No abstract

Recent studies on low-salinity waterflooding (LSW) and CO2 water-alternating gas (WAG) use are noteworthy because of their effectiveness in recovered oil content retention in mature fields. s the brine salinity decreases, the solubility of CO2also increases. The CO2in the injected water is expected to reduce the water/oil interfacial tension (IFT), and thus previouslytrapped oil in the rock by capillary forces will flow. However, as of yet, a fewresearches havefocusedon the fluid/fluidinteraction involving waxy crude oil/brinein the LSW-WAGprocess. Twomodels, both of which have been developed from experimental interfacial tension measurements, assist in estimating the CO2's effect on oil/water interfacial tension in the presence and absence of CO2. This objective is accomplished by designing experiments using the modified central composite design (CCD)method in response surface methodology (RSM). Theeffectof pressure, brine salinity, and CO2on oil/water IFT are taken into consideration while modelling.Analysis of variance (ANOVA) was used to determine the optimal values of input variables based on the developed model to obtain an acceptable model. The R-squared values indicate that the developed models arecapable of accurately forecasting the experimental results of oil/water IFT using Dulang crude oil and seven different brine salinities. The findings of this study are expected to shed light on the fluid/fluid interaction behaviour during the LSW-WAG recovery process in a mature field producing waxy crude oil.

No abstract

A248 Abstrak-Leap Motion Controller memiliki keterbatasan dalam menang-kap gerak isyarat tangan. Keterbatasan tersebut menyebabkan gerakan tangan model boneka virtual tidak seakurat gerakan tangan pelakon. Selain itu, konfigurasi bone model dimensi tiga untuk Leap Motion Controller berbeda dengan konfigurasi bone dimensi tiga pada umumnya. Oleh karena itu, dilakukan pengenalan isyarat tangan menggunakan Leap Motion Controller untuk pertunjukan boneka tangan virtual. Pengenalan isyarat tangan tersebut dilakukan dengan memetakan hasil penjejakan tangan dari Leap Motion Controller ke dalam model prefab tangan Leap SDK. Setelah berhasil dipetakan, konfigurasi bone dari model prefab tangan Leap SDK diadaptasi ke dalam model boneka tangan virtual. Adaptasi tersebut dilakukan dengan mengatur posisi dan orientasi bone pada model dimensi tiga boneka tangan. Setelah posisi dan orientasi bone yang sesuai ditemukan, model dimensi tiga boneka tangan diuji menirukan gerakan boneka tangan asli. Beberapa gerakan yang dapat ditirukan adalah pose diam, membuka mulut, hadap kiri, hadap kiri dengan membuka mulut, dan hadap kiri dengan menekuk mulut atas. Pengujian boneka tangan virtual pada sembarang orang dilakukan untuk mengetahui tingkat kesinkronan gerak mulut atas dan mulut bawah boneka tangan virtual. Dari pengujian sembarang orang, didapatkan hasil 50% setuju dan 5,6% sangat setuju gerak mulut atas sinkron dengan gerak tangan. Sedangkan untuk gerak mulut bawah sinkron dengan gerak tangan didapatkan 16,7% setuju dan 11,1% sangat setuju. Kata Kunci-Dongeng, Gerak Isyarat, Leap Motion Controller, Virtual

Penelitian ini melihat sejauh mana problematika perdagangan manusia (human trafficking), yang merupakan isu krusial dalam dunia politik sejak tahun 1990-an. Feminis, organisasi Hak Asasi Manusia (HAM), gerakan sosial perempuan, dan semua pihak yang peduli terhadap isu tersebut berupaya mengungkap perdagangan manusia, yakni perempuan-perempuan yang-dipaksa‖ berimigrasi dan bekerja sebagai pelacur, sebuah persoalan internasional dan merupakan bentuk-perbudakan modern‖ (modern day slavery). Dari sinilah peneliti mencoba melihat potret perempuan korban perdagangan manusia di Madura. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif biografis, yang mana hasil penelitian ini merupakan sebuah potret panjang mengenai proses lahirnya perdagangan manusia, ketika menjadi korban, dan pasca menjadi korban atau pulang ke tempat asal mereka. Ekonomi, dorongan keluarga, pendidikan, dan keinginan diri sendiri merupakan alasan-alasan utama mengapa mereka bisa dijadikan sebagai korban perdagangan manusia. Proses awal, penempatan, sampai kepulangan mereka tidak pernah lepas dari ragam penderitaan; mulai dari pelecehan seksual, pemerkosaan, kekerasan seksual, gaji tidak dibayar, diperlakukan dengan kasar, dan jam kerja yang lebih panjang. Sebuah biografi panjang yang sangat memilukan. Dengan penelitian ini diharapkan para pihak yang memiliki kepedulian terhadap human trafficking bisa bertindak dan mencegahnya, sehingga tidak muncul lagi para perempuan yang tertipu.

No abstract

No abstract

Published results on modelling crude oils by equation of states (EOS) showed the importance of tuning the equation to fit experimental data closely. Usually various parameters relating to C7+ such critical properties are altered to obtain an equation with a high regression correlation. Although current oil samples may be analysed up to C60+, the presence of isomers for each component may still cause a high degree of uncertainty in the averaged properties. The use of different tuning factors can also cause variations in the equation of states. In practice, the fluid model after tuning does not always give good prediction for all properties. For example, a good fit for saturation pressure and viscosity may give considerable difference in the density prediction. Another set of tuning may be excellent for another property and poor fit for another. Since the prediction of the minimum miscibility pressure (MMP) depends on the EOS model, variations in the model will result in differences in the MMP value. Therefore the priority set on each property during tuning may result in widely differing MMP values. This research aims to find a relationship on the effects of each property of a crude oil on the MMP predicted. Peng-Robinson (PR) and Soave-Redlich-Kwong (SRK), five properties and key tuning parameters are varied. The impact of using different combinations of the critical properties correlations on MMP calculation are tested on gas/oil systems. The best fit that is chosen from a tuning process may not always give a good fit to all properties. Our results may be used to list the priority of each property during tuning and will allow an estimation of the uncertainties in each property.