The abilities of the 21st century consist of critical thinking and problem solving, creativity and innovation, communication, and collaboration. To support the development of this capability, it is necessary to design a 21st century mathematics-based learning tool. Based on field observations, teachers have not been able to develop a learning tool that leads to this capability. This is due to the lack of knowledge of teachers in designing such learning. If a teacher understands and is able to design a mathematics lesson that leads to 21st century skills, then as a teacher they will be ready to apply it and, in the end 21st century skills for students will flourish. The research approach that will be used in this research is the development research with the aim of producing the product in the form of lesson plans, student worksheets and standard instruments that support the ability of the 21st century. The development model that will be used in this research is 4D development model which includes four stages: define, design, develop and disseminate. But developers only use three stages. The results show that based on the overall score that has been obtained from the testing process shows that the learning tool of mathematics is very good.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar matematika siswa di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah rendahnya kemampuan pemahaman konsep matematis dan didukung oleh rendahnya disposisi matematis siswa yaitu apresiasi terhadap pembelajaran matematika. Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis dan disposisi matematis siswa adalah dengan menggunakan model pembelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS) yang menjadikan siswa mandiri, aktif dan fokus dalam pembelajaran matematika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis dan disposisi matematis siswa dengan menggunakan model SSCS dalam pembelajaran matematika. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dengan desain non-equivalent control group design. Subyek penelitian ini adalah kelas VIII C (eksperimen) dan VIII D (kontrol) semester 2 SMPN 2 Kota Serang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes kemampuan pemahaman konsep matematis dan skala disposisi matematis. Data hasil penelitian ini dianalisis menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, uji perbedaan rata-rata. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran SSCS lebih baik dari siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Disposisi matematis yang menggunakan model pembelajaran SSCS memiliki peningkatan yang lebih rendah atau sama dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Dengan demikian model pembelajaran SSCS bisa diterapkan untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis namun kurang efektif dalam peningkatan disposisi matematis siswa SMP. Kata kunci: Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis, Disposisi Matematis, Model Pembelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS) ABSTRACT This research is motivated by the low mathematics learning result of students in Indonesia. This is caused by several factors, such as the low ability of understanding mathematical concepts and supported by the low mathematical disposition of students is the appreciation of mathematics learning. One of the efforts to improve the students' understanding of mathematical concepts and mathematical dispositions is by using Search, Solve, Create and Share (SSCS) learning model which makes students self-reliant, active and focused in learning mathematics. This study aims to determine the improvement of the ability to comprehend mathematical concepts and mathematical disposition of students by using SSCS model in mathematics learning. This research uses quasi experimental method with non-equivalent control group design. The subjects of this research are class VIII C (experiment) and VIII D (control) semester 2 SMPN 2 Serang City. The instrument used in this research is the ability to comprehend mathematical concepts and mathematical disposition scale. Data of this study were analyzed using normality test, homogeneity test, two-party test, and one-party test. The conclusion of this research is the ability of understanding mathematical concepts of students using SSCS learning model better than students using conventional learning model. While mathematical dispositions using SSCS learning models have a lower or equal increase with students using conventional learning models. Thus the SSCS learning model can be applied to improve the comprehension of mathematical concepts but less effective in improving mathematical disposition of Junior High School students. Keywords: Ability to Understand Mathematical Concept, Mathematical Disposition, Search, Solve, Create and Share Learning Model (SSCS)
Kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal matematika sudah sering terjadi terlebih pada materi sistem persamaan linier dua variabel. Kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal SPLDV dapat dianalisis dengan kemampuan pemahaman Skemp yang terbagi menjadi dua yakni, pemahaman instrumental dan pemahaman relasional. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal SPLDV berdasarkan kemampuan pemahaman Skemp. Metode penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data menggunakan tes, serta wawancara. Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa SMP Negeri 18 Kota Serang kelas VIII B dengan jumlah 20 siswa yang dipilih berdasarkan hasil wawancara yang terbagi atas masing-masing siswa dengan kemampuan instrumental dan kemampuan relasional. Hasil penelitian menjelaskan bahwa siswa dengan kemampuan instrumental cenderung lebih banyak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal SPLDV dan untuk siswa dengan kemampuan relasional lebih sedikit dalam mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal SPLDV. Penyebab siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal SPLDV yakni kurangnya siswa dalam memahami konsep dari SPLDV itu sendiri, akibatnya ketika diminta mengerjakan soal yang berkaitan dengan SPLDV siswa akan mengalami kesulitan.
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menganalisis pemahaman konsep matematis siswa SMP berkemampuan rendah, sedang dan tinggi dari perspektif teori APOS pada materi segi empat. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas VIII-B SMP Negeri 18 Kota Serang yang berjumlah 20 siswa dan dipilih masing-masing siswa ditiap tingkatan kemampuan yaitu seorang siswa bekemampuan rendah, sedang dan tinggi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, wawancara serta dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data dalam penelitian ini mengguanakan triangulasi teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa berkemampuan rendah hanya memenuhi indikator pemahaman konsep matematis pada tahap aksi. Pada siswa berkemampuan sedang memenuhi indikator pemahaman konsep matematis pada tahap aksi, proses dan objek. Berbeda dengan siswa berkemampuan tinggi yang dapat memenuhi indikator pemahaman konsep matematis pada tahap aksi, proses, objek dan skema. Dengan kata lain, siswa berkemampuan tinggi dapat mencapai semua tahap APOS.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.