ABSTRAKBiodiesel merupakan sumber energi alternatif pengganti minyak diesel, yang dapat dibuat dari senyawa tri gliserida dengan melalui proses reaksi transesterifikasi dengan menggunakan ethanol dan katalis KOH. Salah satu senyawa tri gliserida yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel adalah minyak jelantah yang merupakan limbah minyak kelapa sawit. Parameter yang dapat digunakan sebagai tolok ukur dalam penelitian adalah jumlah yield biodiesel yang dihasilkan, dengan variasi suhu pengadukan. Variasi suhu pengadukan yang digunakan adalah (40,45,50,55,60) o C. Perbandingan molar ethanol yang digunakan dalam percobaan terhadap minyak jelantah adalah 6:1 dengan jumlah katalis KOH sebanyak 1% berat minyak jelantah. Sebelum proses transesterifikasi, dilakukan bleaching atau pemucatan dengan menggunakan karbon aktif sebanyak 7% dari berat minyak jelantah. Bleaching dilakukan dengan proses pengadukan dengan kecepatan 200 rpm selama 1 jam. Setelah diendapkan dan disaring proses berikutnya adalah trasesterifikasi, yang dilakukan dengan mencampur minyak jelantah, ethanol dan katalis KOH. Prosese transesterifikasi dilakukan melalui proses pengadukan dengan kecepatan putaran 200 rpm selama 1 jam dan waktu pengendapan 24 jam pada berbagai perlakuan suhu pengadukan. Yield biodiesel tertinggi diperoleh pada pemanasan dengan suhu 50 o C dengan nilai sebesar 76%, dan yield biodiesel terendah diperoleh pada pemanasan dengan suhu 40 o C dengan nilai sebesar 40%. Kata kunci: jelantah, yield, katalis, bleaching transesterifikasi.. (40,45,50,55,60) ABSTRACT Biodiesel is an alternative energy source for diesel oil,which can be prepared from the tri-glyceride compound by the process of transesterification reaction using ethanol and KOH catalyst.One of the triglyceride compounds that can be used as raw material for making biodiesel is waste frying oilwhich is a waste of palm oil.Parameters that can be used as benchmarks in the study are the amount of yield of biodiesel produced, with variations of stirring temperature.Variation of stirring temperature used is
The bubble breakup pattern on a swirl-type bubble generator (MBG) with water and air fluids was experimentally studied. The bubble breakup pattern was analyzed visually and characterized using several parameters such as Pressure Drop (∆P), Kolmogorov Entropy, Standard Deviation, and DWT (Discrete Wavelet Transform), which were taken from the extraction of pressure signals at the water inlet and outlet of the bubble generator. The wavelet spectrum of the measured signal was shown to identify the overall bubble breakup pattern, and the wavelet variance vector is proposed as a character vector to identify the bubble breakup pattern. The results show that there were three types of different flow breakup patterns: (1) static breakup, (2) dynamic breakup, and (3) tensile breakup. The observed bubble breakup sub-patterns can be categorized into tensile, moderate tensile, high tensile, dynamic, low dynamic, static, and high static sub-patterns. The static clustered breakup pattern has the highest wavelet energy compared to the tensile and dynamic clustered breakup.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui distribusi ukuran diameter gelembung yang dihasilkan oleh alat pembangkit gelembung udara mikro (microgelembung generator/MBG). Gelembung yang dihasilkan direkam dengan menggunakan kamera berkecepatan tinggi (high speed camera). Metode yang digunakan untuk mengetahui ukuran gelembung yang dihasilkan adalah dengan menggunakan metode digital image processing (MDIP). MDIP ini memiliki keunggulan yaitu dapat mengukur dimensi distribusi gelembung pada aliran yang tidak teratur secara akurat serta pada operasinya tidak mempengaruhi aliran yang terbentuk. Hasil akhir dari ekstraksi data image processing ini adalah distribusi diameter microgelembung yang dinyatakan dalam Probability Distribution Function (PDF) dan digunakan untuk mempresentasikan perbandingan disribusi dimensi gelembung udara yang dihasilkan oleh MBG Kata Kunci: Gelembung Udara Mikro, Digital Image Processing, Highspeed Camera, Probability Distribution Function
