejadian diare berulang, uji Kruskal Wallis untuk perbedaan frekuensi dan lama diare. Hasil. Kelompok suplementasi seng-probiotik bersamaan memiliki rerata survival diare berulang terlama yaitu 10,94 minggu (CI 95% 9,24 -12,65), dibanding kelompok lainnya, meskipun secara statistik tidak berbeda bermakna (p=0,892). Frekuensi maupun lama diare berulang keempat kelompok pada bulan pertama, kedua dan ketiga pasca suplementasi secara statistik tidak berbeda bermakna. Kesimpulan. Pemberian suplementasi seng-probiotik bersamaan berpengaruh dalam memberikan rerata perlindungan terhadap terjadinya diare berulang lebih lama. Tidak terdapat perbedaan bermakna dalam rerata survival diare berulang, lama dan frekuensi diare berulang di antara keempat kelompok. Sari Pediatri 2011;13(2):96-104.Kata kunci: suplementasi seng, probiotik, diare berulang
Introduction. Achievement of energy target in critically ill Covid-19 patients in Intensive Care Unit (ICU) is challenging. This study was aimed to depict the possibility of achieving energy target and its determinants in critically ill Covid-19 patients. Methods. A cross sectional study was conducted in ICU of dr. Kariadi Hospital Semarang, Indonesia. Secondary data were obtained from Covid-19 patients who were in ICU for minimum 3 days, from March to December 2020. Data collected included age, sex, Body Mass Index (BMI), comorbidities, Modified Nutrition Risk in Critically Ill (mNUTRIC) score, energy intake, route of nutrition delivery (enteral or combination of enteral and parenteral nutrition), lactate status, ICU length of stay (LOS), duration of mechanical ventilator and mortality. Risk Prevalence calculations were conducted to measure risks. Variables with significant associations and p< 0.25 were included in multiple logistic regression. Results. A total of 188 subjects were included in the analysis. Most patients were male (62.8%) and obese (61.8%). As much as 56.9% patients were able to achieve energy target of 20 kcal/kgBW on day 3 of ICU stay. Those with low risk mNUTRIC score and nutrition delivery was through enteral and parenteral route were more likely to achieve target energy of 20 kcal/kgBW in the first 3 days in the ICU. Conclusions. Achieving energy target of 20 kcal on day 3 of ICU stay for critically ill Covid-19 patients is feasible. Low mNutric score and nutrition delivery through enteral and parenteral route were two determinants for the achievement.
Latar Belakang: Banyaknya kejadian malnutrisi pada pasien di rumah sakit sering tidak teratasi dengan baik. Menurut penelitian tahun 2002, terjadi penurunan status gizi pada pasien sebesar 28,2% selama dirawat di rumah sakit. Proses Asuhan Gizi Terstandar sebagai bentuk pelayanan gizi merupakan hal yang berperan dalam penyembuhan pasien sehingga diperlukan penelitian terhadap subjek penelitian. Metode: Penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan indepth interview, observasi partisipasi dan data sekunder. Keabsahan data dilakukan dengan triangulasi data, penguraian detail hasil penelitian, auditing dengan pembimbing, dan konfirmasi hasil penelitian pada subjek penelitian. Hasil: Proses asuhan gizi terstandar (PAGT) belum dilakukan secara optimal. Dietisien mengharapkan PAGT dapat disederhanakan. Saat assessmen gizi, dietisien belum secara detail mengumpulkan data fisik pasien, penentuan diagnosis gizi belum tepat, di beberapa ruangan diagnosis gizi tidak dilakukan oleh dietisien, intervensi gizi dan monitoring-evaluasi sudah dilakukan dengan baik. Faktor internal yaitu pengetahuan PAGT dietisien baik tapi motivasi yang mereka miliki belum cukup mampu untuk menjadikan dietisien menerapkan matriks pada diagnosis gizi. Faktor eksternal yaitu kebijakan rumah sakit tentang penegakkan diagnosis gizi belum dicantumkan dan kolaborasi antar tenaga kesehatan sudah berjalan. Kesimpulan: Pelaksanaan PAGT harus didukung dari kebijakan rumah sakit atau lembaga berwenang lainnya, profesi kesehatan lain dan pemahaman dietisien tentang metode PAGT.
