One of the important activities in children's learning that is rarely explored is creativity. This is an important concept for the successful implementation of early childhood education programs. Every child's creative talent must be developed. Opportunities and learning resources in the form of an environment to explore sources and media need to be given to children in realizing their creative potential. The growing digital world and children's interest in devices such as smartphones are an opportunity for teachers to take advantage of interactive and interesting ICT-based learning resources and media through audio, visual and audio visual media. Utilization through the wise use of digital resources and media for children is an important part of learning. Digital Storytelling in coloring activities through the “Quiver 3-D Coloring based on augmented reality technology” application offers the integration of virtual objects into a real environment forming three-dimensional animations on smartphones, color pictures for children, presenting digital stories at the end of the activity, so that children have an interest so that their creativity will develop. The purpose of this research is to spread "augmented reality technology with Quiver-3D coloring application in developing children's creativity" by presenting digital stories. The approach used in this research is descriptive analysis method through a qualitative-quantitative approach. The data in this research were obtained by direct observation and research-related questions to informants. The results of the research show that: "children's creativity develops well through digital storytelling learning with 3-D Coloring based on Augmented Reality applications".
Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan buku cetak dan buku digital sebagai media pembelajaran ditinjau dari kelebihan dan kekurangannya. Selain itu, kajian ini bertujuan untuk mengetahui persentase pilihan mahasiswa antara buku cetak dan buku digital. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif kuantitatif dengan jumlah responden 216 mahasiswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan tertutup. Jawaban kuesioner akan dijumlahkan dan dikategorikan untuk menentukan apakah responden cenderung memilih buku cetak daripada buku digital. Sebanyak 69,9% (151) responden lebih memilih buku digital sebagai media baca untuk meningkatkan performa pembelajaran, sedangkan 35,18% (76) responden memilih buku cetak karena kesulitan membaca dan browsing saat menggunakan buku digital. Sebagai rekomendasi, peneliti menyarankan untuk mempertimbangkan batasan penelitian ini dan menyelidiki lebih lanjut untuk mendapatkan data yang lebih lengkap untuk mencapai hasil yang sangat baik dalam evaluasi studi selanjutnya.
Materi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu topik pembahasan pada mata pelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Hal ini tentu berguna bagi para calon lulusan SMK untuk menekan angka risiko kecelakaan atau gangguan kesehatan selama aktivitas pembelajaran di sekolah. Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi warga sekolah tentang faktor risiko dan bahaya yang bisa timbul sebagai dampak dari aktivitas di sekolah. Pengabdian ini dilakukan di SMKS Methodist di Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Kegiatan ini dilakukan bersama PT. Emcotama sebagai mitra Dunia Usaha/Dunia Industri (DUDI). Sebanyak 30 peserta didik dari SMKS Methodist di Tanjung Morawa dilibatkan dalam kegiatan ini. Hasil dari angket yang disebarkan menunjukkan bahwa 94%-95% peserta kegiatan setuju bahwa tempat penyelenggaran dan fasilitas sesuai standar K3. Selain itu, seluruh peserta menyatakan bahwa narasumber dinyatakan layak. Secara teori/praktik, 90,5% peserta menyatakan bahwa praktik yang dilakukan dalam kegiatan ini memenuhi standar K3. Sebanyak 95% peserta sepakat bahwa kegiatan memiliki manfaat dan nilai tambah bagi mereka. Kegiatan ini mencapai keberhasilan dengan hasil lebih dari 89% peserta menyatakan kepuasan mereka terhadap kriteria materi, narasumber, konsumsi, serta fasilitas yang diperlukan selama kegiatan berlangsung. Kegiatan PKM dalam bentuk edukasi mengenai risiko dan bahaya yang berpotensi muncul sebagai akibat dari berbagai aktivitas yang dilakukan di dalam lingkungan sekolah telah terlaksana dengan baik. Hal ini diindikasikan dari lebih dari 90% peserta paham mengenai dasar-dasar K3 dan praktik pelaksanaannya yang sudah memenuhi standar K3. Aspek yang perlu mendapat perhatian adalah durasi kegiatan yang perlu diperpanjang karena meliputi sisi praktik untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal.
Pandemi Covid-19 menimbulkan berbagai problematika dalam proses pembelajaran di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia. Pembelajaran yang semula dilakukan secara tatap muka, berubah total menjadi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan Belajar Dari Rumah (BDR). Baik guru maupun peserta didik mengalami kaget teknologi yang turut berpotensi menurunkan motivasi dalam pembelajaran. Hal ini juga terjadi di Sekolah Dasar Negeri yang berada di Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Dengan mengetahui permasalahan ini, tim memberikan solusi dengan mengadakan diseminasi Literacycloud untuk guru dan orangtua di sekolah dasar negeri. Metode yang diselenggarakan selama kegiatan ini adalah menyelenggarakan pre-tes, memberikan pengimbasan secara daring melalui webinar, memberikan pengimbasan secara luring, supervisi secara daring menyelenggarakan pos-tes dan membagikan kuesioner kepuasan peserta pelatihan. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah seluruh peserta kegiatan baik guru maupun orangtua peserta didik mengalami peningkatan pengetahuan secara signifikan mengenai strategi membaca yang menyenangkan; Selain itu terjadi peningkatan kepemilikan akun pelantar Literacycloud. Selanjutnya, beberapa guru telah memahami dengan sangat baik penggunaan Literacycloud yang dibuktikan dengan praktik baik yang telah dilakukan dan sebanyak 92% peserta menyatakan bahwa mereka puas dengan diseminasi dan seluruh rangkaian kegiatan yang telah dilakukan oleh tim.
The outbreak of Corona virus pandemic is changing the face of the education process in various parts of the world. Lots of the educational processes are transformed into online or learning from home. In spite of this, it was found that some teachers experienced difficulties administering online teaching. This phenomenon moves the community service team to organize a varied, interactive, and fun learning process for educators at the elementary school level in Deli Serdang Regency, North Sumatra. A total of 90 educators from private and state schools were trained to use a fun reading style using the Literacycloud browser. The training began with online dissemination, followed by visitations to target schools. All educators were asked to practice Triwaca, namely Uninterrupted Sustained Silent Reading (USSR), story pyramids, and BookTalk. performance. The results of cognitive measurements showed an increase in educators' knowledge about the pleasuring reading by 50%. In addition, the target school has produced more than 20 story pyramids and practicing BookTalk both online and offline for students. In conclusion, the Triwaca and Literacycloud programs in general ran successfully as seen from the program achievement indicators.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.