2020
DOI: 10.33084/mitl.v5i1.1235
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Analisis Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan dengan Menggunakan Pendekatan Environmental Health Risk Assessment (EHRA) di Kecamatan Moyo Utara

Abstract: Kesehatan lingkungan memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan keseimbangan ekologi yang mencakup alam dan lingkungan, termasuk manusia sebagai komponen utama di dalamnya. Esensi dasar dalam kesehatan lingkungan adalah meningkatkan derajat kesehatan manusia. Seiring dengan meningkatnya pola konsumsi dan jumlah penduduk, permasalahan sanitasi dan kesehatan lingkungan menjadi hal yang utama dalam menunjang kesehatan masayarakat. Di sisi lain, sanitasi dan kesehatan lingkungan masih sering terabaikan s… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
1
1

Citation Types

0
0
0
7

Year Published

2021
2021
2024
2024

Publication Types

Select...
6

Relationship

1
5

Authors

Journals

citations
Cited by 6 publications
(7 citation statements)
references
References 1 publication
0
0
0
7
Order By: Relevance
“…Percepatan layanan sanitasi diwujudkan melalui Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) yang menjadi bentuk tindaklanjut pemerintah Indonesia sebagai wujud nyata dalam implementasi sanitasi berkelanjutan yang layak dan aman. Hal tersebut sejalan dengan target capaian sanitasi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 yang meliputi 90% akses layak air limbah (termasuk 15% akses aman), 0% Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di tempat terbuka dan 100% sampah perkotaan terkelola dengan baik yang terdiri dari 20% pengurangan sampah dan 80% penanganan sampah (Maliga & Darmin, 2020).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Percepatan layanan sanitasi diwujudkan melalui Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) yang menjadi bentuk tindaklanjut pemerintah Indonesia sebagai wujud nyata dalam implementasi sanitasi berkelanjutan yang layak dan aman. Hal tersebut sejalan dengan target capaian sanitasi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 yang meliputi 90% akses layak air limbah (termasuk 15% akses aman), 0% Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di tempat terbuka dan 100% sampah perkotaan terkelola dengan baik yang terdiri dari 20% pengurangan sampah dan 80% penanganan sampah (Maliga & Darmin, 2020).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Penyebabnya yaitu masyarakat yang masih mengabaikan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat, akses pengangkutan sampah yang kurang memadai, Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) yang tidak aman karena air limbah dibuang langsung ke lingkungan tanpa pengelolaan, kepemilikan jamban sehat yang belum 100%, serta tingkat perilaku buang air besar sembarangan yang masih tinggi. 26 Masalah tidak adanya jamban, persampahan, saluran pembuangan air limbah yang tidak memadai, dan kurangnya kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat masih menjadi penyebab tidak terpenuhinya sanitasi rumah tangga. Sebuah penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara sarana sanitasi dengan kejadian penyakit berbasis lingkungan (p-value=0,000 OR=2,558, CI=1,1681-3,892).…”
Section: Indeks Risiko Kesehatan Lingkunganunclassified
“…Genangan air menjadi hal yang penting dalam sanitasi lingkungan karena mampu menjadi vektor penyebaran penyakit. Menurut Permenkes nomor 3 tahun 2014 tentang STBM, proses pengamanan limbah cair yang aman pada tingkat rumah tangga untuk menghindari terjadinya genangan air limbah yang berpotensi menimbulkan penyakit berbasis lingkungan [5]. Hasil indeks risiko di Desa Wanasari secara keseluruhan berbanding terbalik dengan hasil penelitian di Desa Batu, Kabupaten Ogan Komering Ulu yang memiliki permasalahan utama pada pengelolaan sampah, kepemilikan jamban pribadi dan SPAL [2].…”
Section: Gambar 2 Grafik Indeks Risiko Sanitasi Desa Wanasari 2022unclassified