Pendidikan ibu hamil sangat penting dalam merespon perubahan setiap individu pada masa kehamilan. Didapatkan masih rendahnya cakupan K4 di BPS Dwenti. Bila semakin tinggi pendidikan seseorang, maka makin banyak pengetahuan yang dimiliki sehingga perlu menganalisa hubungan tingkat pendidikan ibu hamil trimester III dengan perilaku keteraturan kunjungan ANC. Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan Soekidjo.
Senam hamil merupakan suatu bentuk latihan guna memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, ligament-ligament, otot dasar panggul yang berhubungan dengan proses persalinan. Persalinan seringkali mengakibatkan robeknya perineum atau ruptur perineum. Persalinan dengan ruptur perineum apabila tidak ditangani secara efektif menyebabkan perdarahan dan infeksi menjadi lebih berat, serta pada waktu panjang dapat mengganggu ketidaknyamanan ibu dalam berhubungan seksual. Salah satu hal untuk mencegah terjadinya ruptur perineum yaitu dengan menjaga keelastisan perineum. Peningkatan elastisitas perineum dapat dilakukan dengan senam hamil. Mengetahui Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil terhadap Senam Hamil sebagai Upaya Mengurangi Kejadian Ruptur Perineum di BPM Miftahul Khoiriyah Surabaya. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah dalam bentuk ceramah atau penyuluhan dan diskusi atau tanya jawab. Dengan kita memberikan penyuluhan dan melakukan senam hamil diharapkan pengetahuan ibu hamil dapat meningkat dan akan mencegah terjadinya rupture pada persalinan, hal ini sangat penting sekali untuk disosialisasikan kepada ibu - ibu hamil yang lain supaya lebih bersemangat jika hamil lebih baik melakukan senam hamil. Maka dari itu kita sebagai tenaga kesehatan (Bidan) harus memberikan penyuluhan dan motifasi yang banyak kepada pasien untuk melakukan senam hamil selama masa kehamilan agar memperkuat dan mempertahankan elastisitas saat mengejan pada waktu bersalin.
Remaja wajib tahu tentang kesehatan reproduksi sehat agar memiliki memiliki infromasi yang benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor masalah yang terjadi. Tujuan pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja yaitu remaja bisa mengetahui pentingnya kesehatan reproduksi remaja pada masa pubertas. dampak negatif, mengetahui berbagai penyakit pada alat reproduksi serta bisa menjaga kebersihan dan kesehatan diri sendiri. Dengan mendapat informasi yang benar, diharapkan remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab dalam proses reproduksi sehat. Metode pada pengabdian masyarakat saat ini yang digunakan adalah ceramah, diskusi dan tanya jawab. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Pemberian pemahaman kepada orang tua untuk mengatasi masalah seks bebas pada remaja (2) Upaya pencegahan seks bebas dengan pemahaman pendidikan kesehatan reproduksi serta dampak penyakit yang ditimbulkan (3) Usaha pencegahan dalam menanggulangi problema seksualitas remaja (4) Layanan informasi dalam aplikasi tentang pemahaman reproduksi sehat pada remaja.
ABSTRAK Masa remaja bisa jadi masa dimana individu mengkonsumsi rokok, bahwa usia pertama merokok umumnya berkisar antara 11-13 tahun dan mereka pada umumnya merokok sebelum usia 18 tahun. Usia tersebut dikategorikan termasuk dalam rentangan masa remaja.Remaja menjadi salah satu pengguna rokok dengan prevelensi yang terus meningkat. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor yang juga berkaitan dengan kepribadian dan lingkungan remaja. Perilaku merokok remaja yang dijadikan sebagai identitas dalam interaksi sosial remaja. Baik itu sebagai simbol kejantanan maupun pengakuan. Perilaku merokok yang pada awalnya hanya dilakukan oleh laki-laki dewasa, saat ini menjadi kewajaran bagi kaum remaja.Namun kebiasaan merokok tetap banyak dilakukan oleh remaja, bahkan sudah merambah ke anak-anak dan banyak perokok menyadari resikonya dan termotivasi untuk berhenti merokok, namun mengalami kesulitan untuk berhenti merokok.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu dengan wawancara dan observasi. Data yang didapat kemudian digolongkan menjadi dua, yaitu data sekunder dan primer yang kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk deskriptif sehingga menggambarkan tentang penelitian secara utuh. Kata kunci : Karakteristik, Pengetahuan, Merokok ABSTRACT Adolescence can be a period where individuals consume cigarettes, that the first age of smoking generally ranges from 11-13 years and they generally smoke before the age of 18 years. This age is categorized as including the range of adolescence.Teenagers become one of the cigarette users with increasing prevalence. This is influenced by many factors that are also related to the personality and environment of adolescents. Adolescent smoking behavior is used as an identity in adolescent social interactions. Whether it is a symbol of virility or recognition. Smoking behavior which was initially only carried out by adult men, is now a reason for adolescents.However, many smoking habits are still carried out by adolescents, even reaching children and many smokers realize the risk and are motivated to quit smoking, but have difficulty stopping smoking.This study uses a qualitative approach with data collection techniques, namely by interview and observation. The data obtained is then classified into two, namely secondary and primary data which are then processed and presented in descriptive form so as to describe the research as a whole. Keywords: characteristics, knowledge, smoking
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.