Latar belakang: Balita sangat rawan mengalami gangguan kesehatan akibat dari masalah gizi karena balita menjadi awal dari pertumbuhan dan perkembangan anak. Balita yang kekurangan gizi akan berisiko mengalami masalah kesehatan di masa mendatang. Penyebab masalah gizi pada balita antara lain, faktor orang tua karena balita masih sangat bergantung dengan orang tua, serta pemberian MPASI dini. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara faktor ibu dan waktu pemberian MPASI dengan status gizi balita di Kabupaten Kupang.Metode: Penelitian dilaksanakan di Desa Oefeto dan Raknamo, Kecamatan Amabi Oefeto, Kabupaten Kupang pada bulan September sampai Desember 2019. Desain penelitian yang digunakan adalah studi cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 229 balita dan data dianalisis menggunakan uji chi square.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi balita adalah pendidikan ibu (p value=0,001), pengetahuan gizi ibu (p value=0,001), perilaku gizi ibu (p value=0,001), dan waktu pemberian MPASI (p value=0,001), sedangkan pekerjaan ibu (p value= 0,783), dan sikap ibu tentang gizi (p value=0,355) tidak berhubungan dengan status gizi balita. Kesimpulan: Intervensi perlu dilakukan terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi balita, antara lain peningkatan pengetahuan gizi, serta penerapan perilaku gizi ibu.
Latar Belakang: Stunting menggambarkan kegagalan pertumbuhan dan sering ditemui pada anak sekolah. Stunting dapat menurunkan kualitas generasi di masa mendatang. Anak stunting perlu diberikan sarapan agar dapat fokus pada pelajaran dan beraktivitas optimal di sekolah. Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis beda asupan zat gizi makro dan mikro saat sarapan pada siswa sekolah dasar stunting dan tidak stunting di Kota Kupang. Metode: Desain case control diterapkan dalam studi ini. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai Agustus 2019 di SD Inpres Maulafa dan SD Negeri Kelapa Lima, Kota Kupang. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah asupan zat gizi, meliputi karbohidrat, protein, lemak, zat besi, seng, vitamin A, dan kalsium, sedangkan variabel terikat, yaitu stunting. Asupan zat gizi dikumpulkan menggunakan form food recall 1x24 jam dan status stunting ditentukan dengan melakukan pengukuran tinggi badan menggunakan microtoise kemudian dihitung menggunakan indikator TB/U. Sampel penelitian adalah siswa kelas 5 dengan jumlah 58 siswa stunting dan 58 siswa tidak stunting yang dipilih menggunakan teknik consecutive sampling dan diuji dengan independent t-test. Hasil: Lebih banyak responden berjenis kelamin perempuan yang stunting (58,6%). Ada perbedaan asupan karbohidrat (p=0,022), protein (p=0,044), lemak (p=0,046), zat besi (p=0,035) dan seng (p=0,043) saat sarapan pada siswa stunting dan tidak stunting. Simpulan: Ada perbedaan asupan zat gizi makro dan mikro saat sarapan pada siswa sekolah dasar stunting dan tidak stunting di Kota Kupang.
Abstrak Status gizi ibu menjadi salah satu faktor yang menentukkan pertumbuhan perkembangan janin termasuk berat dan panjang saat lahir. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian makanan tambahan (PMT) yang kaya Fe. PMT dapat disajikan dalam bentuk makanan pokok maupun selingan dengan bahan baku pangan lokal. Produk PMT yang baru adalah pemberian Cookies kaya Fe dengan formulasi penambahan bayam merah dan kacang merah. Cookies menjadi pilihan karena berbahan dasar tepung terigu yang sudah dikenal masyarakat luas, dapat langsung dikonsumsi, kadar airnya rendah sehingga tahan lama, teksturnya digemari karena renyah, dan mudah dibuat, disamping membantu mencukupi kebutuhan energi dan zat besi untuk ibu hamil.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahaui pengaruh subtitusi tepung bayam merah dan tepung kacang merah terhadap uji organoleptik dan kandungan gizi cookies. Jenis penelitian ini menggunakan Rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan P1 (30 % & 5 %), P2 ( 40 % & 10 %), P3 (50 % & 15 %). Hasil penelitian didapatkan ada perbedaan aroma dan tekstur pada perlakuan P1, P2 dan P3 dimana P Value < 0.05, dan tidak ada perbedaan kualitas untuk rasa dan warna pada perlakuan P1, P2 dan P3 dimana P Value > 0.05. untuk hasil uji kandungan gizi terdapat perbedaan yang nyata dimana dalam perlakuan P1 sampai P3 kandungan protein lebih tinggi pada perlakuan P3 dengan nilai 8.89 kal/100 gr bahan makanan.