Malnutrisi di rumah sakit merupakan hal penting yang seringkali terlewatkan pada penanganan pasien. Prevalensi yang sangat tinggi, komplikasi yang bervariasi tingginya mortalitas dan biaya yang harus ditanggung akibat malnutrisi mengharuskan penanganan yang bersifat multidisiplin dan terintegrasi pada pasien dengan malnutrisi atau berisiko malnutrisi. Kendala yang dihadapi pada penatalaksanaan pasien malnutrisi di rumah sakit adalah belum tersedianya protokol atau kurangnya komunikasi antar pengelola pasien baik dokter termasuk dokter spesialis gizi, ahli gizi, perawat maupun ahli farmasi. Pembentukan tim terapi gizi diharapkan dapat mengatasi masalah gizi di rumah sakit dan mendukung terapi medis dokter penanggung jawab pasien.
Disfagia adalah terhambatnya proses perpindahan makanan dan cairan dari mulut ke lambung. Komplikasi disfagia antara lain malnutrisi, dehidrasi, pneumonia aspirasi dan bahkan kematian. Pasien disfagia biasanya mengalami kesulitan mengkonsumsi makanan reguler dengan konsistensi bervariasi. Perubahan tekstur makanan yang sesuai dapat menurunkan risiko pneumonia aspirasi, meningkatkan asupan dan status gizi pasien disfagia. Modifikasi tekstur makanan secara bertahap disesuaikan dengan perkembangan kondisi pasien. Kemampuan menelan pasien diuji berkala sebelum diberikan makanan yang lebih padat konsistensinya. Modifikasi tekstur makanan hendaknya dilakukan tanpa mengubah warna dan cita rasa untuk meningkatkan selera makan pasien. Bentuk dan tekstur makanan yang tersedia di RSUP Dr. Kariadi meliputi makanan biasa, makanan lunak, makanan saring, dan makanan blenderized. Minuman encer berisiko menyebabkan aspirasi pada pasien disfagia. Modifikasi minuman dengan menambahkan pengental akan lebih mudah ditoleransi. Pengental minuman ini belum tersedia di Indonesia, sehingga RSUP Dr Kariadi menggunakan jeli sebagai pengental. Metode yang banyak dipakai untuk mengukur kosistensi makanan untuk pasien disfagia antara lain adalah line spread test dan fork test.
Latar Belakang: Dislipidemia sebagai faktor utama terbentuknya aterosklerosis dan dapat mengakibatkan terjadinya penyakit sirkulasi darah. Dislipidemia merupakan gangguan metabolisme lemak yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lemak dalam plasma. Tempe mengandung protein yang berpengaruh terhadap penurunan kolesterol LDL. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh pemberian tempe kedelai hitam dan tempe kedelai kuning terhadap kolesterol LDL pada penderita dislipidemia.Metode : Penelitian ini merupakan quasi experiment dengan pre test - post test with control group design. Subjek penelitian adalah wanita menopause yang berdomisili di kawasan Puskesmas wilayah Kabupaten Cirebon yang diambil secara consecutive sampling, besar sampel adalah 34 orang yang dibagi secara acak dalam tiga kelompok. Kelompok kontrol tidak diberi tempe, kelompok perlakuan 1 diberikan tempe kedelai hitam dan kelompok perlakuan 2 diberikan tempe kedelai kuning selama 14 hari. Selama intervensi, asupan makan ketiga kelompok diperoleh dengan metode food record dan food recall. Kadar kolesterol LDL diukur sebelum dan sesudah intervensi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Paired t-test, Wilcoxon, Kruskal Wallis serta uji korelasi Speearman pada derajat kemaknaan 5%.Hasil : Pada pemberian tempe kedelai hitam terdapat penurunan kadar kolesterol LDL sebesar 6.1±16.45mg/dl dan pada pemberian tempe kedelai kuning terdapat penurunan kadar kolesterol LDL sebesar 4.9±9.91 mg/dl setelah diberikan intervensi selama 14 hari. Sedangkan pada kelompok kontrol terjadi peningkatan kadar kolesterol LDL sebesar 3.5±19.76 mg/dl. Namun penurunan maupun peningkatan yang terjadi tidak bermakna secara statistik (p<0.05)Simpulan: Terdapat penurunan kadar kolesterol LDL pada pemberian tempe kedelai hitam dan kuning sebesar 150 gram selama 14 hari pada wanita menopause dengan dislipidemia tetapi hasil tersebut tidak bermakna secara statistik.Kata kunci: Tempe kedelai hitam; tempe kedelai kuning; dislipidemia; kolesterol LDL
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
334 Leonard St
Brooklyn, NY 11211
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.