Kesehatan lingkungan memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan keseimbangan ekologi yang mencakup alam dan lingkungan, termasuk manusia sebagai komponen utama di dalamnya. Esensi dasar dalam kesehatan lingkungan adalah meningkatkan derajat kesehatan manusia. Seiring dengan meningkatnya pola konsumsi dan jumlah penduduk, permasalahan sanitasi dan kesehatan lingkungan menjadi hal yang utama dalam menunjang kesehatan masayarakat. Di sisi lain, sanitasi dan kesehatan lingkungan masih sering terabaikan sehingga masih sangat mempengaruhi derajat kesehatan lingkungan serta menimbulkan risiko yang tidak diinginkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana akses kesehatan lingkungan mencakup sanitasi dasar dan perilaku hidup sehat mampu menimbulkan risiko terjadinya gangguan terhadap pola kesehatan masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Aspek kuantititatif, metode yang digunakan adalah random sampling dengan jumlah responden adalah 240 Kepala Keluarga yang tersebar pada 6 desa. Setiap responden yang akan menjadi sampel dipilih secara random. Unit sampling yang diwawancarai adalah ibu rumah tangga. sedangkan pada aspek kualitatif, digunakan metode depth interview pada key informan terpilih untuk mengetahui faktor yang menyebabkan tingginya indeks risiko sanitasi pada kecamatan tersebut. Kecamatan Moyo Utara di Kabupaten Sumbawa merupakan salah satu wilayah yang akses terhadap sanitasi total berbasis masyarakat masih jauh dari kata layak. Hal ini terbukti dari hasil penelitian yang menujukkan bahwa wilayah Kecamatan Moyo Utara memiliki IRS pada angka 3 dan 4. Artinya kondisi sanitasi di Wilayah kecamatan Moyo Utara berada ada kategori risiko tingggi dan sangat tinggi. Desa yang dibagi pada Klaster 0 - 4 memiliki tingkat sanitasi dasar yang masih rendah, terutama pada aspek air limbah, sampah dan perilaku PHBS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada setiap strata wilayah permasalahan air limbah domestik, persampahan dan PHBS menjadi permasalahan utama yang memiliki tingkat risiko sanitasi yang cukup besar dibandingkan yang lain. Proses penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam penerapan informasi kesehatan lingkungan guna menurunkan Indeks Risiko Sanitasi (IRS) kesehatan lingkungan khususnya di daerah terpencil seperti di Kabupaten Sumbawa. Kata Kunci: EHRA; Kesehatan Lingkungan; Moyo Utara ; Sanitasi;
Lack of knowledge about menstruation can be the cause of long-term reproductive health problems and make young women unprepared for menstruation. Unpreparedness to face menarche causes adolescents to have negative responses such as shame, fear, and worry. Community service activities were carried out in July 2022. The activity was attended by 25 students of class V and VI SD Negeri Songkar. The implementation of community service activities used is the dissemination of reproductive health as a preparation for facing menarche. The method used is the lecture method using leaflets, question and answer method and games/ quizzes. Provision of knowledge about reproductive health to elementary school students needs to be done either as an additional subject or in the form of counseling outside of teaching and learning activities.
Sanitasi berkaitan langsung dengan kesehatan masyarakat dalam aspek air bersih dan sarana pembuangan sampah. Banyak penyakit yang disebabkan oleh buruknya sanitasi sehingga akses sanitasi layak menjadi salah satu hak asasi manusia yang wajib didapatkan oleh setiap warga masyarakat yang ditetapkan oleh PBB. Faktor air bersih dan sarana pembuangan sampah menjadi hal dasar yang menjadi pusat perhatian dalam penelitian ini. Penelitian ini dilakukan di Desa Kukin, merupakan salah satu desa tertinggal di Kecamatan Moyo Utara Kabupaten Sumbawa. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh aspek sanitasi layak yang seharusnya sudah terpenuhi di masyarakat akan tetapi masih ditemukan di lapangan bahwa aspek tersebut belum terpenuhi 100%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis permasalahan sanitasi terutama pada aspek air bersih dan pembuangan sampah serta pola Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Metode penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 223 orang responden yang tersebar pada 5 dusun yang diambil dengan proses random sampling. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 78,3 % responden membiarkan sampahnya ditumpuk begitu saja dan sisanya adalah dibakar sebanyak 21,7%. Aspek sampah pada penelitian ini masih belum mendapatkan pengelolaan lebih lanjut karena alasan keterbatasan sarana dan prasarana. Terkait dengan aspek air bersih, 76% sumber air bersih yang digunakan berasa dan 24% sisanya tidak berwarna dan tidak berasa. Terakhir, terkait dengan aspek Buang Air Besar Sembarangan (BABS) 52% responden memilih menggunakan septic tank, 40% responden memilih membuang air besar di got, melakukan BAB di sungai 5% dan 3% responden memilih opsi lain-lain.
