Abstract. Elaeis oleifera x Elaeis guineensis (OxG) hybrid is an oil palm interspecific crossbreed to produce a variety with better oil quality, slow stem growth, and resistance to bud rot disease. However, one of the problems in OxG hybrid breeding program is an inefficiency in the conventional propagation method, while the protocol for OxG hybrid tissue culture has not been established yet in Indonesia. Somatic embryogenesis (SE) using a temporary immersion system (TIS) will be used for OxG clonal propagation as it has been established successfully in E. guineensis. Explants were young leaves derived from genotypes of selected F1 and backcross (BC) of OxG hybrids where the E. oleifera was originated in Brazil and Suriname. Callus initiation used eight media with various compositions of minerals, hormones, and active charcoal. Initial callus emerged in 8-10 weeks after culture. The average of callogenesis frequency was 3.49% in F1 and 5.59% in BC hybrid explants, with the highest at 10.73% occurred in BC Brazil. Callogenesis of OxG hybrid showed a high potency as callogenesis of E. guineensis. The callus had nodular structure which was potentially embryogenic. After 3 cultures, some of the embryogenic calli were transferred to TIS for somatic embryo induction.
An oil palm variety with high vitamin E has an added value because of its benefit as pharmaceutical and nutraceutical source. The measurement of the vitamin E content in CPO from eight varieties of oil palm is an effort to obtain high vitamin E varieties with the optimum oil yield. The varieties used in this experiment were DxP PPKS 718, DxP PPKS 239, DxP PPKS 540, DxP Yangambi, DxP Lame, DxP Avros, DxP Simalungun, and DxP Langkat, which were planted in a demonstration block, located at Kebun Adolina PTPN IV. The result showed that the average of the vitamin E from 8 varieties ranged from 477.36 ppm up to 582.78 ppm. The DxP Yangambi has the potency to be improved as the candidate of DxP variety with high vitamin E added value due to its highest vitamin E content. On the other hand, the DxP PPKS 540 is appropriate as candidate of ortets for high vitamin E clones regarding the vitamin E content; which is the highest over the whole samples
Kelapa sawit turunan SP540T telah banyak digunakan untuk tujuan pemuliaan maupun produksi komersial varietas unggul kelapa sawit. Oleh karena itu, konservasi sumber daya genetik SP540T sangat diperlukan, salah satunya melalui kultur jaringan yang dapat menghasilkan tanaman yang true to type. Media kultur jaringan yang digunakan dalam penelitian ini adalah modifikasi MS diantaranya media MS+110,5 mg/l 2,4-D, media MS+110,5 mg/l 2,4-D+karbon aktif, dan media MS modifikasi Protokol Kultur Jaringan PPKS sebagai pembanding. Hasil penelitian menunjukkan pembentukan kalus primer dan sekunder terbaik teramati pada perlakuan MS+110,5 mg/l 2,4D+karbon aktif yaitu sebesar 13,00% dan berbeda nyata dibandingkan perlakuan lainnya. Berdasarkan hasil penelitian ini, media tersebut dapat digunakan untuk perbanyakan maupun konservasi sumber daya genetik SP540T.
Hasil kalus merupakan tahapan penting dalam memperbanyak bahan tanam kelapa sawit melalui kultur jaringan karena merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan jumlah klon yang akan dihasilkan. Selain media tanam, hasil kalus juga dipengaruhi oleh organ dan latar belakang genetik ortet yang digunakan sebagai sumber eksplan, serta lamanya inkubasi di ruang pembudidayaan. Daun dari empat individu yang berasal dari dua persilangan tetua (DS029D x LM002T dan BJ126D x LM002T) digunakan sebagai sumber eksplan untuk mengetahui pengaruh genetik sumber ortet, urutan daun, dan lamanya inkubasi eksplan terhadap jumlah kalus yang dihasilkan. Daun yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun pada lapisan pelepah ke-4,-5, -6, -7 dan -8. Adapun peubah yang diamati adalah hasil kalus masing-masing sumber ortet setiap bulannya. Hasil penelitian menunjukkan sumber ortet persilangan BJ126D x LM002T memberikan hasil kalus yang lebih tinggi dan berbeda nyata dibandingkan dengan persilangan DS029D x LM002T. Jumlah kalus paling tinggi dihasilkan dari persilangan BJ126D x LM002T (MK 3) pada daun -4 dan waktu inkubasi 0-6 bulan.
