ABSTRAKJumlah populasi dan umur harapan hidup lanjut usia(lansia) semakin meningkat dari tahun ke tahun. Dengan meningkatnya umur harapan hidup maka sangat penting untuk memperbaiki kualitas hidup lansia. Kualitas hidup lansia dipengaruhi oleh faktor lingkungan sosial dimana ia tinggal, sehingga perlu diketahui secara pasti sejauh mana perbedaan tersebut mempengaruhi kualitas hidup lansia. Penelitian ini merupakan studi komparatif, dengan rancangan penelitian potong melintang (cross sectional). Penelitian bertujuan mengetahui perbandingan kualitas hidup lansia yang tinggal bersama keluarga dengan yang tinggal di panti jompo. Jumlah responden adalah 160 orang lansia yang terdiri dari 80 orang yang tinggal di panti dan 80 orang tinggal bersama keluarga di komunitas. Teknik pemilihan sampel adalah consecutive sampling Hasil uji statistik dengan Mann-Whitney U test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara tempat tinggal dengan kualitas hidup lansia yaitu domain kesehatan fisik pada QoL( p = 0.000), dengan domain psikologik pada QoL( p = 0.000), dengan domain hubungan sosial pada QoL( p = 0.000) dan dengan domain lingkungan pada QoL( p = 0.000). Diharapkan hasil penelitian ini menjadi dasar penetapan program-program pemberdayaan lansia sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup lansia.
Violence against women is one of the human rights solutions which tends to increase during the COVID-19 pandemic. Various factors increase the incidence of violence against women. This systematic literature review aims to identify the factors that influence the increase in incidence in women. Study literature on the Science Direct, Pubmed, Cinahl, EBSCO host and Cochrane Library databases with the PRISMA procedure and the Robvis bias assessment. A total of 5 articles were included in this systematic literature study. The factors that influence the increase in the number of violence against women are personal factors, relationships, community and societal context. ABSTRAKKekerasan pada perempuan merupakan salah satu pelanggaran hak asasi yang cenderung mengalami peningkatan selama pandemic COVID-19. Berbagai faktor meningkatkan angka kejadian kekerasan pada perempuan. Studi sitematik literatur ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi peningkatan kejadian kekerasan pada perempuan. Studi literatur pada database Science Direct, Pubmed, Cinahl, EBSCO host dan Cochrane Library. Desain penelitian yang termasuk dalam kriteria pencarian adalah cross sectional, RCT dan studi review pada tahun 2019-2020. Pencarian awal menghasilkan 313 artikel dan sebanyak 5 artikel termasuk dalam studi literatur sistematik ini setelah melalui prosedur PRISMA dan analisis bias penelitian menggunakan Robvis. Faktor yang memengaruhi peningkatan angka kekerasan pada perempuan adalah faktor personal, hubungan, komunitas dan konteks masyarakat.
