This paper discusses the implementation of reduce, reuse and recycle waste activities for elementary school students as one of the after school care programs. The problem that underlies this study is the lack of concern for the natural environment, especially in waste management in the school environment. The research used the action research method involving one teacher and 20 children aged 6-8 years who participated in the after school care program in elementary schools. Data were collected through observation, interviews and documentation, then analyzed using thematic analysis techniques. The results of the study describe the implementation stages of the Reduce, Reuse and Secycle (3R) activities including the introduction of the program provided by the teacher through animated video media, discussion of the 3R program with children, direct practice of sorting and recycling waste in the school environment, and evaluation of the implementation of the 3R program. Other results also describe that children able to identify categories of organic, inorganic and hazardous waste, as well as the emergence of children’s caring attitudes towards waste management in the school environment.
Artikel ini merupakan artikel penelitian terkait penerapan after school care bagi anak sekolah dasar, salah satunya melalui implementasi program anak peduli lingkungan melalui kegiatan memilah sampah di SD Laboratorium Percontohan UPI. Tujuan penerapan program ini adalah untuk mengenalkan anak terkait permasalahan di lingkungan sekitar dan sebagai upaya menanamkan kepedulian anak terhadap lingkungan alam. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, dimana penulis bermaksud mendeskripsikan proses penerapan kegiatan memilah sampah yang telah dilaksanakan di SD Laboratorium Percontohan UPI. Adapun kesimpulan dalam artikel ini merujuk program anak peduli lingkungan sebagai salah satu alternatif pembelajaran bagi anak sekolah dasar yang bertujuan untuk menanamkan kepedulian anak terhadap kelestrarian lingkungan.
Penelitian ini di latar belakangi oleh keingintahuan penulis tentang bagaimana persepsi guru Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini dalam memandang Kreativitas menggambar anak. Hal ini didasari karena penulis sering melihat guru yang menjadikan aktivitas menggambar hanya sebatas kegiatan formalitas yang tanpa di dasari pengetahuan guru tentang kreativitas menggambar itu sendiri. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengatahui bagaimana persepsi guru PAUD terhadap Kreativitas Menggambar anak usia dini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Fenomenologi. Partisipan yang dijadikan responden ialah 6 orang guru kelas B yang terdiri dari 2 guru yang mengajar di sekolah berakreditasi A, 2 guru yang mengajar di sekolah berakreditasi B, dan 2 guru yang mengajar di sekolah tak terakreditasi. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, guru dirasa sudah memahami konsep dasar kreativitas menggambar itu sendiri, hanya saja belum memahami secara detail dan lengkap sehingga dalam penerapannya guru masih belum dapat maksimal.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh minimnya pemanfaatan barang bekas yang ada di sekitar lingkungan kecamatan Cijulang Kabupaten Pangandaran. Selain itu belum optimalnya pemanfaatan media pembelajaran yang digumanfaatkan oleh guru dalam proses pembelajaran di sekolah dasar. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengimplemntasikan literasi kriya melalui pengembangan edukits sebagai media pembealjran dengan memanfaatkan barang-barnag bekas. Peelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tahapan pra tindakan, tindakan dan pasca tindakan. Instrumen yang digunakan yaitu kuisioner, pedoman observasi dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa para guru mampu mengembangkan EduKits dengan membuat media pembelajaran yang variatif yang berbasis pada teknik-teknik dalam seni kriya. Hal ini juga menunjukan bahwa kreativitas guru dalam mengembangkan media pembelajaran yang inovatif telah mengalami peningkatan.