Diabetes Melitus (DM) menjadi salah satu masalah di bidang kesehatan, dimana prevalensinya meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatannya diperkirakan disebabkan oleh perubahan gaya hidup yakni kebiasaan makan yang tidak seimbang, asupan makanan tinggi energi dan tinggi lemak dengan indeks glikemik tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan asupan zat gizi makro, indeks glikemik pangan dan status gizi dengan kejadian DM tipe II di Poliklinik Rawat Jalan RS Drs. Titus Uly Kupang. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan kasus kontrol (case control) Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dimana jumlah sampel yang memenuhi kriteria sebanyak 69 orang. Hasil penelitian: berdasarkan hasil uji chi square menunjukkan bahwa status gizi (P value =0.004) , asupan karbohidrat (P value =0.046) dan indeks glikemik pangan (P value =0.041) memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian DM Tipe II sedangkan asupan protein (P value =0.902) dan lemak (P value =0.161) tidak ada hubungan. Kesimpulan : ada hubungan antara status gizi, asupan karbohidrat dan indeks glikemik pangan terhadap kejadian DM Tipe II di Poliklinik Rawat Jalan RS Drs. Titus Uly Kupang sedangkan asupan protein dan lemak tidak ada hubungan. Saran: Perlu adanya penambahan variable lain seperti aktivitas fisik dan faktor genetis.
ABSTRAK Anak usia sekolah merupakan kelompok yang rentan mengalami masalah gizi seperti gizi kurang, stunting dan obesitas. Kabupaten Kupang menempati urutan keempat dengan kejadian stunting tertinggi di Provinsi NTT, dengan 27,4% pada balita pendek dan 19,8% pada balita yang sangat pendek sehingga diperlukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah tersebut satunya dengan edukasi gizi. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan di SD Inpres Batakte Kabupaten Kupang pada bulan mei 2023. Kegiatan terdiri dari edukasi gizi seimbang menggunakan media food model, penilaian status gizi (TB/U) dan pemberian PMT. Peserta kegiatan ini adalah siswa kelas I-VI. Edukasi gizi menggunakan food model dapat meningkatkan pengetahuan siswa dari 54% dan menjadi 78%. Hasil penilaian status gizi (TB/U) terdapat 19% siswa yang tergolong pendek dan 9,2% siswa yang tergolong sangat pendek pada SD Inpres Batakte yang perlu menjadi perhatian pihak terkait. Rekomendasi kegiatan tindak lanjut adalah memberikan meningkatkan frekuensi edukasi dan pemantauan status gizi serta memberikan intervensi gizi yang lebih optimal untuk meningkatkan status gizi siswa. Kata Kunci: Stunting, Food Model, PMT-AS ABSTRACT School-age children are a group that is vulnerable to nutritional problems such as malnutrition, stunting, and obesity. Kupang Regency is in fourth place with the highest incidence of stunting in the Province of NTT, with a proportion of 27.4% for short toddlers and 19.8% for very short toddlers, so various efforts are needed to overcome this problem, one of which is nutrition education. This community service activity was carried out at SD Inpres Batakte, Kupang Regency, in May 2023. The activity consisted of education on balanced nutrition using the media food model, assessment of nutritional status (TB/U), and provision of PMT. The participants in this activity were students in grades I–VI. Nutrition education using the food model can increase students' knowledge from 54% to 78%. The results of the nutritional status assessment (TB/U) found that 19% of students were classified as short and 9.2% of students were classified as very short at SD Inpres Batakte, which needed to be brought to the attention of related parties. The recommendation for follow-up activities is to provide nutritional interventions in the form of PMT for school children with a more optimal number and frequency to improve students' nutritional status. Keywords: Stunting, Food Model, Supplementary Feeding
Gizi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan tumbuh kembang anak yang optimal. Gizi yang cukup dan seimbang sangat diperlukan dalam periode emas pertumbuhan dan perkembangan anak. Kekurangan gizi yang terjadi pada periode emas tersebut dapat menyebabkan berbagai masalah, salah satunya adalah masalah gagal tumbuh sehingga anak menjadi lebih pendek (stunting) dari standar. Data Riskesdas (2018) menunjukkan bahwa prevalensi stunting di NTT sebesar 42.6% dan prevalensi Gizi Kurang sebesar 29.5%. Hal ini berarti bahwa masalah kekurangan gizi pada anak-anak dalam proses tumbuh-kembang masih sangat tinggi. Oleh karena itu, Program Pemberian Makanan Tambahan bagi anak sekolah (PMT-AS) menjadi salah satu upaya percepatan pencapaian dalam pembangunan nasional terkait pengentasan masalah gizi pada anak sekolah. Ikan merupakan salah satu jenis pangan sumber protein hewani yang banyak ditemukan dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat di Pulau Semau. Nugget merupakan produk olahan dalam bentuk beku yang bersifat siap untuk dimasak. Tempe merupakan makanan sumber protein, serat pangan, kalsium, vitamin B dan zat besi. Kegiatan Pengabdian pada Masyarakat ini bertemakan : pemberian makanan tambahan anak sekolah (PMT-AS) berbasis pangan lokal dalam meningkatkan status gizi siswa Sekolah Dasar Negeri Batuinan Semau Kabupaten Kupang. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dilakukan bersama anak-anak Sekolah Dasar Negeri Batuinan, UPTD Kecamatan Semau Kabupaten Kupang sebanyak 35 orang anak pada bulan September – Nopember 2021. Adapun hasil yang diperoleh adalah terjadinya perubahan pengetahuan anak- anak tentang 1). Khasiat kandungan gizi ikan dan tempe; 2). Anak-anak mengetahu tentang cara pengolahan ikan dan tempe menjadi bentuk olahan yang sederhana dan dapat dikonsumsi sebagai pangan pendamping sumber karbohidrat dalam sarapan pagi, makan siang atau makan malam mereka.
