ABSTRAKKerusakan beras selama penyimpanan meliputi kerusakan kuantitas dan kualitas yang disebabkan oleh hama Sitophilus zeamais. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi tingkat kerentanan dan kerusakan beras terhadap serangan S. zeamais. Jenis beras yang digunakan dalam penelitian yaitu beras dari varietas IR64, IR65, IR66, Ciherang, Mekongga, Rojolele, dan Sintanur. Metode uji tanpa pilihan dengan variabel yang diamati yaitu jumlah F1, median waktu perkembangan, dan kerusakan beras. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beras dari varietas padi berbeda memiliki tingkat kerentanan yang berbeda terhadap S. zeamais. Beras dari varietas IR65, Mekongga, Rojolele, dan Sintanur tergolong moderat sampai rentan, sedangkan beras dari varietas IR64 dan IR66 tergolong moderat serta beras dari varietas Ciherang tergolong rentan. Kerusakan beras yang tinggi terjadi pada jenis beras yang rentan terhadap S. zeamais. Terdapat korelasi negatif yang nyata antara indeks kerentanan beras dari beberapa varietas padi dengan dimensi beras yaitu lebar beras (r = -0,75*; P < 0,05) dan median waktu perkembangan S. zeamais (r = -0,78*; P < 0,05) serta korelasi positif yang nyata dengan jumlah F1 S. zeamais (r = 0,86**; P < 0,01) dan persentase bubuk beras (r = 0,71**; P < 0,01). Beras yang mudah diserang oleh serangga hama pascapanen sebaiknya tidak disimpan dalam jangka waktu yang lama.Kata kunci: beras, kerentanan beras, kerusakan beras, Sitophilus zeamais ABSTRACT Damage on rice during storage including damage on quantity and quality is caused by Sitophilus zeamais. The study aim was to evaluate the susceptibility and damage of rice from various rice varieties to the attacks of S. zeamais. Types of rice used in the research were varieties of IR64, IR65, IR66, Ciherang, Mekongga, Rojolele, and Sintanur. The method was with no-choice assay with observed variables were F1 progeny number, the median of development time and rice damage. The results showed that the rice type had different levels on susceptibility to S. zeamais. Rice from IR65, Mekongga, Rojolele, and Sintanur varieties were classified as moderate to susceptible varieties, while IR64 and IR66 were classified as moderate varieties and Ciherang was classified as susceptible variety. A high rice damage occured in the
Tempe merupakan produk fermentasi kedelai berasal dari Indonesia yang kaya nutrisi.Kacang kedelai umumnya diperoleh dari luar negeri sehingga harga kedelai menjadi mahal. Salah satu cara untuk mengurangi penggunaan kacang kedelai sebagai bahan baku tempe adalah melakukan diversifikasi tempe dari bahan baku lokal yaitu jagung. Salah satu kelebihan jagung yang dapat ditonjolkan adalah kandungan karotenoid. Penelitian ini akan melakukan pengukuran perubahan kandungan gizi tempe yang berbahan dasar jagung kering.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengolahan jagung menjadi tempe menurunkan kandungan gizi jagung, akan tetapi tempe jagung memiliki kandungan karotenoid 1,65mg/g dan total kalori 136 kkal/100g. Pengembangan jagung menjadi bahan dasar tempe memiliki potensi dikembangkan sebagai bahan baku substitusi kedelai.
The snakehead fish (Channa striata) dried salted fish is one of the freshwater salted fish favored by local people in Pontianak city, West Kalimantan, Indonesia. The aim of this research was to identify the formalin content and status of the quality properties of the Snakehead dried salted fish in the traditional markets in Pontianak city. Sampling is carried out in five traditional market selected i.e. Mawar, Dahlia, Puring, Kenanga dan Flamboyan. The determination of formalin was carried out by qualitative and quantitative methods using the Schiff reagent. All the samples are appropriate with SNI standard in salt content ranged from 7,08-8,49% and water content ranged from 36,66 -39,04%. The level of panelists acceptance for appearance score ranged from 6,70-7,06 (whole, clean, slight dullness), the odor score ranged from 6,26 -6,93 (neutral, slight odor additive -slight natural odor, slight odor additive), and the texture score ranged from 6,48 -7,36 (solid, some loss of elasticity-very firm, some loss of elasticity). All the samples are contained formalin ranged from 0,64-0,83 ppm. The total plate count (TPC) of the samples was found ranged from 2,1 x 10 7 -7,0 x 10 7 Cfu/g.
AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk untuk menentukan perlakuan terbaik dari kombinasi proporsi buah : sukrosa dan lama ekstraksi osmosis pada sari buah tapus (Curculigo Latifolia Dryand) terhadap parameter fisikokimiawi. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor yaitu faktor 1 adalah proporsi buah:sukrosa sebesar 1:0.5, 1:1, 1:1,5 dan faktor 2 adalah lama ekstraksi osmosis yaitu 12, 24, 35 jam. Parameter pengamatan yang digunakan adalah pH, total padatan terlarut, vitamin C, dan total gula. Hasil menunjukkan bahwa semakin tinggi proporsi penambahan buah dan semakin lama ekstraksi osmosis maka terjadi peningkatan terhadap parameter derajat keasaman (pH), peningkatan terlarut, dan total gula. Namun, terjadi penurunan terhadap parameter total vitamin C.Kata Kunci : buah tapus, curculigo latifolia Dryand, ekstraksi osmosis, sari buah. Abstract The purpose of this study was to determine the best treatment for combination of fruit proportion : sucrose and duration of osmosis extraction on
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.