Education in pesantren does not stop as a transfer activity of science only. Azyumardi Azra mentions, besides being a transfer of knowledge, pesantren also as a cadre of scholars' and as preserver of Islamic culture. The challenge of pesantren education today is globalization that can bring positive and negative impacts. The principle of pesantren is al muhafadzah 'ala al qadim al shalih, wa al akhdzu bi al jadid al ashlah, that is to maintain a positive tradition, and to balance with taking positive new things. Problems related to civic values will be addressed through the principles held by pesantren. Pesantrens should also make effective, efficient, and equitable reshuffling as human beings (al musawah bain al nas) Pendidikan di pesantren tidak berhenti sebagai aktifitas transfer ilmu saja. Azyumardi Azra menyebutkan, selain sebagai transfer ilmu, pesantren juga sebagai kaderisasi ulama' dan sebagai pemelihara budaya Islam. Tantangan pendidikan pesantren saat ini adalah globalisasi yang dapat membawa dampak positif maupun negatif. Prinsip pesantren adalah al muhafadzah ‘ala al qadim al shalih, wa al akhdzu bi al jadid al ashlah, yaitu tetap memegang tradisi yang positif, dan mengimbangi dengan mengambil hal-hal baru yang positif. Permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan civic values akan bisa dibenahi melalui prinsip-prinsip yang dipegang pesantren selama ini. Pesantren perlu juga melakukan perombakan yang efektif, berdaya guna, serta mampu memberikan kesejajaran sebagai umat manusia (al musawah bain al nas).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemenarikan dan kelayakan serta keefektifan pembelajaran yang diterapkan dengan menggunakan buku ajar elektronik interaktif (BAEI) berbantuan google slide dan quizizz pada materi matriks. Metode penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D) dengan model pengembangan Borg and Gall. Ada 10 tahap dalam pengembangan ini yaitu 1) Potensi dan masalah, 2) Pengumpulan data, 3) Desain produk, 4) Validasi desain, 5) Revisi desain, 6) Uji coba produk, 7) Revisi produk, 8) Uji coba pemakaian. 9) Revisi produk, 10) Produksi masal. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah angket yang diberikan kepada ahli materi dan ahli media untuk mengetahui kelayakan produk, dan diberikan kepada peserta didik untuk mengetahui kemenarikan produk yang telah dikembangkan serta instrument tes pretest dan posttest. Hasil analisis data yang diperoleh dari ahli materi dan ahli media dinyatakan bahwa bahan ajar yang dikembangkan layak untuk digunakan dengan memperoleh kriteria "Valid" dengan nilai ratarata ahli materi sebesar 3,76 dan ahli media sebesar 3,48. Kemudian respon peserta didik terhadap buku ajar elektronik (BAEI) pada uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar (lapangan) memperoleh kriteria "Sangat Menarik" dengan hasil rata-rata skor pada uji coba kelompok kecil yaitu 3,28 dan hasil rata-rata skor kelompok besar (lapangan) yaitu 3,49. Hasil analisis uji keefektifan dengan menggunakan effect size pada pretest dan posttest memperoleh rata-rata skor 0,72 dan termasuk dalam kategori sedang.
This study was designed to determine the effect of blended learning learning model on students’ misconceptions in temperature and heat. The sample of this study comprised only 35 students from class X in one of the high schools in Pesawaran District, Lampung. The instruments used to measure students’ misconception was four-tier diagnostic test with the Certainty of Response Index (CRI). Quantitative descriptive with pre-experimental design was used as the methods. The results showed that before learning with blended learning model, students’ misconception reached 54.90%, and after tested with the blended learning model, the students’ misconception presentation dropped to 22.04%.Thus, decreasing misconception by implementing blended learning model reached 33%. From the results of the t-test, it was also known that Tcount>Ttable (9,099> 2,035) which means H0 is rejected and H1 is accepted. Based on this result, it can be concluded that blended learning can reduce students’ misconception in temperature and heat.
Metode Pembalajan Imla’ yang diterapkan guru di SMA IT Ponpes Al-Mujtama’ Al-Islami belum dilaksanakan secara maksimal, yakni belum melaksanakan sesuai langkah-langkah Imla’ yang benar, sehingga keterampilan menulis peserta didik dari 28 orang yang tuntas 12 orang (42,85%) dan yang belum tuntas 16 orang (57,15%). Artinya keterampilan menulis peserta didik rendah. Adapun rumusan masalahnya: “ Apakah Penerapan Metode Imla’ dapat meningkatkan keterampilan menulis peserta didik kelas X SMA IT Ponpes Al-Mujtama’ Al-Islami Karang Anyar Lampung Selatan Tahun Ajaran 2015/2016? Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana Penerapan Metode Imla’ untuk meningkatkan ketermpilan menulis Bahasa Arab bagi peserta didik kelas X SMA IT Ponpes Al-Mujtama’ Al-Islami. Teknik untuk mengumpulkan data penelitian ini menggunakan beberapa metode yaitu metode interview, metode observasi, metode dokumentasi dan tes.Berdasarkanpaparan di atas, makatemuanpenelitian yang diperolehbahwahasil pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat dikemukakan sebagai berikut: pada pra siklus sebelum guru menerapkan metode Imla’ dari 28 peserta didik yang tuntas sebanyak 12 orang (42,85%) dan yang tidak tuntas 16 orang (57,15%) artinya keterampilan menulis peserta didik rendah. Selanjutnya, pada siklus I setelah guru menerapkan metode Imla’ sesuai langkah yang benar, maka kemahiran menulis peserta didik dari 28 peserta didik yang tuntas terdapat 20 orang (71,42%) dan yang tidak tuntas terdapat 8 orang (28,57%), berarti terjadi peningkatan pada siklus I yaitu sebanyak 8 orang (28,57%), sedangkan pada siklus II dari 28 peserta didik yang tuntas sebanyak 26 orang (92,85%) dan yang tidak tuntas sebanyak 2 orang (7,14%), berarti pada siklus II terjadi peningkatan sebanyak 6 orang (21,42%). Artinya setelah menerapkan metode Imla’ terjadi peningkatan sebesar 49,99%.
