Toothbrush contamination occurs immediately after use and increases when use is repeated. After the toothbrush is used, it should be washed and disinfected. Bay leaf (Eugenia polyantha Wight) can be an alternative herbal disinfectant because it contains tannin, flavonoids and essential oils that are antiseptic and antimicrobial. This study was an experimental laboratory to see the inhibitory content of bay leaf extract concentration of 20%, 30%, 40%, 50% and 60% on the growth of toothbrush bacteria colonies. Samples are bacterial colonies originating from 8 toothbrushes that have been used by 8 students in the mass toothbrush activity in SDN Harapan in the City of Bandung, with inclusion criteria aged 9-12 years and having a DMF-T index> 3. Repeat treatment for each concentration was 4 times. The results showed that bay leaf extract at concentrations of 20%, 30%, 40%, 50% and 60% could inhibit the growth of bacterial colonies, but when compared with the antibacterial effects produced by antibiotics Ciprofloxacin (5 µg), inhibitory content of bay leaf extract the five concentrations are relatively smaller. Colonies of contaminant bacteria that often appear on toothbrushes are Neisseria sp and Streptococcus sp, Klebsiella sp, Enterobacteriaceae sp (Coliform), and Staphylococcus aureus. Further research can be developed to find out other herbal ingredients that can be combined to increase disinfection, good dosage forms and the right contact time between disinfectant and toothbrushes.
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS, 2018) mencatat proporsi masalah gigi dan mulut sebesar 57,6% Adapun proporsi perilaku menyikat gigi dengan benar sebesar 2,8%. Berdasarkan data tersebut diperlukan solusi untuk meningkatkan perilaku masyarakat untuk menyikat gigi dengan benar sehingga dapat menurunkan proposi masalah gigi dan mulut secara signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil kontrol plak sebelum dan sesudah melihat video tutorial menyikat gigi modified bass technique pada siswa kelas V SDN X Kabupaten Subang. Metode penelitian yaitu analitik. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling (30 Responden). Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan pengamatan langsung terhadap siswa kelas V SDN X, dengan mempraktekan cara menyikat gigi setelah melihat video tutorial menyikat gigi modified bass technique dan pemeriksaan langsung terhadap status kesehatan gigi dan mulutnya (Plaque Control). Hasil uji statistik menggunakan t-paired test dengan hipotesis dua arah di peroleh rata-rata hasil menyikat gigi pada kunjungan ke-1 sebelum melihat video tutorial sebesar 21% dan sesudah melihat video tutorial menjadi 13%. Pada plak kontrol yang ke-2 didapatkan rata-rata skor 3% dan pada plak kontrol yang ke-3 didapatkan rata-rata skor yaitu 1%. Sehingga adanya penurunan hasil plak kontrol. Dengan melihat t hitung > t tabel maka keputusannya Ho ditolak dan “Ha diterima” artinya ada perbedaan signifikan antara hasil kontrol plak sebelum dan setelah melihat video tutorial menyikat gigi modified bass technique pada siswa kelas V SDN X Kabupaten Subang.
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak bisa dipisahkan, karena akan mempengaruhi kesehatan tubuh secara menyeluruh. Anak berkebutuhan khusus salah satunya tuna netra yang dimana memiliki kondisi gangguan pada penglihatannya sehingga memerlukan bantuan dalam menjaga kebersihan diri sendiri khususnya kebersihan gigi dan mulut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kebiasaan menyikat gigi dengan kebersihan gigi dan mulut pada tunanetra di SLB Citeureup Kota Cimahi. Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan rancangan cross sectional. Penelitian dilasanakan di SLB Citeureup Kota Cimahi. Populasi tunanetra d engan jumlah sampel 17 responden yang ditentukan menggunakan rumus slovin. Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji korelasi Kendall’s Tau dengan pengujian hipotesis berdasarkan taraf sinifikan α<0,05 dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan kebiasaan menyikat gigi dengan kebersihan ggi dan mulut pada tunanetra, hal ini ditunjukkan dengan p value 0,018. Dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan ada hubungan kebiasaan menyikat gigi dengan kebersihan gigi dan mulut pada tunanetra dapat diterima karena pada dasarnya kemampuan intelegensi anak tunanetra sama dengan anak normal namun apabila kemampuan kebiasaan menyikat gigi anak tunanetra kurang makan mempengaruhi kebersihan gigi dan mulut.
Karies gigi merupakan salah satu penyakit yang mempunyai prevalansi yang tinggi di masyarakat Indonesia, karies gigi pada anak usia dini akan mempengaruhi perkembangan pertumbuhan gigi permanen dan mengganggu estetik. Rampan karies berkaitan dengan pemberian susu botol pada anak sepanjang hari serta pengetahuan orang tua. Tujuan pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan pengetahuan orang tua dengan early childhood caries pada anak TK Andria di Kabupaten Sumedang. Penelitian ini adalah survei analitik dengan rancangan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui antara hubungan pengetahuan orang tua dengan early childhood caries pada anak TK Andria di Kabupaten Sumedang. Sampel 35 anak TK beserta orang tuanya yang dilakukan pemeriksaan adanya rampan karies pada anak TK dan diukur tingkat pengetahuannya tentang rampan karies . Analisis data menggunakan uji kolerasi pearson chisquare dengan pengujian hipotesis dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan pengetahuan orang tua dengan rampan karies pada anak TK (p value = 0.02<0.05). Kepada orang tua diharapkan untuk memperhatikan kesehatan gigi dan mulutnya, serta membimbing anak dalam menyikat gigi. Simpulan pengetahuan orang tua dengan rampan karies Kata kunci: Rampan Karies, Pengetahuan Orang Tua, Anak TK
Health Teeth and mouth are very important for everyone, but there are still many people who still ignore it and think that dental and oral health are trivial things. This is related to the mother's knowledge about brushing teeth. This study aims to describe the mother's knowledge about brushing teeth in children aged 6-12 years in the dental polyclinic of Tanjungsari Public Health Center, Sumedang Regency. This research is descriptive quantitative with Questionnaire method. The research was carried out at the Dental Polyclinic of Tanjungsari Public Health Center, Sumedang Regency. The study was conducted on mothers who have children aged 6-12 years with a sample of 28 respondents who were determined using the slovin formula. Primary data obtained from the questionnaire will be presented in the form of a frequency distribution table with the results of the study showing knowledge about brushing teeth as a whole, namely 21.4% of respondents have good criteria, 46.4% have sufficient criteria, and 32.1% have poor criteria. Although almost most mothers who have children aged 6-12 years have sufficient knowledge of the criteria, there are still some who have less criteria. In order to achieve optimal dental and oral health, the knowledge of brushing teeth at the dental clinic at the Tanjungsari Public Health Center needs to be improved through various efforts, one of which is by providing counseling about brushing teeth.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.