Diabetes mellitus is a condition of metabolic imbalance, indicated by a high level of blood glucose (hyperglycemia) resulting from a reduction of insulin secretion, action, or both. People with diabetes suffer from a lack or deficiency of insulin or insulin resistance. The metabolic imbalances are often not satisfactorily corrected using conventional medicines and even cause some side effects, which can be detrimental. Research on herbal medicines for the treatment of diabetes is urged by the need to reduce unwanted side effects common with conventional medicines/treatments used in glucose regulation. This study aims to investigate the antidiabetic effect of Ginger (Zingiber officinale) aqueous extract in improving the glucose uptake in mouse tissues in vitro. This study is a true experimental research design with a posttest-only control group design. There were three groups of mice in this study: the control group, which were only given plain water; the second group of mice with 5% aqueous ginger extract and the last group were given 25% aqueous ginger extract. All groups were given treatment for four consecutive weeks, then dissected their cardiac muscle, skeletal muscle, pancreas, and liver tissues to analyze the glucose uptake. The result showed that both the ginger aqueous extract groups were able to increase the glucose uptake of the mice. In conclusion, this research has shown that aqueous ginger extract may have improved the glucose uptake in most tissues of the mice in the groups. Therefore, ginger could have great potential as an alternative way in the treatment of diabetes type 2.
Hypertension is a chronic disease that requires an intensive monitoring from time to time to prevent p=0,000) and diastolic blood pressure p=0,000); improve the quality of life of hypertensive patients with p<0.000 value of both pre and posttest and treatment (counseling) and also validated by final data test results between non-counseling group and counseling group.
Metformin merupakan obat antidiabetes oral yang umumnya direkomendasikan sebagai pengobatan lini pertama pada diabetes melitus tipe 2 apabila kadar glukosa darah tidak terkontrol dengan modifikasi gaya hidup. Pada penggunaan metformin sebagai kontrol glikemia sering terjadi reaksi obat yang merugikan (ROM) berupa gangguan gastrointestinal seperti diare, mual, dan perut kembung. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis korelasi faktor usia, cara minum, dan dosis metformin terhadap risiko efek samping gangguan gastrointestinal pada penderita rawat jalan BPJS Kesehatan yang baru terdiagnosis diabetes melitus tipe 2 di RSAU Dr. M. Salamun Bandung. Penelitian ini adalah analitik observasional dengan desain potong lintang. Data dikumpulkan dari bagian poliklinik penyakit dalam, rekam medis, dan form check penderita yang mendapat pengobatan dengan metformin yang dilakukan sejak April-Juni 2014. Jumlah penderita yang memenuhi kriteria penelitian sebanyak 65 orang dengan rentang usia rata-rata 48 tahun. Keluhan efek samping yang dialami penderita berupa kembung (58,46%) dan mual (41,54%). Cara minum dan dosis metformin berkorelasi terhadap risiko efek samping berupa mual dan kembung pada penderita diabetes melitus tipe 2 (p<0,05) sedangkan faktor usia tidak berkorelasi (p>0,05). Penggunaan metformin dianjurkan sesudah makan dan dengan dosis awal rendah yang dititrasi perlahan untuk mengurangi dan menghindari terjadinya efek samping mual dan perut kembung pada penderita diabetes melitus tipe 2. Kata kunci: Diabetes melitus tipe 2, efek samping, metformin
Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi provinsi dengan persentase balita stunting tertinggi nasional. Faktor yang berpengaruh terhadap kejadian stunting yaitu adanya praktik kebersihan dan sanitasi lingkungan, tingkat kecukupan protein dan tingkat pengetahuan gizi ibu. Potensi alam di wilayah Nusa Tenggara Timur sangat potensial untuk produksi ikan dan tanaman kelor yang dapat memenuhi kebutuhan protein masyarakat di wilayah Nusa Tenggara Timur. Oleh karena itu, perlu dilakukan pelatihan pengolahan pangan sumber protein pada kelompok pemberdayaan perempuan. Kegiatan ini terdiri dari beberapa tahapan seperti tahap penyuluhan, tahap praktik, tahap percontohan, dan tahap monitoring. Metodenya adalah pendidikan, pelatihan, pendampingan, dan monitoring, serta evaluasi. Pelatihan ini memberikan manfaat bagi kelompok pemberdayaan perempuan Fatumonas, dan meningkatkan kemampuan dan keterampilan perempuan dalam memanfaatkan potensi pangan local sumber protein untuk diolah secara berkelanjutan menjadi sumber proien harian yang dapat memenuhi kebutuhan gizi keluarga. Disarankan kegiatan ini dilanjutkan untuk pengemasan dan pelabelan.
Seksio caesarea adalah tindakan pembedahan melalui insisi dinding abdomen dan uterus. Pembedahan seksio sesarea difasilitasi dengan anestesi spinal, salah satu komplikasi dari anestesi spinal adalah hipotensi. Pengobatan untuk mencapai stabilitas hemodinamika selama anestesi spinal menjadi salah satu tantangan dalam anestesiologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pencegahan apa saja yang dilakukan untuk mengurangi hipotensi pasca anestesi spinal. Metodelogi penelitian literature review dengan metode pencarian menggunakan situs literatur jurnal yang terakreditasi. Jenis penelitian randomizes controlled trial, subyek pasien seksio sesarea. Tahun jurnal yang digunakan dibatasi 2015-2020. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan vasopressor fenilefrin mengurangi hipotensi, insiden hipotensi secara signifikan lebih tinggi pada preload dibandingkan co-loading (
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.