The purpose of this reaserch is to develop teaching materials consisting of pictorial bilingual modules using Realistic Mathematics Education (RME) on set material and to research the effectiveness of the product being developed. The research used in this research is Research and Development using ADDIE models consisting of motion sickness Analysis, Design, Development, Implementation and Evaluation. This study was declared valid and feasible to be used as teaching material for mathematics learning by 3 material experts who obtained an average score of 3,72 in the "valid" category and 3 media experts with an average score of 3,71 in the "valid" category and 3 language experts with an average score of 3,65 with the category of "Valid" with each maximum score of validity is 4. With the test of attractiveness of teaching materials determined "Very Attractive" by a small group test of 9 students by agreeing to the average score average of 3,65 and a large group test of 29 students with approval of an average value of 3,68. The results of the assessment using testing the effect size with an approval score of 0,50 with the category "Effective Enough". So it can be concluded that the development of teaching materials produced is declared feasible and effective enough and can be used as teaching materials in learning mathematics. Abstrak: Tujuan dari penelitian ini yaitu mengembangkan bahan ajar berupa modul bilingual bergambar dengan pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) pada materi himpunan serta mengetahui keefektifitasanproduk yang dikembangkan. Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalahResearch and Development menggunakan model ADDIE yang terdiri dari tahap Analyze, Design, Development, Implementation dan Evaluation. Penelitian ini dinyatakan valid dan layak digunakan secara keseluruhan sebagai bahan ajar pembelajaran matematika oleh 3 ahli materi yang memperoleh skor rata-rata sebesar 3,72 dengan kategori “valid” dan 3 ahli media dengan skor rata-rata sebesar 3,71 dengan kategori “valid” serta 3 ahli bahasa dengan skor rata-rata sebesar 3,65 dengan kategori “Valid” dengan masing-masing skor maksimal kevalidan adalah 4. Sedangkan uji kemenarikan bahan ajar dinyatakan “Sangat Menarik” oleh uji kelompok kecil terhadap 9 orang peserta didikdengan perolehan skor rata-rata sebesar 3,65 dan uji kelompok besar terhadap 29 orang peserta didik dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 3,68. Hasil penilaian uji efektivitas dengan menggunakan rumus effect sizedengan perolehan skor sebesar 0,50 dengan kategori “Cukup Efektif”. Sehingga dapat disimpulkan pengembangan bahan ajar yang dihasilkan dinyatakan layak dan cukup efektif serta dapat digunakan sebagai bahan ajar dalam pembelajaran matematika.
Meningkatnya jumlah komunitas pemeliharaan kambing pada masyarakat akan mampu mewujudkan kemandirian ekonomi. Tujuan dari pendampingan ini adalah menhasilkan klaster-klaster ekonomi kerakyatan yang mampu mendorong ekonomi kreatif dalam menumbuhkan kemandirian masyarakat. Metode pemberdayaan ini dengan pendekatan ABCD (Asset Based Comunity Development) dengan metode ini mampu mendiskripsikan aset yang dimiliki masyarakat yang mampu untuk dikembangkan.Komunitas marbot diberikan pendampingan dengan modal kambing induk betina, induk kambing diberikan oleh pihak mitra dari hasil pengumpulan Zakat Infak Sedekah (ZIZ) dengan sistem pengelolaanya gotong royong. Dengan pendampingan dapat disimpulkan 1) Meningkatkan pemahaman comunitas tentang pemeliharaan kambing peranakan (graiding) 2) Meningkatn pemahaman komunitas tentang pemeliharaan kambing susu perah, 3) Peningkatan ketampilan membuat susu perah dari kambing Turunan Etawa (PE), 4) Peningkatan ketrampilan pembuatan pupuk kompos. Dampak yang didapat masyarakat timbulnya semangat berwirausaha, terbentuknya klaster-klaster usaha mikro dengan bergotong royong, dan kemandirian ekonomi menuju kesejahteraan masyarakat.
The development of the al-qawaid al-nahwiyah learning module based on qiyasiyah method for students majoring in Arabic Language Education to find out the steps in developing the al-qawaid an-nahwiyah module using the qiyasiyah method and to determine its feasibility and effectiveness. This module is structured based on research and development methods using the ASSURE model with six research steps. This study produced an interesting al-qawaid al-nahwiyah learning module based on qiyasiyah method starting from content, content and evaluation accompanied by general structures, pictures and appropriate coloring. This module is very effective for use in learning nahwu for students majoring in Arabic Language Education because has been tested from the results of trials that have been conducted by researchers and is a solution to difficulties in understanding nahwu science through literature printed in Arabic. Student learning outcomes can be seen in the pretest scores obtained by an average value of 56 and the average posttest value of 78.6. Based on the results of the T-Test analysis carried out with a truth level of 95%, it can be concluded that the learning outcomes of students in the al-qawaid al-nahwiyah course with the al-qawaid al-nahwiyah learning module based on the qiyasiyyah method have significant differences, meaning that learning outcomes students before and after using the al-qawaid al-nahwiyah learning module based on the qiyasiyyah method there are positive differences.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.