Tulisan ini mendeskripsikan tentang efektivitas komponen konteks, input, proses dan produk dalam mendukung implementasi K-13 pada SDN 2 Tabongo Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini termasuk penelitian evaluatif, yang menunjukkan prosedur dan proses pelaksanaan program. Dalam penelitian ini dianalisis efektivitas masing-masing faktor sesuai dengan model CIPP (konteks, input, proses dan produk). Studi evaluasi ini dilakukan terhadap 19 orang responden, yakni 1 orang kepala sekolah dan 18 orang guru. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen utama. Untuk menentukan efektivitas program, skor mentah ditransformasi ke dalam T-skor kemudian diverifikasi ke dalam prototype model Glickman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) implementasi K-13 sangat efektif (73,68%) ditinjau dari komponen konteks; (2) implementasi K-13 sangat efektif (84,21%) ditinjau dari komponen input; (3) implementasi K-13 sangat efektif (94,73%) ditinjau dari komponen proses; dan (4) implementasi K-13 sangat efektif (68,42%) ditinjau dari komponen produk.
Merdeka belajar merupakan kebijakan untuk memberikan kesempatan bagi sekolah, guru, dan peserta didik untuk berinovasi, berimprovisasi, dan bernegosiasi untuk belajar secara bebas, mandiri dan kreatif. Kebijakan merdeka belajar pertama kali diterapkan secara nasional pada tahun 2021 untuk memberikan ruang gerak kepada lembaga pendidikan khususnya guru-guru untuk melakukan inovasi dalam melaksanakan proses pendidikan di sekolah. Merdeka belajar merupakan suatu kondisi yang memberikan kepercayaan penuh kepada pihak sekolah, khususnya guru dan peserta didik dalam pembelajaran, sehingga peserta didik dapat berkembang secara optimal di bawah bimbingan guru. Merdeka belajar merupakan terobosan untuk menciptakan suasana belajar yang bebas dan menyenangkan, baik bagi peserta didik maupun para guru. Pelatihan implementasi kebijakan merdeka belajar ini, dilaksanakan di Pondok Pesantren Al-Luthfi Desa Lolanan Kecamatan Sangtombolang, Kabupaten Bolaang Mongondow Provinsi Sulawesi Utara. Tujuan pelatihan implementasi merdeka belajar di pondok pesantren ini adalah memberikan bekal kemampuan secara paradigmatik kepada segenap unsur pondok pesantren al-luthfi serta keterampilan mengajar para guru di pondok pesantren terkait implementasi merdeka belajar pada satuan pendidikan dasar dan menengah, khususnya di pondok pesantren, serta meningkatkan motivasi guru di pondok pesantren dalam melaksanakan tugasnya dalam membangun paradigm pendidikan yang menyenangkan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di pondok pesantren. Dengan demikian, pelaksanaan kegiatan pengabdian dengan judul “Upaya Peningkatan Kemampuan Guru Dalam Implementasi Kebijakan Merdeka Belajar Di Pondok Pesantren Al-Luthfi Desa Lolanan Kecamatan Sangtombolang, Bolaang Mongondow” memberikan manfaat yang signifikan bagi peningkatan kemampuan guru dalam implementasi kebijakan merdeka belajar serta para santri di lingkungan pondok pesantren.
This paper focuses on: (1) implementation of learning; (2) elaboration of material content; and (3) learning evaluation based on the 2013 Curriculum at SDN 2 Tabongo, Gorontalo District. The theoretical tools used are (1) learning and (2) 2013 curriculum. The method used in this research is descriptive-qualitative. The results of the analysis show that the implementation of Curriculum 2013-based learning at SDN 02 Tabongo uses this integrative thematic learning. Learning is carried out from class I to class VI by integrating various competencies from various subjects into various themes. The content of the 2013 Curriculum which consists of subject matter: (a) Islamic Religious Education; (b) Citizenship Education; (c) Indonesian; (d) Mathematics; (e) Natural Sciences; (f) Social Sciences; (g) Cultural Arts and Crafts; and (h) Physical Education, Sports and Health. In addition, self-development is also carried out which consists of: extracurricular activities, habituation, exemplary, potential development and self-expression. Learning evaluation uses authentic (responsive) evaluation with very effective implementation results.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat bertajuk “Penguatan Pemahaman Budaya dan Kearifan Lokal Melalui Program Literasi Budaya di Madrasah Aliyah Negeri 1 Banggai”. Program literasi budaya ini merupakan hal sangat penting dalam penguatan Pemahaman tentang Budaya dan Kearifan Lokal setempat. Hal ini pemateri memperagakan dan menjelaskan pengertian Budaya dan Karifan Lokal, serta mengkomparasikan dengan salah satu Budaya dan kearifan lokal setempat. Kemudian melanjutkan dengan mereview salah satu Budaya dan kearifan dan menampilkan hasil review untuk didiskusikan oleh siswa dalam bentuk kelompok komunitas literasi Budaya di kelas. Kegiatan pengabdian ini berhasil memberikan penguatan pemahaman kepada siswa-siswi di kelas X M6 Madrasah Aliyah Negeri 1 Banggai untuk mengembangkan dan melestarikan Budaya dan Karifan Lokal setempat, agar bisa menambah kekayaan khasanah kebudayaan bangsa.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.