Purpose: This study aims to look at the position of art education for early childhood. Art education for children this age is not only limited to singing or composing existing songs and changing the lyrics. Research Methods: This article is the result of a literature study which is strengthened by interviews with one of the educators who is also an early childhood education activist. The data presented in the form of descriptive text, so the nature of this research is descriptive analysis. Results and Discussion: The results of the study show that art is one aspect of development for early childhood is included in ministerial regulations and curriculum. The things that include in the art development program are the embodiment of an atmosphere for the development of exploration, expression, and appreciation of art in the context of play for early childhood. With the art aspect that has been regulated by the Indonesian government, from an early age children can practice their balance through art because art can inspire feelings and thoughts to be human. Implication: In this case, educators must be sensitive because art is to train sensitivity, such as observing children's responses when they hear music and then moving, observing children's body shapes when moving, and creating fun music and movement activities for early childhood to fill their development at in the golden age.
Tari Jaran Teji adalah tari yang memadukan gerak tari laki dan perempuan yang menggambarkan penyamaran Dewi Sekar Taji dengan putri pendamping ketika mengembara mencari kekasihnya Raden Inu Kerta Pati yang menghilang dari Istananya. Dewi Sekar Taji bersama pendampingnya menyamar menjadi penunggang kuda yang gagah perkasa dan tak ada yang dapat mengenalinya dengan berpakaian laki-laki. Tari Jaran Teji bercirikan gerak yang menirukan binatang kuda. Penciptanya I Wayan Dibia tahun 1985, ia membuat tarian ini terinspirasi dari tari Sanghyang Jaran yang sakral. Gerak-gerak Sanghyang Jaran kemudian dipadukan dengan gerak-gerak tari klasik Bali dan Jawa. Struktur pertunjukan tari kreasi baru Jaran Teji ini dimulai dari Pengawit, Pengawak, Pengecet, dan Pekaad. Proses belajar mengajar di studio perlu dikombinasikan dengan pengembangan pembelajaran pada Mata Pelajaran Seni Budaya pada klas 7 IPS Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Denpasar, dengan metode ceramah dan dilanjutkan demontrasi gerak. Ssiswa mengikuti contoh ragam gerak yang sudah dirancang dan direkam melalui VCD disesuaikan dengan Struktur tarinya. Tari kreasi baru jaran Teji dalam penampilannya berpolakan tradisi dan dikembangkan dengan ekspresi yang dimiliki oleh setiap individu berdasarkan karakter tarian tersebut, dipadukan unsur-unsur tenaga, ruang dan waktu.Jaran Teji dance is a dance that combines dance depicting male and female impersonation daughter Dewi Sekar Taji with a companion when Raden Inu wander looking for his girlfriend who disappeared from Kerta Pati palace. Dewi Sekar Taji together companion posing as a valiant horseman and nobody could recognize them dressed men. Jaran Teji dance that mimicked the movement of animals is characterized by a horse. I Wayan Dibia creator in 1985, he made this dance inspired Sanghyang Jaran sacred dance. Sanghyang Jaran motions then combined with classical dance movements of Bali and Java. The structure of the new creation dance performances Jaran Teji starts from pengawit, pengawak, pengecet, and pekaad. Teaching and learning process in the studio need to be combined with the development of learning at the Arts and Culture Subjects in class 7 IPS Senior High School 8 Denpasar, with a lecture and demonstration followed the motion. Students follow the example of range of motion that has been designed and recorded through the VCD adapted to the structure of the dance. The new dance creations distance Teji in appearance patterned tradition and developed with an expression which is owned by each individual based on the character of the dance, combined elements of power, space and time.
Program Studi Pendidikan Sendratasik, Fakultas Seni Pertunjukan ISI Denpasar sebagai prodi baru yang terus berupaya mengembangkan pembelajaran yang unggul dan berkualitas. Untuk itu kajian ini dipilih mata kuliah olah tubuh sebagai salah satu kajian metode pengembangan yang memerlukan latihan gerak tubuh yang dipilih sesuai dengan pola gerak yang bersifat bebas. Pelatihan olah tubuh untuk meningkatkan kelenturan/flexibilitas tubuh, memaximalkan jarak jangkau persendian, menanamkan rasa estetika dan sensitifitas gerak, dan juga menambah ke-kuatan dalam meningkatkan stamina tubuh. Pembelajaran olah tubuh melalui variasi metodik dengan memanfatkan media fitness merupakan pengembangan metode pada mahasiswa program studi pendidikan Sendratasik yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Pengembangan metode pembelajarannya masih tetap mengacu kepada metode-metode yang ada dan konvensional. Permasalahan kajian ini difokuskan pada pemilihan materi teknik gerak atraksi dan yoga beserta rumusan konsep geraknya yang memanfaatkan media fitness sebagai variasi metodiknya. Kemudian dilakukan penulisan istilah gerak olah tubuh, serta langkah-langkah untuk mengimplementasikannya.  