ABSTRAKPenurunan daya ingat dan ketidakmampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari menjadi salah satu alasan lansia dikirim ke panti wredha. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan faktor demografi dan demensia dengan kemandirian lansia dalam memenuhi aktivitas dasar dan instrumental di panti wredha. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Alat pengumpulan data menggunakan kuisioner BADL (Basic Activities of Daily Living), IADL (Instrumental Activities of Daily Living), dan MMSE (Mini Mental State Examination). Sampel penelitian berjumlah 166 lansia berusia > 60 tahun yang tinggal di 3 panti wredha Bandung dan Garut. Analisa data menggunakan uji independent sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan lansia yang ada di panti wredha 65,1% mandiri dalam BADL dan 51,8% mandiri dalam IADL, 109 orang (65,7%) mengalami demensia, 118 orang (71,1%) adalah wanita, 142 orang (85,5%) berpendidikan rendah, dan 153 orang (92,2%) tidak menikah. Analisis menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kemandirian (BADL dan IADL) dengan pendidikan, status marital, dan demensia pada lansia di panti wredha (p<0,05). Upaya yang komprehensif perlu dilakukan untuk meningkatkan kemandirian lansia khususnya yang ada di panti wredha. ABSTRACT Cognitive impairment and inability to do activities of daily living being the reasons for elderly to transferring in the nursing homes. The purpose of this study was to determine association of demographic factors and dementia with the independence of the elderly to fulfill basic and instrumental activities in nursing homes. The design of this study was cross-sectional. Data collection tools using BADL (Basic Activities of Daily Living), IADL (Instrumental Activities of Daily Living), and MMSE (Mini Mental State Examination) questionnaires. The research sample of 166 elderly aged > 60 years who live in 3 nursing homes in Bandung and Garut. Data analysis uses an independent sample t-test. The results showed that the elderly in nursing homes 65.1% were independent in BADL and 51.8% were independent in IADL, 109 people (65.7%) suffered dementia, 118 people (71.1%) were women, 142 people (85.5% ) have low education, and 153 people (92.2%) are not married. The analysis showed that there was a significant relationship between BADL and IADL with education, marital status, and dementia in the elderly in nursing homes (p <0.05). Comprehensive treatment needs to improve the independence of the elderly especially in nursing homes.
ABSTRAKBendungan ASI merupakan salah satu masalah pada masa nifas. Bendungan ASI adalah penyempitan pada saluran ASI yang disebabkan karena air susu mengental sehingga menyumbat lumen saluran. Masa pemulihan pada ibu post seksio sesarea berangsur lebih lambat, beberapa hari setelah tindakan ibu masih merasakan nyeri. Kondisi tersebut menyebabkan ibu merasa cemas, bila ibu merasa tertekan (stress) maka akan terjadi pelepasan adrenalin yang menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah pada alveoli. Akibatnya terjadi hambatan let-down reflex sehingga air susu tidak mengalir dan menalami bendungan ASI. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi gambaran bendungan ASI pada ibu nifas dengan seksio sesarea di Rumah Sakit Sariningsih Bandung. Metode yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif, rancangan penelitian cross sectional, pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Jumlah sampel sebanyak 26 orang ibu nifas dengan seksio sesarea. Alat ukur penelitian ini menggunakan kuesioner six point engorgement scale (SPES). Hasil penelitian menunjukan 19 orang (73,1%) ibu nifas terdapat bendungan ASI. Berdasarkan kelompok usia ibu nifas yang terdapat bendungan ASI terbanyak adalah kelompok usia 20-35 tahun sebanyak 18 orang (69,2%). Berdasarkan kelompok pendidikan ibu nifas yang terdapat bendungan ASI terbanyak adalah kelompok pendidikan SMA yaitu sebesar 13 orang (50%). Berdasarkan kelompok pekerjaan ibu nifas yang terdapat bendungan ASI terbanyak adalah kelompok ibu yang bekerja sebesar 10 orang (38,5%). Berdasarkan kelompok paritas yang terdapat bendungan ASI terbanyak yaitu kelompok primipara sebanyak 11 orang (42,3%). Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar ibu nifas dengan seksio sesarea di Rumah Sakit Sariningsih Bandung terdapat bendungan ASI. Dengan hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dilakukannya perawatan payudara dan penyuluhan mengenai bendungan ASI secara rutin di Rumah Sakit Sariningsih Bandung. 20-35 year (69,2%) . Based on the education, the most were the group of education high school is as much as 13 people (50 %) . Based on the capital work, the most were group of mothers who works as much as 10 people ( 38,5 % ) . Based on the parity that is most dam breastfeeding groups primipara about 11 people (42,3% Kata kunci: Bendungan ASI, ibu nifas, seksio sesaria ABSTRACT Breast engorgement is one of a problem in postpartum period
