Background: Hypertension is one of the major chronic diseases in the elderly and the prevalence is constantly increasing. The results of Health Research Survey (Riskesdas) in 2007 showed that the prevalence of hypertension in the city of Tomohon was 41.6%. The prevalence of fatty foods consumption in Tomohon was relatively high, amounted to 17.2%. The proportion of alcohol consumer in North Sulawesi province was higher (17.4%) than the National proportion (4.6%), and Tomohon has signifi cantly higher alcohol consumers (36%). The consumption pattern of fatty foods and alcoholic beverages were factors that might increase the risk of hypertension.Objectives: To identify the infl uence of eating pattern and alcohol consumption as risk factors of hypertension in the elderly at Tomohon Municipality.Methods: This is an analytic observational study with case control design. Subjects were elderly people aged 60 – 65 years at Tomohon Municipality consisted of 76 cases (hypertensive) and 76 control (non-hypertensive). Data was collected through structured interviews, food frequency questionaire (FFQ ) was used to assess dietary pattern, mental health questionnaire (Self Reporting Questionnaire) was used to determine the condition of stress, waist-hip ratio measurement for obesity status, and blood pressure measurements. Data were analysed by bivariate and multiple logistic regression analysis.Results: The result of bivariate analysis showed that fat intake (OR=3.046; 95% CI:1.338 –6.933; p=0.008), alcohol consumption (OR=2.8; 95% CI:1.418 – 5.299; p=0.003), and obesity (OR=2.4; 95% CI:1.072 – 5.404; p=0.033) signifi cant increase the risk of hypertension. The intake of natrium, potassium and calcium, family history, smoking and stress showed no signifi cant association with hypertension. Statistical analysis revealed that the variables that become dominant risk factors for hypertension and affected the incidence of hypertension were fat (OR=3.303; 95% CI:1.346 – 8.10; p=0.009) and alcohol consumption (OR=2.792; 95% CI:1.347–5.789; p=0.006).Conclusion: High fat and alcohol consumption were risk factors that affect the incidence of hypertension amongst the elderly at Tomohon Municipality.
Status gizi setiap individu secara tidak langsung dipengaruhi oleh ketahanan pangan rumah tangga. Kejadian kurang gizi kronis lebih berisiko terjadi pada anak dari keluarga rawan pangan dibandingkan yang tahan pangan. Peningkatan pengetahuan demi mendukung perubahan perilaku dalam hal ini pemanfataan pekarangan guna mendukung ketahanan pangan. Tujuan kegiatan ini yaitu meningkatkan pengetahuan anggota TP-PKK Desa Dame I tentang pentingnya ketahanan pangan rumah tangga guna mencegah terjadinya kurang gizi kronis serta menginisiasi model pemanfaatan pekarangan. Metode pelaksanaan kegiatan melalui penyuluhan dan diskusi serta pengukuran tingkat pengetahuan menggunakan kuesioner (pre-test dan post test). Hasil pengukuran menunjukan peningkatan pengetahuan dengan peningkatan proporsi peserta yang kategori pengetahuannya baik. Usulan model pemanfataan pekarangan melalui Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di setiap lindongan juga mendapat respon baik dari mitra. Sehingga dapat disumpulkan bahwa kegiatan penyuluhan berhasil dengan baik dan lewat peningkatan pengetahuan ini peserta diharapkan dapat mengaplikasikan teori melalui pemanfaatan pekarangan di setiap lindongan.
Musculoskeletal complaints vary from mild to severe form. Musculoskeletal com-plaints and disorders could occur due to work or conditions at work inter alia odd posture, static and repetitive movements, as well as physical exposure such as temperature and vibration. This study was aimed to determine the relationship between age and work period and musculoskeletal complaints among furniture workers at Desa Leilem Dua, Sonder. This was an analytical survey study with a cross sectional design. Population of this study consisted of 210 workers, meanwhile respondents were 68 workers. We used the Nordic Body Map questionnaire and the chi square test with a confidence level of 95% (α=0.05). The results showed that 17 respondents aged ≥30 years had moderate complaints and 36 respondents had severe complaints meanwhile 12 respondents aged <30 years had moderate complaints and 3 respondents had severe complaints. Moreover, 21 respondents who had work period <10 years had moderate complaints and 10 respondents had severe complaints; 8 respondents who had work period ≥10 years had moderate complaints and 29 respondents had severe complaints. The chi-square obtained a p-value of 0.002 for the relationship between age and musculoskeletal complaints and a p-value of 0.000 for the relationship between work period and musculoskeletal complaints. In conculsion, there was a significant relationship between age and musculoskeletal complaints as well as between work period and musculoskeletal complaints among furniture workers at Desa Leilem Dua, Sonder.Keywords: musculoskeletal complaints, furniture worker Abstrak: Keluhan muskuloskeletal dapat bervariasi dari keluhan ringan sampai berat. Keluhan dan gangguan muskuloskeletal dapat terjadi karena faktor pekerjaan atau kondisi saat bekerja berupa postur janggal, gerakan statis dan berulang, juga berupa pajanan fisik seperti suhu dan getaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara usia dan masa kerja dengan keluhan muskuloskeletal pada pekerja mebel di Desa Leilem Dua Kecamatan Sonder. Jenis penelitian ialah survei analitik dengan desain potong lintang. Populasi penelitian ini ialah 210 pekerja sedangkan yang menjadi responden ialah 68 orang. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu Nordic Body Map dengan uji bivariat meng-gunakan uji chi-square (α=0,05). Hasil penelitian mendapatkan 17 responden berusia ≥30 dengan keluhan sedang dan 36 responden dengan keluhan berat; 12 responden yang berusia <30 tahun dengan keluhan sedang dan 3 responden dengan keluhan berat. Terdapat 21 responden dengan masa kerja <10 tahun mengalami keluhan sedang dan 10 responden mengalami keluhan berat; 8 responden dengan masa kerja ≥10 tahun mengalami keluhan sedang dan 29 responden mengalami keluhan berat. Hasil uji chi-square terhadap hubungan antara usia dan keluhan muskuloskeletal mendapatkan nilai p=0,002 dan terhadap hubungan antara masa kerja dan keluhan muskuloskeletal mendapatkan nilai p=0,000. Simpulan penelitian ini ialah terdapat hubungan bermakna antara usia dan masa kerja dengan keluhan muskuloskeletal pada pekerja mebel di Desa Leilem Dua Kecamatan Sonder.Kata kunci: keluhan muskuloskeletal, pekerja mebe
Hubungan Antara Riwayat Pemberian Imunisasi dan Penyakit Infeksi dengan Status Gizi pada Anak Usia 24-59 Bulan di Kecamatan Ratahan Kabupaten Minahasa Tenggara.(Relationship Between History of Immunization and Infectious Disease with Nutritional Status in Children aged 24-59 Months in Ratahan Subdistrict, Southeast Minahasa Regency) Elshaday Kasim1)*, Nancy Malonda1), Marsella Amisi1)*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi, Manado 95115*Email korespondensi:enkasim96@gmail.comDiterima 15 Februari 2019, diterima untuk dipublikasi 28 Februari 2019 ABSTRAK Riwayat pemberian imunisasi dan penyakit infeksi erat kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan anak berusia di bawah lima tahun. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara riwayat pemberian imunisasi dan penyakit infeksi dengan status gizi pada anak usia 24-59 bulan di Kecamatan Ratahan Kabupaten Minahasa Tenggara. Metode observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional study. Penelitian ini adalah anak usia 24-59 bulan dengan jumlah 447 balita, teknik pengambilan sampel yaitu simple random sampling dengan penentuan jumlah sampel dilakukan dengan cara perhitungan menggunakan rumus slovin sehingga jumlah sampel yang diambil yaitu 88 sampel. Riwayat pemberian imunisasi, penyakit infeksi dan status gizi diukur menggunakan kuesioner dan pengukuran antropometri dengan alat timbangan untuk mengukur berat badan, serta microtoise untuk mengukur tinggi badan, kemudian menghitung z-score. Berdasarkan hasil uji chi square mendapati tidak adanya hubungan antara riwayat pemberian imunisasi dengan status gizi menurut indeks antropometri TB/U, BB/U, BB/TB dan tidak adanya hubungan antara penyakit infeksi dengan status gizi menurut TB/U, BB/U dan BB/TB. Kata Kunci : Imunisasi, penyakit infeksi, status gizi. Kabupaten Minahasa Tenggara. ABSTRACT History of Immunization and Infectious Disease is a factor that is very closely related to the growth and development of children under the age of five. This study aims to determine the relationship between the History of Immunization and Infectious Disease with Nutritional Status in Children aged 24-59 Months in Ratahan Subdistrict, Southeast Minahasa Regency. Analytical observational method with cross sectional study design. This study is a child aged 24-59 months with a total of 447 toddlers, the sampling technique is simple random sampling by determining the number of samples carried out by calculation using the slovin formula so that the number of samples taken is 88 samples. History of immunization, infectious disease and nutritional status was measured using a questionnaire and anthropometric measurements with a scale tool to measure weight, and microtoise to measure height, then calculate the z-score. Based on the results of the chi square test, there was no correlation between the history of immunization and nutritional status according to the anthropometric index TB / U, BB / U, BB / TB and the absence of an association between infectious diseases and nutritional status according to TB / U, BB / U and BB / TB.Keywords: Immunization, infectious disease, nutritional status, Southeast Minahasa Regency
Program peningkatan pemberian Air Susu Ibu (ASI) khususnya ASI eksklusif merupakan program prioritas. Hal ini dikarenakan memberikan dampak luas terhadap status gizi dan kesehatan balita. Peningkatan kapasitas kader posyandu melalui penyuluhan dan pelatihan, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang pemberian ASI Eksklusif. Penyuluhan dan konseling/pendampingan kader dilaksanakan pada bulan Juli 2019, di Kelurahan Tataaran II Kecamatan Tondano Selatan. Sejumlah 28 orang ibu kader Posyandu, diberikan penyuluhan dan dilatih pendampingan pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui. Hasil analisis menunjukkan jumlah nilai rata-rata sebelum pelatihan 76,07 dan setelah pelatihan 93,04 dari rentang nilai 0-100. Pengetahuan kader diperoleh nilai p = 0,000 (p<0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan yang bermakna antara sebelum diberikan pelatihan ASI eksklusif dengan sesudah pelatihan ASI eksklusif pada kader posyandu. Meningkatnya pengetahuan, dan keterampilan para kader posyandu tentang pemberian ASI eksklusif, dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran para ibu menyusui, sehingga pemberian ASI eksklusif dapat ditingkatkan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.