Tujuan dan target penelitian ini untuk menghasilkan ‘produk teknik gerak†mengenai pembelajaran olah tubuh melalui variasi metodik yang memanfaatkan media fitness pada mahasiswa program studi pendidikan Sendratasik. Variasi metodik yang dihasilkan sebagai upaya penyesuaian potensi dan media fitness yang ada di Fakultas Seni Pertunjukan, agar fasilitas pembelajaran yang dimiliki lebih fungsional dan dapat dikembangkan secara berkelanjutan. Metode penelitian ini dengan pendekatan kualitatif, yang lebih menekankan pada â€metode variatifâ€. Mengutamakan variasi pembelajaran antara tim peneliti dan mahasiswa Program studi Pendidikan Sendratasik. Metode pengumpulan data melalui observasi partisipasi, wawancara, dan pelatihan yang terfokus pada mahasiswa. Hasil penelitian ini berupa deskripsi yang menjadi bahan terapan dasar bagi pembelajaran mata kuliah olah tubuh dan selanjutnya berkontribusi pada mata kuliah praktek tari yang lainnya.The Study Program of Sendratasik Education, Faculty of Performing Arts of ISI Denpasar as a new study program which continually strives to develop a superior and quality learning. Therefore, this study was chosen as a “olah tubuh†as a study of development methods that require exercise of body motion selected in accordance with the pattern of motion that is free. Exercise training to improve flexibility of the body, maximize joint distance, instill aesthetic sense and motion sensitivity, and also increase the strength in increasing body stamina. Learning of “olah tubuh†through methodical variation by utilizing the fitness media is the development of methods on the students of the course of Sendratasik education which has never been done before. The development of the learning method still refers to existing and conventional methods. The problem of this study focused on the selection of motion attraction and yoga techniques along with the formulation of the concept and motion that utilizes the media fitness as its methodical variation. Then do the writing of motion if the body, as well as steps to implement it. The objectives and targets of this research are to produce 'to move products' on learning “olah tubuh†through methodical variations that utilize the fitness media in the students of the Sendratasik education. Methodological variations are produced as an effort to adjust the potential and the existing fitness media in the Faculty of Performing Arts, so that the learning facilities owned are more functional and can be developed in a sustainable manner. This research method with qualitative approach, which more emphasis on "variatif method". Prioritizing learning variation between research team and student of Study Program of Sendratasik Education. Method of collecting data through participant observation, interview, and training which focused on student. The results of this study in the form of descriptions that become the basic applied materials for learning body fitness courses and then contribute to other dance practice classes.
Mata kuliah perkembangan peserta didik merupakan matakuliah yang diberikan kepada mahasiswa calon guru di Prodi Pendidikan Seni Pertunjukan dengan kontribusinya dalam memberikan pemahaman kepada mahasiswa terkait karakteristik anak. Kegiatan belajarnya di tengah pandemi dilakukan secara daring sesuai dengan arahan yang berlaku. Berdasarkan hasil pengamatan kegiatan belajar teori dengan sistem daring dirasa mulai membosankan, terlihat dari reaksi tingkah laku mahasiswa yang mulai tidak disiplin dalam mengikuti kelas, tidak mengaktifkan layar kamera, dan kurangnya partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini terjadi karena adanya penggunaan desain pembelajaran yang kurang tepat. Disini peran dari pengajar sangat penting dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang PAIKEM. Pengajar berperan sebagai motivator dan fasilitator dituntut aktif dan kreatif dalam mengajar termasuk dalam mempersiapkan desain pembelajaran yang akan diterapkan. Salah satu desain pembelajaran yang digunakan sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut oleh pengajar adalah desain TPACK yang memfokuskan pada pedagogi, konten dan juga teknologi. Dengan demikian penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mendeskripsikan bentuk implementasi yang dilakukan pengajar dalam pembelajaran dengan desain TPACK pada mata kuliah perkembangan peserta didik serta mendeskripsikan aktivitas pengajar dan mahasiswanya. Adapun hasil yang didapat adalah bahwa implementasi desain TPACK pada matakuliah perkembangan peserta didik memberikan dampak yang positif bagi proses pembelajaran dilihat dari hasil data observasi aktivitas dosen dan mahasiswa yang mengalami peningkatan pada setiap pengamatan yang dilakukan serta adanya peningkatan antusias mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan.
Abstrak: Para guru seni budaya SMAN di Denpasar belum sepenuhnya memahami dan mengetahui tentang penciptaan baik teori dan praktek, sehingga banyak para siswa saat mendapat tugas tersebut harus mencari guru pelatih diluar sekolah dan harus membayarnya. Fenomena ini penting diantisipasi dan dicarikan solusinya, agar eksistensi penciptaan tari dapat dilakukan dengan mudah. Untuk itu perlu pembelajaran kelompok Guru Seni Budaya dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Hal ini agar dapat mempermudah proses mencipta tari dan mampu memberikan pembelajaran teori dan praktek mencipta tari kreasi baru/kontemporer.Metode dekriptif dan pelaksanaannya menggunakan metode eksperimen imitasi, matematika, karakter dan transisi. Guru seni budaya ini diberikan pembelajaran langsung untuk mencipta tari yang selanjutnya dapat memberikan pembelajaran kepada peserta didik tingkat SMA, agar dapat meningkatkan kemampuan mencipta tari. Pembelajaran ini disambut antusias oleh segenap peserta dan menghasilkan 2 model karya tari kreasi dan kontemporer. Kata Kunci:Pembelajaran, Mencipta, Tari, dan MGMP
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.