Nutritional status is one indicator of health is considered successful achievements in MDGs (Millennium Development Goals). Nutritional status is important because one of the risk factors for morbidity and mortality. Nutritional status is good for one will contribute to health. Knowledge of nutrition toddler is a factor that can affect the nutritional status of children because mother with good knowledge will apply knowledge of nutritional behavior through the provision of nutritious food for toddlers. The purpose of this study was to determine the relationship between the mother's level of knowledge about nutrition with nutritional status of children under five in the area of Occupational Health Center Gajah 1 Demak.Type of observational analytic survey research with cross-sectional time approaches, the number of samples of 95 respondents with sampling stratified random sampling technique. Test the relationship between variables using Chi-Square.The results showed that the majority Good level of knowledge of the majority of respondents were 53 respondents (55%) have nourished toddlers that is 81.13% more than those with less knowledge is 54.76%. The majority of children under five suffering malnutrition and poor have bad knowledgeable mothers were 19 respondents (45.23%). Of statistical test P = 0.006, which means at p <0.05.Conclusion, there is a meaningful relationship between the level of knowledge mother toddler nutrition toddler. Advice for moms toddlers to increase knowledge about nutrition toddler.
ABSTRAKSejak tahun 2012, Desa Sumber Agung selain sebagai kawasan pertambangan yang sudah hampir 15 tahun, juga mempunyai potensi wisata Red Island (Pulo Merah). Permasalahan penelitian adalah sejauh mana perubahan sosial ekonomi terjadi di masyarakat Desa Sumber Agung. Tujuan Penelitian melihat bagaimana perubahan sosial ekonomi terjadi pada masyarakat Desa tersebut. Penelitian ini penelitian lapangan (grounded research), menggunakan metode survei lokasi, observasi, dan wawancara menggunakan kuesioner. Teknik sampel secara purposive random sampling dengan jumlah responden 100 orang. Pengolahan data kuantitatif dengan menggunakan kategorisasi dan tabel frekuensi. Analisis data secara diskriptif analitik. Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan potensi ekonomi. Mulai dari jenis mata pencaharian, pendapatan masyarakat, hingga pola dan gaya hidup sehari-hari. Desa Sumber Agung tidak lagi mencerminkan desa pedalaman namun lebih menunjukkan desa wisatawan. Pemukiman penduduk desa sudah berubah fungsi menjadi Homestay, dan Guest House karyawan petambang swasta.
The incidence of stunting in children can cause the low quality of a country's Human Resources (HR). Stunting causes poor cognitive abilities, low productivity, and increased risk of disease resulting in long-term losses for the Indonesian economy. Stunting also has other long-term impacts, namely the risk of suffering from chronic diseases such as diabetes mellitus (DM), coronary heart disease, hypertension, cancer, and stroke. Community participation is needed in the government's efforts to tackle stunting. Community behavior problems that are factors that cause stunting include 1) Lack of environmental hygiene 2) Lack of knowledge of mothers about health and nutrition 3) Busy parents 4) Poverty. GERMAS CETING (Community Movement to Prevent Stunting) is a community movement that is carried out jointly and continuously in order to increase public awareness in stunting prevention efforts with the main target of the entire community being Cadres, pregnant women and mothers of toddlers and other potential groups by integrating all specific interventions and interventions. sensitive. The purpose of this activity is to increase the knowledge of cadres and mothers of toddlers about stunting and to improve the skills of cadres and mothers of toddlers in making additional food according to the child's age. The implementation method used is problem identification, determining problem solving framework, conducting pre test, providing Health Education and training, conducting post test. There was an increase in mother's knowledge about exclusive breastfeeding, MP-ASI and PHBS. The results of the analysis are known p value 0.000. Keywords: Germas; ceting; cadres; mother of toddlers AbstrakKejadian stunting pada anak dapat menyebabkan rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) suatu negara. Keadaan Stunting menyebabkan buruknya kemampuan kognitif, rendahnya produktivitas, serta meningkatnya risiko penyakit mengakibatkan kerugian jangka panjang bagi ekonomi Indonesia. Stunting juga menimbulkan dampak jangka panjang yang lain yaitu berisiko menderita penyakit kronis seperti diabetes mellitus (DM), jantung koroner, hipertensi, kanker, dan stroke. Partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan dalam dalam upaya pemerintah untuk penanggulangan stunting. Masalah perilaku masyarakat yang menjadi faktor penyebab stunting antara lain 1) Kurangnya menjaga kebersihan lingkungan 2) Kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi 3) Kesibukan orangtua 4) Kemiskinan. GERMAS CETING (Gerakan masyarakat cegah stunting) merupakan gerakan masyarakat yang dilakukan secara bersama dan berkesinambungan dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat dalam upaya pencegahan stunting dengan sasaran seluruh masyarakat utamanya adalah Kader, ibu hamil dan ibu balita serta kelompok potensial lainnya dengan mengintegrasikan seluruh intervensi spesifik dan intervensi sensitive. Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan kader dan ibu balita tentang Stunting serta Meningkatkan ketrampilan kader dan ibu balita dalam pembuatan makanan tambahan sesuai dengan usia anak. Metode pelaksanaan yang digunakan adalah identifikasi masalah, menentukan kerangka pemecahan masalah, melakukan pre test, memberikan Pendidikan Kesehatan dan pelatihan, melakukan pos test. Terjadi peningkatan pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif, MP-ASI dan PHBS. Hasil Analisa diketahui p value 0.000. Kata kunci: Germas; ceting;kader;ibubalita
Latar Belakang: ASI eksklusif sangat disarankan untuk diberikan pada bayi baru lahir sampai usia enam bulan dan tanpa adanya pendamping ASI. Keluarnya ASI yang lancar pada ibu menyusui merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk memenuhi nutrisi bayi, ASI merupakan nutrisi terbaik bagi bayi untuk mencegah infeksi dan beberapa penyakit lainnya. Pada ibu nifas, keadaan emosinya dinilai masih belum stabil dan berkaitan dengan refleks oksitosin. Presentase keadaan emosi ibu berkaitan dengan refleks oksitosin yang dapat mempengaruhi produksi ASI sekitar 80% sampai 90%. Tujuan: untuk mengetahui pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi ASI pada ibu nifas. Metode: Artikel ini menggunakan metode studi tinjauan pustaka dari jurnal ilmiah dengan penuntun kata kunci. Jurnal ilmiah yang terseleksi sejumlah 8 jurnal, masing-masing jurnal mewakili satu pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi ASI dan memberi informasi yang bervariatif. Hasil: Pijat oksitosin merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi ketidaklancaran produksi ASI. Pemijatan dilakukan sepanjang tulang belakang (vertebrae) sampai tulang costae kelima keenam, pijat oksitosin merupakan usaha untuk merangsang hormon prolaktin dan oksitosin setelah melahirkan. Kesimpulan : Berdasarkan analisa yang telah dilakukan adalah pijat oksitosin efektif untuk produksi ASI. Ada pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi ASI, karena ada perbedaan yang signifikan antara produksi ASI sebelum dan sesudah perlakuan
In the midst of the disintegration threat in Indonesia, efforts are needed to continuously maintain diversity. For that, there is nothing wrong if we take a look at the people life on the island that able to care for and maintain diversity. The Differences in race, ethnicity, religion, and culture do not lead to divisiveness but instead strengthen social harmony. Using historical approach, this article analyzes efforts to nurture diversity undertaken by nationals domiciled on the island. It specifies cases in two islands, the Natuna Islands, and the Karimunjawa Islands. Sociologically and culturally Indonesian society is indeed a plural society that has great potential for the emergence of conflicts and cleavage, if not based on multiculturalism. The people of Natuna and Karimunjawa are still able to maintain diversity and Indonesianness, so that they become example for other citizens, especially those who lived near with the government center, with various facilities but less able to maintain diversity.Keywords: Pluralism; Multiculturalism; Social Harmony; Island Community. AbstrakDi tengah-tengah ancaman disintegrasi yang dihadapi bangsa Indonesia, diperlukan upaya untuk terus menerus merawat keberagaman itu. Untuk itu, tidak ada salahnya bila kita menengok kehidupan masyarakat di pulau yang dapat merawat dan menjaga keberagaman. Perbedaan ras, suku bangsa, agama, dan budaya tidak menyebabkan keadaan terpecah belah, tetapi justru memperkuat harmoni sosial. Dengan menggunakan pendekatan historis, artikel ini bermaksud untuk menganalisis upaya-upaya merawat kebhinekaan yang dilakukan oleh warga bangsa yang berdomisili di pulau, dengan mengambil contoh kasus di dua kepulauan, yaitu Kepulauan Natuna dan Kepulauan Karimunjawa. Secara sosiologis dan kultural masyarakat Indonesia memang merupakan masyarakat plural yang memiliki potensi besar bagi munculnya konflik dan perpecahan, jika tidak dilandasi oleh multikulturalisme. Penduduk Natuna dan Karimunjawa yang memiliki keberagaman dalam etnik, agama, dan budaya ternyata tetap mampu merawat kebhinekaan dan menjaga keindonesiaan, sehingga bisa menjadi contoh bagi warga bangsa lain, terutama yang berada di dekat pusat pemerintahan dengan berbagai fasilitas, tetapi justru kurang mampu merawat dan menjaga kebhinekaan.
