Perkembangan sektor pariwisata saat ini membutuhkan keterlibatan berbagai stakeholder dari berbagai kalangan. Peran stakeholder disesuaikan dengan tugas dan tanggungjawab yang dimiliki agar hasil yang dicapai dapat berjalan secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi para stakeholder yang terlibat dan melakukan Analisa peran stakeholder berdasarkan pengaruh (power) dan kepentingannya (interest), Selain itu, dilakukan analisis keterlibatan masing-masing stakeholder serta mengukur dampak yang terjadi atas pelaksanaan kolaborasi dan sinergitas antar stakeholder. Hasil identifikasi stakeholder menunjukan pengelompokan kedalam dua konteks yaitu stakeholder primer yang terdiri dari LIPI dan Pemerintah Kabupaten Bogor, serta stakeholder sekunder yang terdiri dari Kementerian PUPR, Dinas PUPR Kab. Bogor, Mitra Pengelola Kebun Raya, dan Pelaksana TJSL Kab. Bogor. Untuk mendukung keberhasilan dalam pengembangan pariwisata, maka dilakukan analisis peran dari masing-masing stakeholder. Hasil analisis menunjukan para stakeholder terbagi kedalam empat kategori analisis peran berdasarkan kepentingan dan Pengaruh, yakni sebagai Subyek (subjects), sebagai Pemain Kunci (key player), sebagai Pengikut Lain (crowd), dan sebagai Pendukung (Contest Setters). Pembagian peran dan tanggung jawab masing-masing stakeholder dapat mempercepat proses pembangunan sektor pariwisata yang dilakukan di Kebun Raya Cibinong. Dampak dari adanya pembangunan dan pengembangan Kebun Raya Cibinong dapat terlihat dari segi ekonomi, sosial, dan lingkungan. Hal yang paling jelas terlihat adalah adanya peningkatan penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi sekitar Kawasan kebun raya, sehingga akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya.
Penyebaran sindrom pernafasan virus corona (COVID-19) tidak sekadar menimbulkan implikasi di bidang kesehatan semata tetapi juga perekonomian secara global. Salah satu sektorusaha yang terkena dampak pandemi ini adalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Dampak dari pandemic COVID-19 yang menghantam UMKM adalah sebanyak 163.713pelaku usaha mikro kecil menengah, diantaranya usaha makanan dan minuman serta industri kreatif dan pertanian. Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah menyusun strategipengembangan Transformasi Digital yang dapat diterima oleh UMKM dengan menerapkan pendekatan Business Model Innovation, sehingga dengan pengembangan strategi tersebutdapat melihat permasalahan yang ada dengan melakukan pengembangan konsep yang dapat dibutuhkan bagi UMKM agar dapat beradaptasi dengan segala kondisi yang ada serta memiliki nilai daya saing dan dapat berkelanjutan sesuai dengan tuntutan saat ini agar memiliki keunggulan kompetitif. Transformasi digital digunakan untuk melakukan perubahan strategi bisnis yang dilakukan oleh para pelaku usaha, seperti UMKM. Produk digitalisasi yang merupakan strategi pengembangan dunia usaha UMKM, dapat dikembangkan lebih lanjut dengan bersinergi pada Business Model Innovation agar UMKM tersebut dapat beradaptif dan memiliki nilai daya saing lebih daripada lainnya. Kolaborasi keduanya tersebut dapat dilakukan dengan cara melakukan Value Creation, Value Delivery, dan Value Capture. Penerapan Business Model Innovation pada UMKM akan membantu pengembangan usaha guna meningkatkan nilai ekonomi dari masing-masing UMKM serta model bisnis ini dapat digunakan UMKM dalam menghadapi tantangan bisnis kedepan. Untuk dapat menjalankanstrategi pengembangan, dibutuhkan suatu Roadmap yang dapat menjelaskan proses digital transformation yang akan berkolaborasi dengan Business Model Innovation. Roadmap tersebut akan digunakan oleh para UMKM untuk menyelaraskan proses transformasi agar berjalan dengan konsep model bisnis yang dikembangkan. Agar hal tersebut dapat berjalan secaraberiringan, dibutuhkan suatu pengungkit (Enabler) yang dapat menjalankan pelaksanaan digital transformation pada model bisnis yang telah dikembangkan.
