Limbah kulit ikan tuna sirip kuning merupakan produk sampingan dari PT. YPT, Banda Aceh yang belum dimanfaatkan. Kulit ikan mengandung unsur N, P, dan K yang yang dapat dimanfaatkan untuk pupuk. Penggunaan Pupuk Organik Cair (POC) berbasis hasil samping industri hasil perikanan masih belum berkembang dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah kulit ikan tuna sirip kuning menjadi POC menggunakan metode fermentasi tradisional, mengkaji komposisi kimia (mineral) yang terkandung, dan menentukan dosis terbaik penambahan POC yang dihasilkan pada tanaman kangkung. POC dibuat dengan 2 perlakuan, yaitu penambahan molase sebanyak 2% (POC2%) dan 4% (POC4%). Uji organoleptik meliputi parameter aroma dan warna kemudian dianalisis menggunakan Uji Kruskal-Wallis. Analisis komposisi mineral POC menggunakan X-ray flouresence (XRF) dengan pupuk cair kimia sebagai pembanding. Pengujian aplikasi pupuk cair (POC dan pupuk cair komersil) pada tanaman kangkung dilakukan dengan parameter pengamatan tinggi tanaman dan jumlah daun. Berdasarkan uji organoleptik diketahui bahwa perlakuan POC4% lebih cepat mengalami proses pematangan dibandingkan dengan POC2%. Uji Kruskal-wallis menunjukkan bahwa konsentrasi molase berpengaruh nyata terhadap parameter warna, namun tidak berpengaruh terhadap parameter aroma. Hasil uji XRF menunjukkan bahwa POC menghasilkan berbagai unsur hara mikro (Si, Cl, Fe, Mn, B, dan Zn) serta unsur makro (P, K, Ca, dan S) yang relatif lengkap memenuhi kebutuhan tanaman. Berdasarkan uji yang dilakukan, POC4% memiliki karakteristik yang lebih baik dibandingkan POC2%. Dosis penggunaan optimal POC4% adalah 4 ml/L, namun aplikasi dengan konsentrasi 2 ml/L telah menghasilkan pertumbuhan kangkung yang setara dengan penggunaan pupuk cair komersil sebanyak 12 ml/L (dosis yang disesuaikan anjuran penggunaan pada kemasan).Kata Kunci: limbah kulit ikan, pupuk organik cair, tuna sirip kuning, kangkung
ABSTRAK Kegiatan Program Kemitraan Masyarakat dengan judul “Bagaimana membangun kehidupan spiritual selama masa pandemik COVID-19” diawali dengan fenomena yang ada saat ini mengenai COVID-19. Fenomena yang ada menunjukkan jika masyarakat belum siap menerima perubahan yang terjadi akibat kondisi pandemi. Perubahan yang terjadi meliputi kebijakan baru dari pemerintah yaitu PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Kebijakan baru ini diadakan sebagai tindak lanjut dari peningkatan jumlah warga yang terinfeksi dan meninggal akibat COVID-19. Hal ini juga berdampak pada perputaran sektor ekonomi, masyarakat ketakutan berpergian, salah satunya termasuk pergi ke tempat ibadah. Dibutuhkan kesiapan mental bagi masyarakat dalam menghadapi masa pandemic COVID-19. Upaya dalam membangun kehidupan spiritual di masa pandemik COVID-19 dilakukan dengan meningkatkan komunikasi atau silahturahmi, mengurangi paparan berita dari berbagai media, membaca kitab suci, meluangkan waktu untuk beribadah, dan mendengarkan siraman rohani. Salah satu hal positif dalam pandemi ini ialah memperbanyak kesempatan untuk semakin dekat dengan Tuhan yang jika selama ini waktu lebih terkuras habis dengan pekerjaan. Kehidupan spiritual Karakter yang kuat akan meningkatkan spiritual dalam diri masing-masing untuk menghadapi keadaan yang sulit di masa pandemik. ABSTRACT The Community Partnership Program activity entitled "How to build a spiritual life during the COVID-19 pandemic period" begins with the current phenomenon regarding COVID-19. The existing phenomenon shows that the community is not ready to accept the changes that occur due to pandemic conditions. Changes that occur include a new policy from the government, namely PSBB (Large-Scale Social Restrictions). This new policy was held as a follow-up to the increase in the number of people infected and dying from COVID-19. This also has an impact on the rotation of the economic sector, people are afraid to travel, one of which includes going to places of worship. It takes mental readiness for the community to face the COVID-19 pandemic. Efforts to build a spiritual life during the COVID-19 pandemic have been carried out by increasing communication or friendship, reducing exposure to news from various media, reading holy books, taking time to worship, and listening to spiritual sermons. One of the positive things in this pandemic is that there are more opportunities to get closer to God, who if all this time has been drained more by work. Spiritual life A strong character will enhance each other's spirituality to face the difficult circumstances of the pandemic.
The Covid-19 pandemic has now spread to practically every region of the globe, including the Malang Regency. The psychological influence in the form of anxiety is the one that is felt most directly. As a result, community service activities on the theme of anxiety management using SEFT therapy are carried out in order to maintain public health, particularly in the psychological aspect. The coordination step precedes the implementation stage, which is followed by the evaluation stage. This service activity yielded positive effects, as shown by the participants' greater comprehension. This service initiative is expected to alleviate the community's anxiety in the occurrence of a pandemic.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.