The purpose of this study is to provide an understanding of how critical literacy-based learning practices can be implemented in elementary schools by raising the issue of exploitation of nature. The practice of critical literacy-based learning in this study uses an educational model with problems whose philosophical basis derives from the critical pedagogic of Paulo Freire. The concept of education seeks to deal with humans on problematic phenomena that disturb the balance of life to be addressed critically. The phenomenon that will be sued is "massive exploitation of shark fins by humans". The research method used is qualitative with an auto-ethnographic narrative approach which aims to chronologically describe the experiences of researchers when implementing critical literacy-based learning in elementary schools. The results showed that critical literacy learning using education with problems can be implemented through three stages, namely 1) pre-reading (problematization), 2) reading stage (critical discourse discussions), and 3) post-reading stage (social action) transformative). The implication of critical literacy based learning is the rise of critical awareness of students characterized by several indicators, namely: 1) students are able to name and decipher the core of the problem of exploitation of nature and its causal relationship with greedy and vile human nature; 2) students are able to create illustrated images that represent ideal situations that should occur; 3) students are able to write critical arguments that represent suggestions, criticisms, and hopes for fishermen to be able to maintain marine ecosystems by not exploiting sharks. This research has the significance of enriching pedagogical literacy science, especially critical literacy-based learning in elementary schools.Keywords: Critical Pedagogic, Critical Literacy, Nature Exploitation, Illustration Figure. Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan pemahaman tentang bagaimana praktik pembelajaran berbasis literasi kritis dapat diimplemantisakan di sekolah dasar dengan mengangkat isu eksploitasi alam. Praktik pembelajaran berbasis literasi kritis pada penelitian ini menggunakan model pendidikan hadap masalah yang dasar filosofisnya berasal dari pedagogik kritis Paulo Freire. Konsep pendidikan ini mengupayakan penghadapan manusia pada fenomena problematik yang menganggu keseimbangan kehidupan untuk disikapi secara kritis. Fenomena yang akan digugat adalah “eksploitasi sirip ikan hiu secara masif oleh manusia”. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan naratif type auto-etnografi yang bertujuan untuk menceritakan secara kronologis pengalaman peneliti ketika mengimplementasikan pembelajaran berbasis literasi kritis di sekolah dasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran literasi kritis dengan menggunakan pendidikan hadap masalah dapat diimplementasikan melalui tiga tahap yaitu 1) tahap pra-baca (problematisasi), 2) tahap membaca (diskusi-analisis wacana kritis), dan 3) tahap pasca-baca (tindakan sosial transformatif). Implikasi dari pembelajaran berbasis literasi kritis adalah bangkitnya kesadaran kritis siswa yang ditandai oleh beberapa indikator yaitu : 1) siswa mampu menamai dan mengurai inti dari problematika eksploitasi alam dan hubungan kausalitasnya dengan sifat manusia yang serakah dan keji ; 2) siswa mampu mengkreasikan gambar ilustrasi yang merepresentasikan situasi ideal yang seharusnya terjadi; 3) siswa mampu menulis karangan argumentasi kritis yang merepresentasikan saran, kritik, dan harapan pada para nelayan agar mampu menjaga ekosistem laut dengan tidak melakukan eksploitasi ikan hiu. Penelitian ini memiliki signifikansi memperkaya keilmuan pedagogik mulitiliterasi khususnya pembelajaran berbasis literasi kritis di sekolah dasar. Kata Kunci : Pedagogik Kritis, Literasi Kritis, Eksploitasi Alam, Gambar Ilustrasi.
Abstract. This class action research was carried out based on the problems that emerged in group B children in the Salam Manunggal Al-Qur'an Kindergarten, namely the undeveloped ability of children's creativity. Children have not been able to express their ideas in making a painting. Follow-up from these problems, the need for a learning that can stimulate children's creativity. Researchers design learning activities using unconventional painting techniques (close techniques) to enhance the creativity abilities of group B children using classroom action research methods. The purpose of this study include: to find out how the initial conditions of children's creativity ability before the action using unconventional techniques, knowing the process or stages of increasing children's creativity ability using unconventional painting techniques, and knowing the results of using unconventional painting techniques to enhance the creativity of group B children in the Kindergarten of the Qur'an Salam Manunggal. The subjects in this study were group B children of Salam Manunggal Al-Qur'an Kindergarten