Kultur jaringan dimanfaatkan sebagai alat dalam program pemuliaan dan perbanyakan material komersial kelapa sawit. Untuk mengontrol proses kultur jaringan di laboratorium, analisis DNA dapat dilakukan dalam usaha menjamin kebenaran informasi identitas serta untuk mengetahui kestabilan genetik material pada tiap tahap proses kultur jaringan. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji ekstraksi DNA material kultur jaringan kelapa sawit serta sidik jari DNA pada material kultur pada tiap tahapan proses kultur jaringan, menggunakan 11 marka SSR dan 6 kombinasi primer selektif AFLP. Hasil menunjukkan bahwa protokol ekstraksi DNA yang dilakukan dapat digunakan untuk memperoleh DNA dengan kuantitas dan kualitas yang cukup untuk PCR-SSR dan PCR-AFLP. Profil SSR yang sama ditunjukkan pada semua cuplikan material yang dianalisis pada tiap tahap proses kultur jaringan. Terdapat variasi hasil sidik jari DNA menggunakan AFLP, dimana terdapat profil AFLP yang berbeda pada material yang sama pada tahap kalus dan eksplan, serta embrio dan ramet. Perbedaan profil DNA pada material yang sama pada tahap kultur yang berbeda tersebut menunjukkan adanya perubahan genetik material kultur yang mungkin disebabkan oleh pengaruh proses kultur jaringan. SSR dapat digunakan untuk identifikasi atau verifikasi identitas material kultur, sedangkan marka DNA yang menunjukkan ketidakstabilan genetik material kultur dapat digunakan untuk kajian lebih lanjut mengenai perubahan genetik material kultur dalam kaitannya dengan abnormalitas klon.
Oil palm backcross 1 is the result of the crossing between E. oleifera and E. guineensis, followed by backcrossing to one of its parents. It has several advantages, including slow height growth and good oil quality, thereby having the potential to be developed. However, it also has a short seed shelf life, which might be inherited from E. oleifera that has relatively quick seed deterioration. This is problem to the breeding program, and there have not been many studies on the seed deterioration process. A histological examination can determine the composition of food reserves in seed endosperm tissue. Therefore, it is necessary to assess the histochemistry of seeds concerning the process of seed deterioration. Histochemical tests with Sudan III, Milon, and IKI reagents were used as histochemical tests of fat, protein and carbohydrate seed content with different seed storage periods, i.e. 4, 3, 2, and less than 1 year. The result showed that the fat content decreased during the storage periods. Based on carbohydrates and proteins staining, there were only very few substances , which were difficult to distinguish among the storage periods, so that this analysis could not be used as the determining indicator of seed deterioration. The fat content was a determining factor of seed deterioration and quality. The oil palm seed storage up to 3-4 years led to the reduction in the fat content in significant quantities compared to the fresh seeds stored less than 1 year as they still contained a lot of fat in the cell.
Penyimpanan plasma nutfah kelapa sawit dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan metode kriopreservasi yang mampu menyimpan plasma nutfah dalam jangka waktu yang cukup lama. Kriopreservasi diartikan sebagai salah satu teknik penyimpanan jaringan tanaman menggunakan temperatur yang sangat rendah -1960C (ultra low) pada media kriogenik menggunakan nitrogen cair. Kriopreservasi terbagi menjadi 2 yaitu metode kriopreservasi klasik dan metode kriopreservasi baru. Pada kelapa sawit, metode kriopreservasi yang banyak digunakan yaitu menggunakan metode kriopreservasi klasik dan metode baru diantaranya vitrifikasi dan droplet-vitrifikasi. Material kelapa sawit yang disimpan diantaranya embrio zigotik, kernel, polen, kalus, suspensi sel dan sel embriogenik dari suspensi sel, dan embrio somatik. Dari berbagai jenis material tersebut, mayoritas menggunakan material berupa embrio somatik yang dihasilkan dari perbanyakan menggunakan kultur jaringan. Penggunaan embrio somatik dinilai lebih mudah dilakukan dan mampu menghasilkan pertumbuhan kembali setelah kriopreservasi dengan persentase keberhasilan yang cukup tinggi.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
334 Leonard St
Brooklyn, NY 11211
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.