Masalah kesehatan seringkali muncul di masyarakat tanpa disadari dan diketahui penyebabnya. Terutama bagi masyarakt yang berprofesi sebagai pemulung, apalagi dalam kondisi pandemic covid 19 saat ini. Pemerintah sudah lama menjalankan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di lingkungan kerja akan tetapi lingkungan kerja di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah seringkali diabaikan.. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah meningkatkan pengetahuan masyarakat yang berprofesi sebagai pemulung akan pentingnya berperilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan kerja di masa pandemic saat ini. Metode kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan di TPA Raberas yaitu penyuluhan kesehatan kepada masyarakat tentang Perilaku Kesehatan Bersih dan Sehat (PHBS) di lingkungan kerja dengan cara ceramah dan diskusi. Pengabdian di lakukan di TPA Raberas Kabupaten Sumbawa, pada tanggal 20 Desember 2020 dengan melibatkan seluruh pemulung yang ada. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan dan pemahaman pemulung masih rendah terkait dengan kepatuhan APD dan pengetahuan PHBS di lingkungan kerja sebesar 40.8% di kategori cukup dan 59,2% di kategori kurang. Selain meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pemulung, dari kegiatan pengabdian ini mampu membangun kesadaran seluruh pemulung dan keluarganya untuk tetap menjaga kebersihan diri dan kebersihan lingkungan sekitar agar tetap bekerja dengan aman dan nyaman.
Along with the increase in population, there is no doubt that waste is also increasing. Household waste is grouped into organic and inorganic groups. Unlike inorganic waste, which can still be sold or reused, organic waste is identical to the process of decay if it is not disposed of immediately. Pernek Village is one of the villages that has not had access to waste transportation by garbage trucks to the TPA. This village only relies on vacant land as a temporary TPA, and most people carry out the process of burning waste. This will create new problems for the environment. The service program was carried out in Pernek Village in September 2021 involving 20 program participants. Implementation of service from providing materials and demos of making compost. As much as 95% of community service participants do not understand and have never done composting. After the training process, 100% of the participants agreed to carry out the composting process at home. This is very important so that household waste can be reduced from home.
Latar belakang: Sanitasi lingkungan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Salah satu dampak dari buruknya kesehatan lingkungan adalah angka kejadian stunting pada balita.Penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya pengaruh antara indeks risiko sanitasi dengan kejadian stunting di Kecamatan Moyo Utara, Kabupaten Sumbawa.Metode: Suatu penelitian observasional analitik dengan disain cross sectional yang dilakukan pada bulan Maret tahun 2021 di Kecamatan Moyo Utara Kabupaten Sumbawa NTB. Sampel diambil dengan teknik simple random sampling dengan perhitungan menggunakan rumus slovin dengan taraf kesalahan 5% didapatkan sampel sebanyak 40 orang.Hasil: karakteristik responden menunjukkan bahwa mayoritas anak responden yang terkena stunting berjenis kelamin perempuan 60%, sisanya laki-laki. Rentang usia 3-4 tahun mendominasi usia anak responden yang menderita stunting sebanyak 40%, dan yang paling minoritas pada rentang usia 0-2 tahun sebesar 10%. Mayoritas responden merupakan ibu rumah tangga sebanyak 52,5%. Berdasarkan hasil analisis Indeks Risiko Sanitasi dengan menggunakan EHRA, sanitasi di wilayah penelitian masuk dalam kategori risiko sanitasi tinggi dan sangat tinggi. Hasil uji regresi linear menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara risiko sanitasi dengan kejadian stunting pada masa pandemic dengan nilai signifikansi <0,001 dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,6.Simpulan:Terdapat pengaruh antara indeks risiko sanitasi dengan kejadian stunting di Kecamatan Moyo Utara dengan persen pengaruh yang cukup signifikan antara risiko sanitasi dengan kejadian stunting yaitu sebesar 60%. ABSTRACTTitle: Effect of Sanitation Risk Index on Stunting Incidence in North Moyo District Background: Environmental hygiene is one of the factors that influence the level of public health. One of the effects of poor environmental hygiene is stunting in children under the age of five. This study aims to determine the impact of hygiene risk indicators on the incidence