Gedung Teknik PWK dan Teknik Arsitektur Universitas Diponegoro merupakan gedung perkuliahan yang mana di dalamnya terdapat beban non linier yang merupakan sumber utama harmonisa pada sistem kelistrikan berupa peralatan elektronik seperti komputer, AC, dan lighting. Berdasarkan IEEE Std. 519-2014, batas nilai THDv untuk tegangan di bawah 1 kV adalah 8%, dan batas nilai THDi disesuaikan dengan nilai ISC/IL. penulis melakukan kajian studi analisis harmonisa menggunakan pemodelan Single Line Diagram dengan software ETAP 12.6. Simulasi kondisi eksisting menunjukkan bus masing-masing SMDP memiliki nilai THDv dan THDi yang sudah sesuai dengan standar. Kemudian penulis melakukan simulasi harmonisa kembali setelah dilakukan redesain sistem penerangan dan sistem instalasi listrik, didapatkan nilai THDv tereduksi ±59,73% dan THDi tereduksi ±56,53% dari nilai eksistingnya. Dengan nilai THD yang menurun, sistem kelistrikan mengalami peningkatan kualitas daya, tegangan, dan efisiensi. Faktor daya bus trafo dapat mencapai 95,1%, arus menurun ±12 A, tegangan stabil 102-103%, daya reaktif turun hingga 109 kVAR, serta untuk daya aktif dan daya semu cenderung konstan.
Pencahayaan merupakan salah satu faktor penting dalam perancangan bangunan maupun ruangan, hal ini berguna untuk menunjang kenyamanan dalam beraktivitas dan keselamatan jika terjadi keadaan darurat. Pencahayaan dibagi menjadi dua jenis yaitu pencahayaan alami dengan memanfaatkan sinar matahari dan pencahayaan buatan yang menggunakan cahaya buatan (lampu). Lapangan stadion Universitas Diponegoro saat ini belum memiliki pencahayaan buatan maka dibutuhkan pencahayaan buatan yang baik dan sesuai standar SNI 03-3647-1994 tentang tata cara perencanaan teknik bangunan gedung olahraga. Penelitian ini merancang sistem pencahayaan buatan pada lapangan stadion Universitas Diponegoro dengan menggunakan data dari bagian aset Universitas Diponegoro dan data dari pengukuran berupa ukuran lapangan dan layout stadion keseluruhan, serta menggunakan lampu jenis metal halide. Perancangan ini menggunakan model penempatan lampu 4 titik dan melingkar sebagai perbandingan perancangan. Penelitian ini menggunakan perangkat lunak Dialux 4 untuk membantu dalam hal perancangan sistem pencahayaan buatan, perhitungan iluminasi dan tingkat silau. Hasil dari simulasi dengan menggunakan lampu Philips ArenaVision MVF404 didapatkan hasil untuk perancangan model 4 titik kelas 1 membutuhkan 28 lampu, kelas 2 membutuhkan 48 lampu, dan kelas 3 membutuhkan 128 lampu. Pada model melingkar kelas 1 membutuhkan 24 lampu, kelas 2 membutuhkan 48 lampu, dan kelas 3 membutuhkan 112 lampu.