Di masa pandemic yang sudah berlangsung hampir 2 tahun menunjukkan adanya kecenderungan perubahan status gizi seperti peningkatan berat badan pada individu. Hal ini karena kurangnya aktivitas fisik karena sebagian besar masyarakat bekerja dari rumah (Work From Home) serta meningkatnya konsumsi makanan yang dibeli dari luar rumah. Obesitas dan kelebihan berat badan akan menyebabkan gangguan kardiorespirasi sehingga meningkatkan resiko terinfeksi COVID 19. Salah satu langkah untuk menurunkan tingkat obesitas dan kelebihan berat badan adalah dengan mengkampanyekan gizi seimbang dan aktifitas fisik. Permasalahan utama yang dihadapi oleh masyarakat adalah kurangnya pengetahuan dan kesadaran pada masyarakat akan pentingnya berat badan ideal dan hubungannya dengan kesehatan. Masyarakat juga belum dapat mengukur secara mandiri status gizinya. Hasil pengukuran status gizi pada jemaat GBI Khairos Kupang menunjukkan 8% peserta memiliki status gizi kurus (underweight), 28% status gizi Normal, 16% status gizi lebih (overweight) dan 48% Obesitas. Peserta sangat antusias mendengarkan edukasi yang diberikan, hal ini dilihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan oleh peserta. Artinya rasa ingin tahu peserta sangat tinggi. Peserta juga aktif dalam mempraktekkan cara penggunaan cakram gizi untuk melihat status gizinya.
Tempe flour is one of food material that contains high protein biovability value and high potential in preventing coronary heart disease by decreasing the cholesterol content. Tempe has hypocholesterol effect that able to inhibit the cholesterol absorption. Beside that, tempe contains strong antioxidant that able to protect LDL oxidation. The research aimed at knowing the influence of tempe flour giving as substitution material at low fat enteral formula (hospital made) toward the increase of LDL content and the decrease of HDL content at male rate of wistar norvegiccus strain that given atherogenic diet. The research was laboratory experimental in nature with complete design with 4 repetition for each treatment stages. The measured variables included independent variables, that is enteral formula giving at hospital that consist of 6 treatment stages, that is (Po) Standard diet, (P1) Atherogenic diet, (P2) Standard Diet + Hospital Enteral Formula, (P3) Standard Diet + Enteral formula of Tempe Flour Substitution, (P4) Atherogenic diet + Hospital Enteral Formula, (P5) Atherogenic Diet + Enteral formula of Tempe Flour Substitution and the dependent variables were LDL and HDL. The results showed that the highest cholesterol serum content in average at treatment group without tempe flour giving (P4) was 199±8.14; while the lowest at the treatment with tempe flour giving (P3) was 18.2±6.65. The highest HDL cholesterol serum content in average was 78.9±2.18 while the lowest at treatment (P1) Atheroganic Diet was 26.5±3.57. The statistical test showed there was significant content differences between LDL and HDL at teach treatment (P =0.000). The body weight measurement of he initial sample from all treatment was homogenous (P = 0.052), then after the treatment finished produced different body weight average (P =0.000), where the difference at the treatment group with tempe flour. Each intake of nutrient (energy, protein, fat, and carbohydrate) at all treatments have differences, that is (P =0.000) The conclusion of the research was the tempe flour with atherogenic diet able to decrease the LDL oxidation that showed by the LDL cholesterol serum and the high HDL content. The giving of the flour able to prevent the LDL cholesterol serum content, prevent the HDL cholesterol serum decrease and able to inhibit the rat body weight significantly.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.