of stunting in the Sumbawa Regency's North Moyo area. Methods: This study is an analytical observational study using quantitative data. This study used a cross-sectional approach. This study using survey and interview methods. The survey was conducted in March 2021 in the North Moyo area of NTB's Sumbawa Regency. The samples in this study were extracted using a simple random sampling technique calculated using Slovin's formula with an error rate of 5%. A sample of 40 people was obtained. Results: Respondent characteristics showed that the majority of respondents' children affected by stunting were 60 years old and the rest were boys. The age range of 34 years dominates the age of respondents who suffer from stunting by 40%, and the most minority is in the age range of 02 years by 10%. The majority of respondents are housewives, as much as 52.5%. Based on the Sanitation Risk Index analysis results using the EHRA method, sanitation in the research area is categorized as high and very high sanitation risk. The linear regression test results showed a significant effect between sanitation risk and the incidence of stunting with a significance value of <0.001 with a regression coefficient of 0.6.Conclusion: There is an influence between the sanitation risk index and the incidence of stunting in North Moyo District with a significant effect between the sanitation risk and the incidence of stunting, which is 60%.
Pertumbuhan penduduk dan membaiknya kondisi ekonomi masyarakat Indonesia saat ini tanpa kita sadari telah menyebabkan kualitas lingkungan menurun. Penurunan kualitas lingkungan dapat kita lihat dari banyaknya kondisi lingkungan yang mengalami degradasi atau penurunan kualitas lingkungan akibat pencemaran lingkungan. Desa Kukin merupakan salah satu wilayah di Kecamatan Sumbawa yang berpenduduk padat dan belum memiliki akses truk sampah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah sampah yang dihasilkan di Desa Kukin, Kabupaten Sumbawa dan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari akumulasi timbulan sampah yang ada. Penelitian ini menggunakan kombinasi metode deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Sampel penelitian ini sebanyak 40 ibu rumah tangga sebagai responden yang diambil secara purposive sampling. Proses pengambilan data sampling sampah harian dilakukan selama 7 hari. Wawancara mendalam dan observasi digunakan sebagai bentuk pembuatan matriks dampak yang dirasakan warga. Matriks dampak melibatkan aspek sosial budaya, kesehatan dan lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata timbulan sampah harian 32,6 kg, rata-rata timbulan sampah harian per orang 0,82 kg dan kepadatan timbulan sampah 190 kg/L. Proses prediksi dampak negatif yang terjadi terhadap lingkungan menggunakan matriks Akibat dari penimbunan di kawasan Desa Kukin dapat menimbulkan dampak yang berkaitan dengan kondisi geofisika, kondisi biotik dan kondisi sosial, ekonomi dan budaya.
Diarrheal disease in young children (toddlers) seems increasingly common in tropical countries, especially in dirty and dense urban areas. Diarrhea can last several days and cause the body to lose the fluids needed for survival. This study aimed to determine the sanitation factors that influence the incidence of diarrhea. Methods: This study used a case-control design involving 100 respondents. All respondents were divided into two groups: the case class (toddlers who had diarrhea) and the control class (toddlers who did not experience diarrhea). Results and Discussion: This showed that four sub-variables of sanitation (waste, drainage conditions, domestic wastewater management, and water source safety) had a significant relationship with the incidence of diarrhea (p-value 0.05). Domestic wastewater was the most influencing factor and securing clean water and drinking water sources, with a Nagelkerke R Square value of 0.952. There was an indication that the independent variable (sanitation) affected the dependent variable (diarrhea incidence) by 95.2%. Conclusion: The sub-variable of domestic wastewater management and the sub-variable of the safety of clean water and drinking water sources were the most affecting the incidence of diarrhea. The clean water source factor was 12 times riskier. It means children who did not get it will have 12 times the risk of getting diarrhea. Meanwhile, in the aspect of domestic wastewater management, children who did not meet the requirements for domestic wastewater have a risk of 8.13 times the incidence of diarrhea.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.