Menipisnya energi fosil, terutama minyak, gas, memberi komitmen dunia untuk mengurangi emisi. Hal ini mendorong pemerintah Indonesia untuk menjadikan energi baru dan terbarukan sebagai prioritas utama. Salah satu energi baru dan terbarukan yang memiliki potensi besar di Indonesia adalah energi surya, mengingat Indonesia terletak di garis Khatulistiwa yang menerima sinar matahari sepanjang tahun. Potensi energi surya di Indonesia mencapai 207.8 GWp. Akan tetapi, kapasitas pembangkit listrik tenaga surya yang terpasang hanya 0.085 Gwp atau 0.04% dari total potensi. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang pembangkit listrik tenaga surya on-grid dan menganalisa energi yang dihasilkan pada Pondok Pesantren Tanbihul Ghofiliin. Terdapat 3 variasi daya yang dirancang berdasarkan perhitungan potensi kapasitas PLTS, Regulasi PLN, dan berdasarkan anggaran dana. Panel Surya yang digunakan adalah ST Solar 450WP Monocrystalline. Inverter yang digunakan adalah Sofar 1100TL, Sofar 3ktlm, dan Sofar 5ktlm. Perancangan PLTS dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak PVSyst 7.2. Berdasarkan simulasi PVSyst 7.2, PLTS 11700WP menghasilkan energi dalam satu tahun 16,136 kWh. PLTS 3150WP menghasilkan energi dalam satu tahun 4,364.3 kWh. PLTS 1350Wpmenghasilkan energi dalam satu tahun 1,852.4 kWh
Tegangan tinggi tidak hanya digunakan untuk keperluan transmisi, tetapi juga untuk penelitian di laboratorium. Pada umumnya, tegangan tinggi dibangkitkan menggunakan pembangkit tegangan tinggi konvensional yang berukuran besar. Oleh karena itu, diperlukan rangkaian yang lebih sederhana untuk membangkitkan tegangan tinggi, misalnya menggunakan konverter flyback. Konverter flyback merupakan konverter DC-DC yang memiliki isolasi di antara masukan dan keluarannya. Komponen utama dari konverter flyback adalah trafo step up dan komponen pensaklaran. Pada penelitian ini dirancang penerapan zero voltage switching (ZVS) pada konverter flyback untuk membangkitkan tegangan tinggi. Trafo step up dan komponen pensaklaran yang digunakan adalah trafo flyback dari monitor CRT (Cathode Ray Tube) dan MOSFET IRFP460. Tegangan tinggi hasil pembangkitan konverter flyback diterapkan pada reaktor ozon. Pada pengujian mode pensaklaran dengan menerapkan ZVS diketahui tegangan drain-source MOSFET (VDS) bernilai nol ketika MOSFET turn off. Pada pengujian tanpa beban dengan variasi duty cycle diperoleh tegangan keluaran sebesar 11,20 kV pada duty cycle 60%. Pengujian tanpa beban dengan variasi frekuensi switching diperoleh tegangan keluaran sebesar 10,80 kV pada frekuensi switching 23 kHz. Pengujian berbeban dengan reaktor ozon sudah dapat menghasilkan ozon dengan konsentrasi 0,02-0,06 ppm pada tegangan operasi 7,4-8,4 kV.
SPLN 1985 merupakan standar yang ditetapkan pada tahun 1985, sudah lebih dari 30 tahun SPLN 1985 dipakai sebagai standar. Seiring dengan perkembangan jaman, SPLN 1985 yang digunakan masih sama seperti yang tahun 1985 sehingga perlu dilakukan penelitian kembali apakah standar SPLN 1985 masih sesuai dengan kondisi sekarang. Perbedaan infrastruktur, peralatan listrik dan jumlah pelanggan pada tahun 1985 dengan tahun-tahun sekarang ini tentunya terdapat perbedaan, hal tersebut memberikan pengaruh yang berbeda dengan nilai keandalan listrik seperti SAIDI dan SAIFI. Pada penelitian ini dilakukan pengkajian standar SPLN 1985 dengan data lapangan yang diperoleh dari PLN APJ Purwokerto tahun 2014, 2015 dan 2016 dengan membandingkan hasil perhitungan nilai SAIDI dan SAIFI data lapangan dengan standar SPLN 1985. Pada penelitian ini, dilakukan perhitungan nilai SAIDI dan SAIFI tahun 2014, 2015 dan 2016 kemudian dibandingkan dengan SPLN 1985. Dari perhitungan diketahui nilai SAIFI data lapangan tahun 2014 didapatkan hasil sebesar 11,47 kali/tahun, tahun 2015 sebesar 20,74 kali/tahun dan 2016 sebesar 20,36 kali/tahun sementara standar SAIFI SPLN sebesar 3,2 kali/tahun.. Nilai SAIDI data lapangan tahun 2014 sebesar 16,76 jam/tahun, tahun 2015 sebesar 30,28 jam/tahun dan tahun 2016 sebesar 35,16 jam/tahun sementara standar SPLN sebesar 21 jam/tahun.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.