Tren pariwisata pasca pandemi Covid-19 menunjukkan kecenderungan kepada wisata alam yang bersifat outdoor untuk menghindari transmisi atau penularan virus. Salah satu jenis wisata tersebut adalah geowisata. studi ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami urgensi pengelolaan geowisata berkelanjutan dalam mendukung pelestarian warisan geologi, serta peran dan relasi antar para pemangku kepentingan dalam pengelolaan geowisata berkelanjutan dalam mendukung pelestarian warisan geologi berdasarkan perspektif collaborative governance. Setelah mendapatkan temuan studi atas kedua hal tersebut, kemudian disusun strategi pengelolaan geowisata berkelanjutan dalam mendukung pelestarian warisan geologi berbasis kolaborasi antar para pemangku kepentingan. Untuk mengetahui jawaban dari bebrapa hal tersebut dipergunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitis. Berdasarkan elaborasi lebih lanjut, studi ini menunjukkan beberapa hal, pertama, pengelolaan dan pemanfaatan warisan geologi ini dapat meningkatkan pendapatan negara dari sektor pariwisata dengan pembangunan ekonomi dan budaya lokal, serta keserasian penataan ruang dalam upaya terwujudnya pembangunan berkelanjutan. Kedua, Peran dan relasi antar pemangku kepentingan amat dibutuhkan dalam kerangka kolaboratif, dan perlu ditunjang oleh sistem kelembagaan yang jelas, khusunya untuk mengelola keuangan dan pendapatan, manajemen fasilitas, menyelesaikan masalah teknis, mengurus sistem manajemen harian, regulasi kolaborasi aktor seperti bisnis lokal, akademisi, pengusaha, pemerintah daerah, badan pariwisata dan masyarakat setempat. Ketiga, strategi berbagi peran dalam pengembangan geotourism adalah dengan penerpan model pentahelix yang melibatkan beberapa pihak pemangku kepentingan, antara lain Academy (Riset dan Pengabdian masyarakat), Business (Kerjasama Pembiayaan dan Penyelenggara Bisnis), Community (Pendukung Pariwisata dan Ekonomi kreatif), Government (Koordinator dan Regulator), Media (Promosi, Pemasaran, dan Sosialisasi).
This study analyses the implications of Destination Management Organization (DMO) – Destination Governance (DG) on sustainable tourism development in Indonesia. Desk study is carried out using secondary data and VRIO analysis was employed. We found that the success of DMO development cannot be separated from the transformation of DMO development which includes the stage of strengthening the collective awareness movement of stakeholders; the destination management development stage; the business development stage; and the stage of strengthening and structuring the destination management organization. The development of DMOs in various countries is carried out on a regional and national scale by developing tourism boards that aim to develop tourism, technology and information as well as the promotion of tourist destinations. The implications of competitiveness through capability resources in DMO-DG, obtained 4 (four) Sustained Competitive Advantages, including tourism ecosystem, quality of service and travel experience, human resource development, and community management.
Abstract. The digital signage market has been flourishing every year, and this situation opens up new commercialization opportunities for stakeholders related to the acceleration function. The modern world has allowed technological innovation to satisfy market demands, primarily based on portfolio of patent information. The digital signage apparatus became an economical solution for the costly technology in the digital era. The purpose of this paper was to find the impact of the competitive landscape on the digital signage apparatus towards e-commerce development based on a patent portfolio from the WIPO database. The research was performed based on the patent information using Innograph software and information related to digital signage apparatus resulting in a total of 146 registered patents and 40 patents matching the research subjects. The results revealed that the patent portfolio on the digital signage apparatus has high perceived usefulness, but only few industries used this as a reference in benchmarking their technological competitiveness. This paper is beneficial to the industry that seeks for the impact of the latest technological implementation amidst the competitive commercialization of the digital signage apparatus. Keywords: Competitive Landscape; Digital Signage Apparatus; Impact; Patent Portfolio.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.