Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk betina Aedes aegypti yang telah terinfeksi oleh virus dengue. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perasan daun serai dapur dalam membunuh larva Aedes aegypti dan untuk menganalisis pada konsetrasi mana paling berpengaruh dari perasan daun serai dapur terhadap kematian larva Aedes aegypti. Penelitian ini merupakan penelitian dengan rancangan True Experimental. Subjek penelitian adalah 540 ekor larva Aedes aegypti instar II yang berisi 15 ekor larva pada setiap konsentrasi dengan masing-masing kelompok konsentrasi yaitu 15%, 30% dan 45%. Dilakukan 3 kali pengulangan yang diamati selama 6 jam, 12 jam, 18 jam dan 24 jam. Data yang didapat kemudian di analisis dengan menggunakan uji Two Way ANOVA. Berdasarkan hasil uji Two Way ANOVA menunjukan nilai signifikan 0,000 (p < 0,05), sehingga dapat dikatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan. Rata-rata kematian larva paling tinggi terdapat pada konsentrasi 45% dengan persentase sebesar 100%. Sedangkan rata-rata kematian larva yang paling sedikit terdapat pada konsentrasi 15% dengan persentase sebesar 22%. Kesimpulan dalam penelitian ini, Perasan Daun Serai Dapur (Cymbopogon citratus) memiliki efek terhadap kematian larva Aedes aegypti Di harapkan masyarakat dapat memanfaatkan tanaman serai dapur yang biasanya di gunakan untuk memasak sebagai pengharum makanan juga bisa menggunakannya sebagai larvasida dalam mengurangi vekor nyamuk DBD.
Gangguan kelelahan mata sering terjadi pada pekerja yang menggunakan komputer dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari. Gangguan penglihatan yang disebabkan karena penggunaan komputer merupakan suatu gejala yang dapat menyebabkan berbagai keluhan antara lain : nyeri atau terasa berdenyut disekitar bola mata, merasa sakit pada mata jika lama menggunakan komputer, penglihatan kabur, mata berair, mata memerah, mata terasa silau saat didepan layar komputer, mata terasa sakit ketika dipejamkan, penglihatan ganda atau berbayang,mata terasa gatal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lama paparan dan jarak monitor dengan gangguan kelelahan mata di dinas kependudukan dan pencatatan sipil Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.Jenis penelitian menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode survey analitik yang menggunakan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 36 pegawai yang merupakan pegawai yang mengoperasikan komputer. Teknik pengambilan sampel dengan cara purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuisioner. Analisis hubungan antara variabel independen dan variabel dependen menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan antara lama paparan dengan gangguan kelelahan mata ( =0,008) dan jarak monitor dengan gangguan kelelahan mata ( =0,001)Saran bagi Karyawan diharapkan untuk mengupayakan tidak bekerja dengan jarak monitor dengan mata kurang dari 50 cm karena jarak monitor yang terlalu dekat mengakibatkan terjadinya mata tegang, cepat lelah, dan potensi ganggguanpenglihatan dan pekerja yang memiliki kelainan refraksi sebaiknya menghindari menggunakan lensa kontak karena akan meningkatkan risiko terjadinya kelelahan mata.
