�Latar belakang dari penelitian ini adalah kurang terlatihnya kemampuan argumentasi siswa, hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan guru tentang model-model pembelajaran yang dapat melatih kemampuan berargumentasi. Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran yang berimplikasi pada kemampuan berargumentasi siswa. Salah satu model yang menjadi alternatif untuk meningkatkan kemampuan berargumentasi adalah model pembelajaran Argument-Driven Inquiry(ADI). Keterampilan berargumentasi berperan penting dalam membangun suatu eksplanasi, model dan teori dari suatu konsep yang dipelajari, dengan melatih keterampilan berargumentasi berarti melatih kemampuan kognitif dan afektif yang dapat digunakan untuk membantu memahami konsep-konsep dalam biologi.� Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berargumentasi siswa di SMA. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan desain Pretest-Posttest Control Group Design. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Ciawigebang tahun pelajaran 2015/2016 sebanyak 9 kelas. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Sampel penelitian yaitu kelas X 4 sebagai kelas eksperimen dan X 1 sebagai kelas kontrol. Pengumpulan data dengan tes uraian, metode observasi� (asesmen kinerja argumentasi dan lembar observasi ADI) angket dan dokumentasi. Uji hipotesis dengan menggunakan uji statistik parametrik dalam hal ini untuk uji hipotesis peningkatan menggunakan uji t didapatkan p < 0,05 yaitu 0,000 < 0,05 yang artinya penerapan model pembelajaran Argument-Driven Inquiry (ADI)dapat meningkatkan kemampuan berargumentasi siswa pada konsep Pencemaran Lingungan di kelas X SMA Negeri 1 Ciawigebang.
ABSTRAKLimbah ampas tahu dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Selama ini limbah ampas tahu kurang dimanfaatkan secara maksimal. Padahal, limbah ampas tahu memiliki kandungan protein yang cukup tinggi serta senyawa-senyawa yang berpotensi untuk meningkatkan kesuburan tanah dan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan tanaman pak choi dengan menggunakan variasi komposisi limbah ampas tahu serta untuk mengetahui kandungan NPK yang terdapat dalam limbah ampas tahu. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan komposisi limbah ampas tahu masing-masing 25%, 50%, 75% dan 100%. Kontrol positif pupuk kandang dan kontrol negatif tanah. Parameter yang diukur pada tanaman pak choi, yaitu jumlah daun dan berat basah tanaman. Analisis data diperoleh dengan menggunakan uji Analisis Varians dan dilanjut dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) untuk parameter jumlah daun sedangkan uji Wilayah Berganda Duncan (DMRT) digunakan untuk parameter berat basah. Berdasarkan uji statistik yang telah dilakukan menggunakan uji BNT untuk jumlah daun dan uji DMRT untuk berat basah menunjukan bahwa ada perbedaan yang signifikan diantara variasi komposisi limbah ampas tahu, dalam hal ini komposisi limbah ampas tahu 100% yang paling efektif dalam mempengaruhi pertumbuhan tanaman pak choi. Hasil penelitian menunjukan kandungan unsur N,P,K limbah ampas tahu kering ditinjau dari kriteria unsur N tercatat rendah, yaitu 0,110% sedangkan unsur P dan unsur K tercatat sangat tinggi, yaitu 1,219% dan 0,361%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kadar konsentrasi Saccharomyces cerevisiae terhadap sifat organoleptik dan sifat kimia (alkohol dan gula) brem cair ubi ungu (Ipomea batatas L). Dalam penelitian ini terdapat 5 perlakuan eksperimen dan 1 kontrol, perlakuan A (0,1%), B (0,25%), C (0,50%), D (0,75%) dan E (1%). Data kadar alkohol dan gula Brem cair ubi ungu dianalisis dengan menggunakan uji analisis sidik ragam RAL yaitu F hitung lebih besar dari pada F tabel yaitu 7,30 > 2,77; dan 13,84 > 2,77 sedangkan data nilai organoleptik brem cair ubi ungu dianalisis menggunakan uji Friedman. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh perbedaan konsentrasi Saccharomyces cerevisiae terhadap kadar alkohol, kadargula dan nilai organoleptik brem cair ubi ungu. Kadar alkohol terbaik yaitu pada perlakuan A(0,1%), kadar gula yang terbaik pada perlakuan A(0,1%), dan tingkat kesukaan panelis menyukai kontrol untuk aroma, tingkat kesukaan panelis menyukai perlakuan A(0,1%) untuk rasa dengan nilai rerata 3,42.�
This exploratory study aimed to analyze the research skills and to explore the authentic research abilities that can support students’ research skills. The study engaged sixty-eight students of science class from two schools in Kuningan district. The data was collected through research skills tests, consist of 11 items of essay questions including seven components of research skills: 1) Understanding phenomena and identifying problems, 2) formulating problems, 3) composing hypotheses, 4) making research designs, 5) implementing experiments and collecting data, 6) analysing data, and 7) making conclusions. The results revealed that the authentic research abilities of students based on, the seven components of research skills were very lacking. The average score of the rubric was 1, it meant that the students were less skilled. The largest percentage of the average test score in both of schools showed that they were in very less category, 72% (first school) and 79% (second school). The analysis on seven components of student research skills was still in the range of the score 0-1.
Sweet potato white ac varieties is a sweet potato endemic of Kuningan, but the conventional way of processing causes sweet potato is less desirable by consument. High carbohydrate content in sweet potato makes it potentially to be the main ingredient of making nata. Nata is a bacterial cellulose were made from glucose by Acetobacter xylinum bacteria. The manufacturing process of nata uses ZA as an additional source of nitrogen. However, the use of ZA raises concerns about its safety for food. The high content of protein in soy extract has the potential to replace ZA in making nata. The purpose of this study was to determine the effect of soybean extract as a source of nitrogen to the characteristics of nata de sweet potato. In this study there are seven treatments and two controls, namely F1 (68.6 ml). F2 (73.6 ml), F3 (78, 6 ml), F4 (83.6 ml), F5 (88.6 ml), F6 (93.6 ml), and F7 (98.6 ml). The data obtained were thickness of nata de sweet potato analyzed by anova test and BNT test and organoleptic data to know the level of consumer preference. The results showed that there was a significant effect on the nata de sweet potato characteristic shown by Fcount> Ftable, that is 75> 3,71 ith the significance level of 0.01. The use of soybean extract at F4 treatment (83.6 ml) is the thickest and most likely by the panelists. The use of soy extract of 83.6 ml can replace the use of ZA in making nata.Keyword : Soybean, Bacterial Cellulose, Nata de sweet potato
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.