ABSTRACT. The purpose of this study was to determine the water quality based on some parameters ofKeywords : water; quality; potential; karst ABSTRAK.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas air berdasarkan beberapa parameter fisik, kimia dan biologi dari tiga sumber mata air, yaitu satu lokasi di kecamatan Kaliorang dan dua lokasi di Kecamatan Karangan.Karakteristik bentang alam di dua kecamatan hampir sama, yaitu merupakan perbukitan dengan torehan kecil. Begitu juga ketiga lokasi sumber air merupakan kawasan perbukitan Karst (Batu kapur). Bentang lahan Karst bukan hanya menyediakan bahan-bahan material, keanekaragaman hayati, tetapi juga penyedia jasa ekosistem seperti air bersih, pengatur tata air dan potensi atas dan bawah permukaan seperti gua-gua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas fisik air dari ketiga sumber air memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan. Dari hasil pengujian laboratorium, kualitas kimia air di tiga lokasi memiliki kandungan BOD (Biochemical Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen Demand) yang relatif tinggi. Tingginya nilai BOD dan COD mengindikasikan bahwa air tersebutt dalam kondisi tercemar oleh akumulasi bahan organik terutama seresah dari vegetasi hutan diatasnya. Selanjutnya untukTotal coliform dan Fecal coliform walaupun jumlahnya di bawah ambang batas baku mutu yang dipersyaratkan, namun keberadaaannya di dalam air menunjukkan adanya kontaminasi sumber mata air oleh limbah seperti dari
Kebakaran hutan berdampak terhadap sifat fisika, kimia tanah, biologi tanah, erosi, kapasitas menyimpan air tanah, penghilangan serasah serta humus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak kebakaran hutan terhadap sifat fisik dan sifat kimia di Prevab, Taman Nasional Kutai. Tujuan penelitian didekati dengan membandingkan areal bekas terbakar dan areal tidak terbakar. Pengujian sampel tanah dilakukan di laboratorium, selanjutnya dilakukan analisis data dengan mengacu pada kriteria penilaian sifat fisik dan kimia tanah yang telah ditetapkan. Berdasarkan penelitian ini diperoleh hasil bahwa sampai 19 tahun setelah terbakar, diketahui kebakaran hutan berdampak terhadap sifat fisik tanah, yaitu meningkatnya kerapatan lindak/Bulk Density, penurunan porositas dan permeabilitas tanah serta tekstur tanah dengan fraksi pasir lebih dominan. Sifat kimia tanah memiliki kriteria yang sama antara areal bekas terbakar dan tidak terbakar yaitu pH sangat masam, DHL sangat rendah dan KTK rendah, sedangkan untuk kation-kation basa secara umum lebih tinggi pada areal tidak terbakar dibandingkan dengan areal terbakar, kecuali untuk Kalium (K).
Hutan mangrove Taman Nasional Kutai merupakan ekosistem penting yang harus dijaga dan ditingkatkan kelestariannya. Degradasi ekosistem mangrove melalui berbagai aktivitas manusia telah menjadi penyebab utama berkurangnya kemampuan hutan mangrove dalam menyerap dan menyimpan karbon. Hutan mangrove dianggap sebagai ekosistem yang paling banyak menyimpan karbon di dunia yang sebagian besar karbon tersimpan di tanah. Pada lokasi penelitian ditemukan rata-rata C-organik di Muara Teluk Pandan sebesar 2,20% dan di Teluk Kaba memiliki rata-rata C-organik sebesar 2,27%. Rendahnya kandungan C-organik telah mempengaruhi stok karbon tanah. Di kedua lokasi memiliki kisaran stok karbon tanah, yaitu sebesar 66,2-116,1 ton/ha. Rata-rata stok karbon tanah di Teluk Kaba sebesar 74,85 ton/ha, kemudian rata-rata stok karbon tanah di Muara Teluk Pandan sebesar 94,43 ton/ha. Berdasarkan literatur dan hasil penelitian yang terkait, menunjukkan stok karbon tanah mangrove di lokasi penelitian tergolong rendah. Adanya berbagai aktivitas manusia dan perubahan tata guna lahan terutama untuk tambak telah berpotensi menyebabkan terganggunya ekosistem mangrove termasuk fungsi mangrove sebagai penyimpan karbon.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis status kerusakan tanah di Kampung Jawa Dusun Kabo Jaya Kecamatan Sangatta Utara. Penelitian dilaksanakan selama kurang lebih 3 bulan dari bulan Juli sampai September 2016. Penelitian ini berdasarkan metode survei tanah, pengambilan sampel tanah dan pengamatan lapangan. Kemudian penetapan status kerusakan tanah mengacu pada peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengukuran Kriteria Baku Kerusakan Tanah Untuk Produksi Biomassa. Kedua lokasi penelitian merupakan lahan budidaya, pertama adalah lahan tanaman Jati yang berumur 15 tahun, kedua adalah lahan semak bekas kebun. Kedua lahan tersebut memiliki karakteristik yang hampir sama, terutama topografi. Tanah di kedua lokasi merupakan jenis tanah masam. Dari 10 parameter yang digunakan untuk menilai status kerusakan tanah, terdapat 2 parameter yang melebihi ambang kritis, yaitu pH dan DHL, sehingga kedua lokasi merupakan lahan yang telah mengalami penurunan kualitas, terutama dalam produksi biomassa. Oleh karena itu perlu ada upaya konservasi atau perbaikan lahan terutama untuk mengurangi tingkat keasaman tanah.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.