Aim and Objective: SNEDDS (Self Nano Emulsifying Drug Delivery System) is an isotropic mixture of oil, surfactant, and co-surfactant which forms nanoemulsions spontaneously when comes in contact with gastric fluid thereby increasing the solubility of active substances. Astaxanthin is one of the active substances having low solubility so it suits well with this nanoformulation. This study aims to formulate and characterize Astaxanthin SNEDDS. Methods: This research is a laboratory experimental research using spontaneous emulsification method. Results: Astaxanthin SNEDDS was made in 3 formulations by using the ratio of surfactants and co-surfactants that were characterized to produce a transmittance value of F1 91%, F2 90%, and F3 95%, with a particle size of F1 183.75 nm with a PDI 0.272, F2 195.25 nm with a PDI 0.341, and F3 105.75 nm with a PDI 0.392. The entrapment efficiency (%EE) of Astaxanthine SNEDDS was found to be as follows; F1, F2, and F3 had 94.62, 94.35, and 95.57% EE respectively. The results showed that F3 with a surfactant concentration of 72% and co-surfactant 18% was the best formula in forming SNEDDS. Conclusion: It can be concluded that the higher the surfactant concentration, the greater its ability to reduce the interfacial tension of the oil droplets so as to obtain small particle sizes and high entrapment efficiency values. Peer Review History: Received: 1 May 2022; Revised: 9 June; Accepted: 25 June, Available online: 15 July 2022 Academic Editor: Dr. Nuray Arı, Ankara University, Turkiye, ari@ankara.edu.tr UJPR follows the most transparent and toughest ‘Advanced OPEN peer review’ system. The identity of the authors and, reviewers will be known to each other. This transparent process will help to eradicate any possible malicious/purposeful interference by any person (publishing staff, reviewer, editor, author, etc) during peer review. As a result of this unique system, all reviewers will get their due recognition and respect, once their names are published in the papers. We expect that, by publishing peer review reports with published papers, will be helpful to many authors for drafting their article according to the specifications. Auhors will remove any error of their article and they will improve their article(s) according to the previous reports displayed with published article(s). The main purpose of it is ‘to improve the quality of a candidate manuscript’. Our reviewers check the ‘strength and weakness of a manuscript honestly’. There will increase in the perfection, and transparency. Received file: Reviewer's Comments: Average Peer review marks at initial stage: 5.0/10 Average Peer review marks at publication stage: 7.0/10 Reviewers: Dr. Sally A. El-Zahaby, Pharos University in Alexandria, Egypt, sally.elzahaby@yahoo.com Dr. Mohamed Salama, Modern University for Technology & Information, Egypt, salama47@yahoo.com
In Gorontalo, the total number of HIV/AIDS cases in June 2021 is 64, and homosexuals occupy the highest position, with 34 patients. The term “homosexuals†is historically used to diagnose medical/mental illnesses, and cross-dresser is an alternative term to replace it. The number of cross-dressers in Gorontalo is around 350. Based on the CDC, an HIV check-up is the first step in getting care, treatment, and controlling the disease for people living with HIV and keeping others safe. The novelty in this study was to see the relationship between cognitive factors and the social environment with HIV/AIDS check-up activeness rates among cross-dressers in gorontalo. This research aims to determine the significant relationship between the cognitive factor and the social environment with the activeness of HIV/AIDS examinations in cross-dressers in Gorontalo, Indonesia. The population is 60 people and the sample is 52 cross-dressers. Independent variables used are the cognitive factor (knowledge and attitude) and social environment (support from fellow cross-dressers), while the dependent variable is the HIV/AIDS check-up activeness rates among cross-dressers. This research found that most of the respondents were cross-dressers aged between 25 and 29 years and participants mostly went to Community Health Center for HIV/AIDS check-ups. However, some participants did not go or find out how to do the HIV/AIDS check-up. The conclusion that cognitive factor (knowledge and attitude) was not associated with HIV/AIDS check-up activeness rates among cross-dresser because they failed to reject the null hypothesis. In comparison, social environment (support from fellow cross-dressers) was associated with HIV/AIDScheck-up activeness rates among cross-dressers because it rejected the null hypothesis.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan salah satu cara masyarakat untuk dapat menjaga kualitas kesehatannya. Program PHBS terdapat beberapa indikator yang dijadikan acuan dalam pelaksanaan PHBS. salah satunya adalah cuci tangan pakai sabun (CTPS). Perilaku CTPS yang baik dapat mencegah kejadian diare dan ISPA yang rentan dialami oleh anak-anak khususnyaanak usia sekolah. Sehingga penting untuk mengajarkan anak sejak dini mengenai CTPS yang baik dan benar. Namun pembelajaran mengenai kesehatan di sekolah sering menggunakan metode dan media yang tidak tepat untuk anak-anak khususnya anak usia sekolah. Kebaruan penelitian ini adalah untuk memberikan edukasi terkait pentingnya menerapkan cuci tangan pakai sabun. Tujuan kegiatan adalah untuk memberikan pemahaman pentingnya pentingnya health edukasi perilaku cuci tangan pakai sabun (CPTS) di SD Negeri 10 Dungaliyo. Metode kegiatan melalui penyuluhan dan pendidikan kesehatan tentang CTPS baik dan benar di sekolah. Hasil: berdasarkan hasil dari kegiatan ini dapat dilihat nanti pada saat PBL 3 setelah 6 bulan dari sekarang, apakah mengalami peningkatan setelah diberikan penyuluhan dan edukasi tentang CTPS yang baik dan benar. Kesimpulan terjadi peningkatan pengetahuan siswa tentang pentingnya CPTS setelah pendidikan kesehatan. Kata kunci: Health Edukasi; Cuci Tangan Pakai Sabun (CPTS) AbstractClean and Healthy Living Behavior (PHBS) is one way for the community to be able to maintain the quality of their health. The PHBS program has several indicators that are used as a reference in the implementation of PHBS. One of them is washing hands with soap (CTPS). Good CTPS behavior can prevent the incidence of diarrhea and ARI which are vulnerable to being experienced by children, especially school-age children. So it is important to teach children from an early age about good and correct CTPS. However, learning about health in schools often uses inappropriate methods and media for children, especially school-age children. The novelty of this research is to provide education regarding the importance of applying hand washing with soap. The purpose of the activity is to provide an understanding of the importance of health education on handwashing with soap (CPTS) at SD Negeri 10 Dungaliyo. The method of activity is through counseling and health education about good and correct CTPS in schools. Results: based on the results of this activity, it can be seen later during PBL 3 after 6 months from now, whether it has increased after being given counseling and education about good and correct CTPS. The conclusion is that there is an increase in students' knowledge about the importance of CPTS after health education.Keywords: Health Education; Hand Washing With Soap (CPTS).
