Abstrak. Pelaksanaan PJJ matematika SMA di masa pandemi memiliki kendala-kendala bagi pendidik dan peserta didik. Penelitian ini mengkaji kendala yang dihadapi pada PJJ matematika SMA khususnya pada materi geometri. Penyampaian materi geometri dilakukan dengan bantuan program GeoGebra, sehingga menimbulkan pertanyaan baru apakah peserta didik mampu mempelajari materi geometri berbantuan GeoGebra melalui PJJ. Sehingga fokus pada penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi pendidik dan peserta didik mengenai pembelajaran matematika melalui PJJ, sumber belajar yang digunakan, kendala yang dialami dan kebutuhan peserta didik untuk menunjang pembelajaran matematika secara mandiri pada materi geometri melalui PJJ. Kajian dilakukan dengan desain kuantitatif eksploratif. Data diperoleh melalui wawancara dan angket. Berdasarkan hasil survey terhadap 68 peserta didik SMA, sebagian besar peserta didik mengalami kesulitan memahami materi dan kesulitan belajar secara mandiri. Selain itu, sebagian besar peserta didik merasa PJJ matematika tidak menyenangkan. Hasil analisa kebutuhan menyatakan peserta didik yang menyatakan butuh akan sumber belajar penunjang sebesar 91%. Sumber belajar berbentuk modul dengan langkah-langkah penyelesaian soal dibutuhkan oleh 98% responden. Kemudian modul yang dilengkapi langkah-langkah penggunaan GeoGebra dibutuhkan oleh 96% responden. Maka, kebutuhan belajar peserta didik untuk PJJ matematika materi geometri adalah modul dengan langkah-langkah penyelesaian soal matematika agar peserta didik mampu belajar secara mandiri.Kata Kunci: Kendala PJJ matematika, Geometri, modul matematika, Kebutuhan belajar, Pembelajaran online matematika.
Penetian ini berfokus pada analisis butir tes pilihan ganda untuk mengukur tes keterampilan berpikir kritis dan pengetahuan prosedural materi grammar untuk tingkat pemula (beginner) pada mata kuliah Bahasa Inggris. Analisis butir tes mencakup: (1) tingkat kesukaran butir tes, (2) tingkat daya pembeda butir tes, (3) validitas butir tes dan (4) reliabilitas tes. Untuk mengukur tingkat kesukaran digunakan rumus perbandingan jumlah responden yang menjawab benar dengan jumlah responden. Untuk mengukur validitas dan daya pembeda soal digunakan uji Pearson product moment. Kemudian, uji Cronbach alpha digunakan untuk menentukan reliabilitas tes. Hasil uji tingkat kesukaran menempatkan butir tes pada kategori mudah, sedang dan sukar. Hasil uji daya pembeda mengklasifikasikan butir tes pada kategori baik dan unggul. Uji validitas membuktikan seluruh butir tes valid. Uji reliabilitas menyatakan bahwa tes yang dirancang reliabel. Dengan demikian butir tes yang dirancang tidak membutuhkan perbaikan dan dapat digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir kritis dan pengetahuan prosedural pada grammar Bahasa Inggris.
Pelaksanaan e-learning menjadi desakan solusi untuk dapat menyampaikan pembelajaran di tengah pandemi. Pelaksanaan e-learning sangat mengandalkan pemanfaatan teknologi. Hal ini menjadi tantangan baru karena ketidaksiapan pendidik karena keterbatasan literasi digital dan sulitnya menentukan teknologi yang akan digunakan dalam pembelajaran. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, penerapan model SAMR (Substitution, Augmentation, Modification, Redefinition) menjadi sebuah solusi. Model SAMR banyak diterapkan oleh praktisi pendidikan karena jelas, sederhana, dan mudah diadaptasi. Namun, model SAMR memiliki tiga kritik untuk peningkatan. Penelitian ini merupakan penelitian literature review yang menggunakan metode PRISMA systematic review. Kajian pada penelitian ini menjawab tantangan perbaikan pada penerapan model SAMR dalam pembelajaran dan mengkaji kesesuaian model SAMR untuk diterapkan pada e-learning yang syarat akan pemanfaatan teknologi dan bagaimana mewujudkan e-learning yang mendalam.SAMR model improvement challenge and application for deeper online learningAbstractE-learning becomes an urgent solution to be able to deliver learning in the midst of a pandemic. The implementation of e-learning relies heavily on technology integration. This is a new challenge for educators due to the unpreparedness, the limitations of digital literacy, and the difficulty in determining the appropriate technology in e-learning. In order to overcome these problems, the application of the SAMR model (Substitution, Augmentation, Modification, Redefinition) is one of the solutions. Education practitioners have widely applied the SAMR model because of its clarity, simplicity, easiness, and adaptability. However, the SAMR model has three drawbacks that can be improved. This study answers the challenge in improving the application of the SAMR model in learning and assessing the suitability of the SAMR model applied to e-learning which requires technology.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.