Usaha pembuatan wingko merupakan sumber penghasilan utama bagi para pengrajin wingko di Kelurahan Balun Kecamatan Cepu. Kondisi oven yang layak, bersih dan efisien akan berpengaruh pada kualitas wingko yang dihasilkan dan pendapatan pengrajin. Permasalahan yang dihadapi mitra adalah bahwa oven gas yang digunakan sudah tidak layak dan efisien lagi digunakan. Di samping itu kualitas wingkonya juga tidak bagus karena banyak yang gosong dan kurang higienis. Tujuan dari kegiatan IbM ini adalah mengatasi permasalahan mitra agar biaya produksinya rendah dan wingko yang dihasilkan juga baik kualitasnya dan higienis. Untuk itu ditawarkan solusi yaitu dibuat oven yang lebih efisien dalam penggunaan energi dan higienis serta dibuat rak penyimpanan sehingga wingko yang dihasilkan memenuhi syarat Cara Produksi Pangan yang Baik untuk Industri Rumah Tangga dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Metode pelaksanaan solusi yang ditawarkan adalah pertama, koordinasi dengan mitra untuk menentukan jadwal kegiatan. Kedua, melaksanakan pembuatan oven dan pelatihan-pelatihan. Ketiga, melakukan evaluasi terhadap program pengabdian yang telah dilakukan dengan cara survey lapangan ke mitra, 1 bulan dan 6 bulan setelah program ini selesai. Hasil dari kegiatan IbM ini adalah mitra bisa menurunkan biaya produksi pembuatan wingko sebesar Rp 540.000 dalam satu bulan. Kuantitas produksi wingko meningkat dari 4,6 kg menjadi 8 kg dalam satu kali proses pemanggangan dan kualitas wingkonya bagus, tidak gosong dan higienis. Pemahaman dan keterampilan mitra meningkat dalam memproduksi wingko yang higienis sesuai persyaratan BPOM, mengganti tabung LPG yang habis dengan waktu lebih cepat dan merawat oven gas. Omzet mitra juga meningkat sebesar 15 kg dalam satu bulan.
Abstrak Kajian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecepatan pemisahan (creaming velocity) antara dua fluida yang berfasa sama namun memiliki perbedaan densitas. Kajian ini dilakukan secara eksperimental dengan mengamati dan mengukur waktu pisah (settling time) pada tabung kaca dengan variasi diameter.Pengukuran waktu pisah dilakukan lima kali untuk setiap diameter tabung. Waktu pisah yang di peroleh digunakan sebagai dasar untuk menghitung diameter tetesan/droplet, konsentrasi tetesan, kecepatan pemisahan/creaming velocity dan Vstokes. Hasil perhitungan yang di peroleh diploting untuk membandingkan nilai konsentrasi tetesan (droplet consentration/Φ) terhadap kecepatan pemisahan (creaming velocity) pada campuran biodiesel/gliserin dan untuk mencari nilai Φc (fraksi volume fase biodiesel yang terdispersi rapat dalam gliserin/konsentrasi tetesan) dan k (konstanta pemisahan). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi nilai konsentrasi tetesan (Φ) maka kecepatan pemisahannya (V cream) akan semakin berkurang dan dari persamaan Hunter bahwa V = Vstokes(1- )k.Φc , maka didapatkan nilai k dan Φc masing – masing adalah (5,1 ; 0,6 ; 1,2) dan (0,461 ; 0,9 ; 0,69) pada percobaan I, II, III dengan diameter tabung (1,3 ; 2,8 ; 3,9) cm.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.