Limbah batang pisang bisa diolah berbagai produk yang lebih bermanfaat. Limbah batang pisang memiliki kandungan yang berperan besar dalam pupuk organik dan belum banyak dimanfaatkan sebagai bahan dasar pupuk organik cair (POC). POC lebih mudah digunakan karena cepat meresap dan dapat digunakan langsung tanpa merusak tanaman. Kegiatan Pengabdian dilaksanakan di Desa Penganjang Kecamatan Sindang Kabupaten Indramayu. Pengabdian ini berupa penyuluhan dan praktik dalam pembuatan pupuk organik cair. Ceramah, tanya jawab, diskusi dan latihan, semuanya digunakan sebagai pendekatan pelatihan. Indikator keberhasilan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah masyarakat memiliki tambahan pengetahuan dan mampu mengolah limbah organik menjadi POC. Saran untuk kegiatan selanjutnya perlu diadakan lebih banyak lagi pelatihan-pelatihan sejenis yang dapat memperkuat potensi kreatif masyarakat.
Gastritis merupakan salah satu masalah kesehatan di masyarakat dengan prevalensi yang cukup tinggi. Menurut WHO pada tahun 2019 kejadian gastritis di dunia mencapai 1.8 juta hingga 2.1 juta penduduk setiap tahunnya. Dari hasil survei awal yang dilakukan pada mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Gorontalo angkatan 2018, dari 10 orang yang telah dilakukan wawancara diperoleh sebanyak 8 mahasiswa yang menyatakan mengalami kejadian gastritis atau maag seperti nyeri pada bagian lambung. Penelitian dilakukan untuk mengetahui determinan kejadian gastritis pada mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Gorontalo. Jenis penelitian adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional study. Variabel independennya adalah pola makan, konsumsi kopi, pola tidur, tingkat stres, sedangkan variabel dependennya adalah kejadian gastritis. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret tahun 2022. Populasi pada penelitian adalah seluruh mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Gorontalo angkatan 2018 sebanyak 156 mahasiswa, sedangkan sampelnya adalah sebanyak 112 mahasiswa. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian adalah random sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis univariat berupa deskripsi variabel, analisis bivariat dengan uji Chi-Square dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik. Dari hasil analisis tentang pengaruh determinan kejadian gastritis menunjukkan bahwa pola makan ( 0.000) dan konsumsi kopi ( 0.019) berpengaruh secara signifikan terhadap kejadian gastritis pada mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Gorontalo angkatan 2018, karena kedua variabel memiliki nilai (0.05).
Diabetes Mellitusadalah suatu penyakit gangguan metabolik akut yang ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi nilai normal. Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit atau kelainan yang mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mengubah makanan menjadi energy. Dengan semakin meningkatnya prevalensi kasus penyakit Diabetes Mellitus, maka tujuan penelitian ini adalah memprediksi variabel apa saja yang berperan sangat besar sebagai salah satu faktor risiko kejadian Diabetes Mellitus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status diabetes mellitus terdapat hubungannya dengan obesitas, hipertensi dan kebiasaan olahraga, sedangkan dengan pendekatan MARS melalui criteria GCV terkecil dan (R-O)2 terbesar diperoleh factor yang mempengaruhi status diabetes mellitus adalah obesitas dan hipertensi dengan ketepatan klasifikasi sebesar 74.0 persen. Kata kunci : Diabetes Mellitus, Obesitas, Hipertensi,MARS
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.