Kendala yang terjadi pada saat mengajar yaitu kurangnya media untuk diperlihatkan ke siswa tentang materi sel dan kurangnya sumber daya dalam pemanfaatan fasilitas yang tersedia di MA Pondok Quran di era pandemi seperti sekarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan desain media, mengetahui kelayakan dan respon siswa terhadap media pembelajaran interaktif berbasis Articulate Storyline pada materi sel. Rancangan penelitian menggunakan metode Research and Development (RD) dengan model penelitian 4D dimodifikasi menjadi 3D yang dikembangkan oleh Sivasailam Thiagarajan, Dorothy S. Semmel dan Melvyn I. Semmel. Sumber data pada penelitian ini adalah validator yaitu ahli media dan ahli materi, guru bidang mata pelajaran biologi dan siswa kelas XI IPA MA Pondok Quran. Instrumen pengumpulan data menggunakan lembar validasi ahli media, lembar validasi ahli materi dan angket respon siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan validasi ahli media, validasi ahli materi dan angket. Teknik analisis data menggunakan uji kelayakan dan respon siswa terhadap media pembelajaran interaktif berbasis Articulate Storyline. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penelitian pengembangan ini menghasilkan media pembelajaran interaktif berbasis Articulate Storyline dengan link akses https://bit.ly/MediaInteraktifSelXI. Uji kelayakan media pembelajaran interaktif berbasis Articulate Storyline pada materi sel diperoleh hasil 85,28%. Respon siswa terhadap media pembelajaran mendapat hasil 83,6% dengan kriteria sangat positif. Hal ini dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran interaktif berbasis Articulate Storyline sangat layak digunakan sebagai media belajar yang efektif untuk siswa kelas XI MIPA MA Pondok Quran.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterlaksanaan model inkuiri terbimbing, menganalisis kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi sistem ekskresi dengan menggunakan dan tanpa menggunakan model inkuiri terbimbing, menganalisis pengaruh dan respon model inkuiri terbimbing terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi sistem ekskresi. Penelitian dilakukan di kelas XI MIA 1 dan XI MIA 2 SMAN 1 Jalancagak tahun ajaran 2015/2016. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperiment dengan desain, pretest -posttest control group design. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, dan kuesioner berupa angket. Hasil penelitian di kelas yang menggunakan model inkuiri terbimbing menghasilkan nila rata-rata pretest 45,90, posttest 80,00, dan gain 33,86, kelas yang tanpa menggunakan model inkuiri terbimbing menghasilkan nilai rata-rata pretest 43,85, posttest 74,93 dan gain 31,60. Berdasarkan uji hipotesis diperoleh thitung = 2,20 > ttabel 1,99 dengan a sebesar 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran model inkuiri terbimbing berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas XI pada materi sistem ekskresi.
Abstrak[English]: Millennial era is always synonymous with the advancement of various lines of technology, including the development of modern telecommunications tools that lead to social media activities. Different groups almost enjoy today’s social media activities without exception. However, the impact of social media activities has led to various aspects of positive progress as well as an effect on harmful elements in the form of mutual ridicule, hoax news, and so forth. Maqashid syari’ah as the final value of the provisions of the Islamic law that carries the amount of protection of personal interests and the public interest is expected to be a response to social media activities today. As a literature-based study and literature review, this paper is expected to be able to contribute ideas and provide a solution to the various negative impacts of social media activities that occur at this time.Abstrak[Indonesia]: Era milenial selalu identik dengan kemajuan berbagai lini teknologi, tidak terkecuali berkembangnya alat telekomunikasi modern yang menimbulkan aktivitas media sosial. Aktivitas media sosial hari ini hampir dinikmati oleh berbagai kalangan tanpa terkecuali. Namun demikian, dampak dari aktivitas media sosial telah menimbulkan berbagai aspek kemajuan yang positif maupun berdampak pada aspek negatif berupa saling mencemooh, berita hoax dan lain sebagainya. Maqashid syari’ah sebagai nilai akhir dari ketentuan hukum Islam yang mengusung nilai perlindungan terhadap kepentingan pribadi dan kepentingan umum diharapkan bisa menjadi sebuah respon atas aktivitas bermedia sosial hari ini. Sebagai kajian berbasis literatur dan kajian pustaka, tulisan ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran dan memberikan sebuah solusi atas berbagai dampak negatif dari aktivitas media sosial yang terjadi saat ini.