with a total of 10 children. The end result of children's creativity ability shows a significant increase after the application of unconventional painting techniques. This can be seen from the ability of children's creativity that has improved from the initial condition, in the pre-cycle 80% of children fall into the category of Not Developing (BB) and 20% of children belong to the category of Starting to Develop (MB). At the end of Cycle 1, 70% of children were in the Underdeveloped (BB) category and 30% of children were in the Start Development (MB) category, at the end of Cycle 2, 40% of children were in the Developing According to Expectation (BSH) category, 30% of children were categorized as Starting Developing (MB), and 30% of children are in the Underdeveloped (BB) category, at the end of cycle 3, 40% of children are in the Very Good Development (BSB) category, 30% are in the Developmental Expectancy (BSH) category and 30% of children are in the category of Start Developing (MB). Based on the results of this study, painting activities using unconventional painting techniques can be used as one of the learning methods that can be used to improve children's creativity. Abstrak. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan berdasarkan permasalahan yang muncul pada anak kelompok B di TKQ Salam Manunggal yaitu belum berkembangnya kemampuan kreativitas anak. Anak belum mampu untuk menuangkan ide-idenya dalam membuat sebuah lukisan. Tindak lanjut dari permasalah tersebut, diperlukannya suatu pembelajaran yang dapat menstimulus kemampuan kreativitas anak. Peneliti merancang kegiatan pembelajaran menggunakan teknik melukis inkonvensional (teknik tutup) untuk meningkatkan kemampuan kreativitas anak kelompok B dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Tujuan dari penelitian ini antara lain: untuk mengetahui bagaimana kondisi awal kemampuan kreativitas anak sebelum dilakukkanya tindakan menggunakan teknik inkonvensional, mengetahui proses atau tahapan-tahapan peningkatan kemampuan kreativitas anak menggungakan teknik melukis inkonvensional, dan mengetahui hasil penggunaan teknik melukis inkonvensional untuk meningkatkan kreativitas anak kelompok B di TK-Q Salam Manunggal. Subjek dalam penelitian ini adalah anak kelompok B TKQ Salam Manunggal yang berjumlah 10 anak. Hasil akhir kemampuan kreativitas anak menunjukan peningkatan yang cukup segnifikan setelah diterapkannya teknik melukis inkonvensional. Hal ini dapat terlihat dari kemampaun kreativitas anak yang sudah meningkat dari kondisi awal, pada pra siklus 80% anak masuk kedalam kategori Belum Berkembang (BB) dan 20% anak masuk kategori Mulai Berkembang (MB). Pada akhir siklus 1, 70% anak masuk kategori Belum Berkembang (BB) dan 30% anak masuk kategori Mulai Berkembang (MB), pada akhir siklus 2, 40% anak masuk kategori Berkembang Sesuai Harapa (BSH), 30% anak masuk kategori Mulai Berkembang (MB), dan 30% anak masuk kategori Belum Berkembang (BB), pada akhir siklus 3, 40% anak masuk kategori Berkembang Sangat Baik (BSB), 30% masuk kategori Berkembang sesuai Harapan (BSH) dan 30% anak masuk kategori Mulai Berkembang (MB). Berdasarkan hasil penelitian ini, kegiatan melukis menggunakan teknik melukis inkonvensional dapat digunakan sebagai salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan kreativitas anak. Kata Kunci : Kreativitas, Melukis, Teknik Melukis Inkonvensional.
Learning Arts, Culture and Crafts is a learning that helps students to develop as a whole. One of them is the content of art which is a coaching in the field of aesthetics and developing creativity, including in making 3-dimensional crafts. This writing aims to describe the results of the analysis of the subject matter contained in the fourth grade student books of the 2013 revised 2018 Elementary School curriculum with the scope of arts, especially 3-dimensional crafts, which includes knowledge and skill competencies, characteristics and development of fine art materials, core competence -basic competencies analysis. and its relevance to the scientific structure of Elementary Schools, HOTS, 4C (critical thinking, creativity, communication, collaboration), cultural literacy and citizenship, character education, and innovation. The research method used is a type of literature study, the procedures are; Topic selection, research focus, sources of data collected, reading sources, taking notes, processing notes to compiling reports. The results of the analysis stated that the 3-dimensional scope of art in the Student's book for grade IV of the 2013 revised 2018 curriculum was considered quite appropriate. Characteristics of Elementary Schools visual arts specifically for 3D crafts, knowledge and skills; the characteristics of the development of HOTS, 4C, cultural literacy and citizenship, as well as character education listed on the subject matter of the 2018 revised visual arts book for fourth grade students still needs to be improved.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.