ABSTRAKPostpartum blues merupakan fenomena yang terjadi pada hari-hari pertama postpartum. Puncak gejala postpartum blues terjadi pada hari ke-3 sampai ke-5 postpartum dengan durasi mulai dari beberapa jam sampai beberapa hari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi Gambaran Kejadian Postpartum Blues Pada Ibu Nifas Berdasarkan Karakteristik di Rumah Sakit Umum TK IV Sariningsih Kota Bandung. Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive consecutive Sampling. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 40 responden. Intrumen penelitian menggunakan instrument baku yaitu instrument EPDS (Edinburg Postnatal Depression Scale) dengan jumlah soal 10 pertanyaan. Hasil penelitian menunjukkan hampir setengahnya mengalami postpartum blues ringan (42,5%) dan hampir setengahnya (35,0%) mengalami postpartum blues berat. Berdasarkan usia hampir setengahnya ringan dan berat (30,0%), berdasarkan pendidikan sebagian kecil ringan (20,0%), berdasarkan jumlah paritas sebagian kecil ringan (25,0%), berdasarkan jenis persalinan hampir setengahnya berat (27,5%), berdasarkan jumlah penghasilan perbulan hampir setengahnya ringan (37,5%), berdasarkan pekerjaan hampir setengahnya ringan (30,0%), berdasarkan status kehamilan sebagian kecil ringan (22,5%) dan berdasarkan dukungan sosial hampir setengahnya ringan (35,0%). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hampir setengahnya ibu nifas di Rumah Sakit Umum TK IV Sariningsih Kota Bandung mengalami postpartum blues ringan dan berat. Adapun rekomendasi dari penelitian ini adalah diadakannya penyuluhan tentang cara mengatasi postpartum blues.Kata Kunci : Kejadian Postpartum Blues, Karakterististik Ibu Nifas
Dementia is increasing in the world which is a major cause of disability and dependence in the elderly. This causes the elderly can not do their daily activities so often live in a nursing home. It is important to know the factors associated with dementia to prevent and treat dementia with appropriate interventions. The objective of this study was to identify the demographic factors and disease history associated with dementia among elderly in nursing homes. The research method was cross sectional study. Sample were recruited from three nursing homes located in Bandung and Garut using purposive sampling technique for a-3 month period (n=163). Data were collected using questionnaire consisting of demographic data, disease history, and MMSE (Mini Mental State Examination). The analysis of data was performed using chi-square test, fisher test, and logistic regression analysis. In term of its association with dementia, low education had the higher odd ratio (OR: 5.90, 95% CI: 2.02-17.20, p=0.001) than unmarried status (OR: 4.78, 95% CI: 1.23-18.52, p=0.024) and stroke (OR: 0.23, 95% CI: 0.06-0.88, p=0.032). However, diabetes mellitus was identified as confounding variable (OR: 0.10, 95%CI: 0.01-1.01, p=0.051). In conclusion, low education, unmarried status, stroke, and diabetes mellitus were predictor factors of dementia among elderly in nursing homes. It is recommended to include effective treatment could be in the form of health education about management of stroke and diabetes, physical activity, improvement of nutritional adequate, and social activities to prevent loneliness.
Centella asiatica is known to improve cognitive function, but its influence on several domains of cognitive function in dementia women is still limited. This study aimed to determine the effect of Centella asiatica on cognitive function in women elderly with dementia. Screening for dementia used an MMSE questionnaire (Mini-Mental State Examination) with a cut off of 23. The trial comprised the two groups: Centella Asiatica group (CAG) 1x500 mg/day and placebo control group (PCG) 1x500 mg/day. Thirty-nine women were included in this study with mean age 74 ± 10.05. The results showed that the CAG group was effective in increasing the semantic fluency domain (p < 0.001) and visual memory (p < 0.001) compared to PCG. Meanwhile, the phonemic fluency domain and the forward-backward digit span did not show a significant difference compared to the placebo control group. In conclusion, administration of Centella asiatica for 20 weeks is effective in increasing semantic fluency and visual memory in women elderly with dementia.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.