Penggunaan fikih klasik dalam bidang hukum keluarga kontemporer nampaknya tidak lagi bisa merespon problematika dan perkembangan masyarakat hari ini. Pembaharuan hukum keluarga Islam yang kemudian dijadikan sebuah aturan Negara dirasa menjadi sebuah solusi yang sangat relevan dalam rangka merespon problematika hukum keluarga kontemporer. Sebagai kajian berbasis literatur dan kajian pustaka, tulisan ini berusaha mengungkap model pembaharuan hukum keluarga di berbagai Negara muslim sebagai langkah awal untuk membuat hukum positif dalam sebuah Negara. Tulisan ini perlu diseminasikan agar memberikan sebuah pemahaman terkait pengembangan hukum keluarga Islam melalui pembaharuan dan proses positifikasi hukum keluarga dalam sebuah Negara. Metode pengumpulan data dalam kajian ini dengan menelaah refrensi yang relevan dalam penyajian data. Temuan dalam kajian ini bahwa pembaharuan hukum keluarga dilakukan untuk menjawab permasalahan masyarakat yang semakin kompleks. Pertimbangan pembaruan hukum keluarga Islam di dunia muslim adalah mencapai sebuah kemaslahatan umat. Implikasi temuan kajian ini bahwa positifikasi hukum keluarga di dunia Islam sangat penting, sebagai respon terhadap perkembangan zaman. Selain itu, wujud dari pembaharuan akan melahirkan sebuah fikih atau paham yang sejalan dengan perubahan kondisi masyarakat.
As a first step in extracting Islamic law, namely through the study of texts, qawa'id al-uṣūliyyah al-tasyri’iyah in this way has an important position in the discourse of studying Islamic law. Unfortunately, in today's situation, al-qawā‘id al-uṣūliyyah al-tashrī'iyyah seems to be ruled out. This position is taken by ijtihād models based on a progressive approach rather than an approach to the text. This study is a discourse analysis using a qualitative method with a normative approach. In this study, the author examines the concept of al-qawā‘id al-uṣūliyyah al-tashrī'iyyah which is then formulated in several issues and problems of contemporary Islamic law. The findings in this study indicate that: first, the al-qawā'id al-uṣūliyyah al-tashrī'iyyah model in determining and establishing Islamic law places more emphasis on the substance of fundamental values in Islamic law, second, reformulation of al-qawā'id al -uṣūliyyah al-tashrī'iyyah in the settlement of contemporary Islamic law puts forward the protection of mafsadat rather than the taking of maṣlaḥah.
The use of social media by women is oftentimes understood as a detriment to family sustenance. As a result, the stigmatization of social media user and social media misuse aspects is often associated with women. In addition, in family structures, men hold a very strong position. The men’s authority then has implications for the control and intervention against their wives in the use of social media. Based on this phenomenon, this qualitative study with a case study on women's activities on social media in Tulungagung Regency aimed to formulate an ijtihad model of the fiqh of social media with maqashid sharia and social reality as the basis. The findings of this study show that: 1. The intensity of women’s activities in social media in Tulungagung Regency, in essence, is adjusted to the needs and goals in the use of social media, 2. Women’s activities in social media in Tulungagung Regency, in essence, has implication for creating harmony in the family, 3. Women’s activities in social media in Tulungagung, in essence, is an actualization of social media fiqh, and 4. The implications of women’s social media activities in Tulungagung are the embodiment of social media fiqh.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.