Roepelin (Roekoen Pelayaran Indonesia) AbstrakRoepelin (Roekoen Pelayaran Indonesia) merupakan sebuah organisasi yang mengkoordinasikan berbagai aktivitas pelayaran perahu. Hal itu dilakukan dengan mengorganisasi pelayaran perahu untuk mendapatkan muatan, mencarikan pasaran bagi barang-barang yang dibawa oleh anggotanya dari berbagai pelabuhan, membantu para anggotanya dalam berhadapan dengan berbagai peraturan kepelabuhanan, menentukan jalur pelayaran, dan menyediakan bantuan modal dalam bentuk pinjaman lunak kepada anggota yang kekurangan modal untuk berlayar dan berdagang. Berkat peran Roepelin, pelayaran perahu tetap eksis meskipun harus bersaing dengan alat transportasi laut moderen.Kata kunci: Roepelin, eksistensi pelayaran perahu, pelayaran antarpulau. PENDAHULUANSampai dengan penghujung abad ke-20 pelayaran perahu masih identik dengan sifat tradisional dan sederhana, dalam arti kurang mengikuti perkembangan teknologi yang terjadi dalam dunia pelayaran. Sebagian besar nakhoda atau juragan dan awak perahu tidak pernah mengenyam pendidikan pelayaran secara formal. Biasanya sejak anak-anak mereka telah ikut berlayar dan dengan cara itu mereka mendapatkan pengetahuan praktis tentang pelayaran. Pendidikan umum juga sering kali tidak sempat mereka nikmati, sehingga tidak jarang terjadi pelanggaran-pelanggaran terhadap peraturan pemerintah berkaitan dengan usaha pelayaran mereka karena mereka tidak pandai membaca dan tidak memahami peraturanperaturan yang dikeluarkan pemerintah. Ketidakpahaman tersebut tidak jarang dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang merasa terancam dengan eksistensi pelayaran perahu, seperti perusahaan-perusahaan pelayaran milik orang-orang Tionghoa yang mengoperasikan kapal-kapal besi, dan bahkan juga perusahaan pelayaran milik pemerintah Hindia Belanda Diterima/
Abstrak Pernikahan usia dibawah normal menjadi salah satu isu yang tercantum dalam SDGs. Kementerian PPPA juga melaporkan adanya peningkatan angka perkawinan anak selama pandemi Covid-19. Kondisi kesejahteraan yang menurun telah memaksa orang tua membiarkan anaknya menikah. Penutupan sekolah ketika situasi ekonomi memburuk juga membuat banyak anak dianggap sebagai beban keluarga. Hal ini terbukti dari adanya 34.000 permohonan dispensasai kawin yang diajukan kementrian Agama pada Januari hingga Juni 2020. Perkawinan anak menambah risiko yang harus dihadapi anak selama pandemi, selain peningkatan kekerasan dan permasalahan mental pada anak. Hasil studi pendahuluan di salah satu SMK Kabupaten Semarang diketahui bahwa setiap tahun rata-rata 1-2 orang siswa mengundurkan diri dari sekolah dengan alasan untuk menikah.Jenis penelitian ini adalah Explanatory research dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelajar di SMK Tarunatama Kabupaten Semarang. Sampel dan teknik sampling menggunakan probability sampling sebanyak 152 orang. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner, analisis data dilakukan secara univariat dan analisis bivariat uji Kendall Tau dengan bantuan SPSS 16.Kesimpulan dari penelitian ada hubungan antara peran orang tua dengan pengetahuan remaja tentang pernikahan dini dengan nilai signifikansi adalah 0,000 (<0,05). Saran yang diajukan diharapkan keluarga dapat menambah informasi mengenai peran penting sebagai keluarga dalam mendidik anak selama masa pandemi sehingga pengetahuan remaja tentang dampak pernikahan dini bisa semakin meningkat.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.