Kemudahan akan kases media dan berita membuat penyebaran berita yang tidak dapat dipertangung jawabkan kebenaranya menyebar dengan mudah saat ini. Lansia yang merupakan rentan akan bahaya covid 19 merasa terancam dan cemas kan adanya berbagai pemberitaan media, begitu pula dengan anggota keluaga lansia yang milenial yang merupakan generasi yang diikuti oleh perkembangan teknologi dan media sangat rentan dalam cemas dan mudah percaya terhadap tipuan. Penyebab kecemasan melibatkan adanya perubahan perlakukan terhadap lansia. Oleh karena itu, diperlukan stategi agar tidak mudah merasa cemas terhadap berita yang tidak benar.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat berbagai tingkat kecemasan keluarga lansia tentang berita hoak. Adapun pengukuran kecemasan menggunakan skala HARS kepada 160 responden dengan hasil rata-rata keluarga mengalami kecemasan sedang terhadap berita bohong dengan frekuensi 77 orang mengalami kecemasan sedang yaitu (48.1%) dari 160 responden. Dengan demikian terdapat kecemasan yang signifikan terhadap berita hoax keluarga lansia
Seksualitas memiliki peran mendasar dalam kehidupan reproduksi. Fungsi ini mengintegrasikan faktor fisik, emosional dan psikologis serta memengaruhi kualitas hidup. Permasalahan hubungan seksual bisa menjadi faktor yang menyebabkan buruknya hubungan dan berakibat pada perceraian. Untuk mengatasi masalah hubungan seksual diperlukan suatu kegiatan fisik yaitu olahraga, karena dengan berolahraga secara rutin baik pria dan wanita dapat membantu kelancaran hubungan intim dan kehidupan sek menjadi sehat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kualitas seksual wanita yang aktif olahraga di Kota Mataram. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif menggunakan desain crossectional melalui pendekatan case control dengan sampel sebanyak 55 orang wanita usia yang sudah menikah yang aktif melakukan olahraga yang berdomisili di Kota Mataram. Tehnik sampling pada penelitian ini simple random sampling dan pengumpulan data menggunakan instrument kuesioner SQOL-F. Wanita yang aktif olahraga memiliki kualitas seksual yang baik, dengan kualitas seksual yang baik akan meningkatkan kepuasaan pasangan dan akan berefek positif terhadap kepuasaan perkawinan. Seluruh wanita yang berkeluarga diharapkan menerapkan pola hidup sehat dengan aktif berolahraga, dan diharapkan Pemerintah menyediakan fasilitas olahraga yang aman.
Terjadinya transisi epidemiologi yang paralel dengan transisi demografi dan transisi teknologi di Indonesia dewasa ini telah mengakibatkan perubahan pola penyakit dari penyakit infeksi ke Penyakit Tidak Menular (PTM) meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases yang merupakan faktor utama masalah morbiditas dan mortalitas. Salah satu Penyakit Tidak Menular yang menjadi masalah kesehatan yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer. Upaya-upaya dalam menangani kasus hipertensi dengan cara terapi farmakologi dan non farmakologi. Tujuan penelitian ini adalah teridentifikasi derajat Hipertensi pada pasien hipertensi di puskesmas kota mataram. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan yakni dengan Purposive Sampling. Analisa data yang digunakan adalah univariat dengan data disajikan dalam bentuk narasi, tabel distribusi frekuensi dan persentase. Hasil penelitian didapatkan rata-rata responden dalam penelitian ini berusia 50 sampai dengan 64 tahun (48.48%), dilihat dari jenis kelamin mayoritas perempuan (66.67%), mayoritas berpendidikan SD (48.48%), dan sebagian besar bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga (45.45%) dan rata-rata untuk drajat hipertensi responden dalam penelitian ini dalam kategori Grade 1 (66.7%). Kesimpulan dalam penelitian ini masih tingginya kasus hipertensi Sehingga dibutuhkan upaya kolaboratif antara keluarga dan pelayan kesehatan untuk menjaga tekanan darah agar tetap stabil dalam rentang normal.
Background: An earthquake has an impact on mental health problems. Lombok earthquake victims undergo an anxiety, neurotic, psychotic symptoms, and Post Traumatic Syndrome Disease. Anxiety have an impact on the mind, body and it cause of physical illness. One of the nursing interventions that can be given to deal with anxiety includes spiritual counseling, which is given so that disaster victims accept their conditions, it is not making disaster a burden and reducing anxiety.Purpose: To determine the effect of Spiritual counseling on anxiety level in (Lombok) Indonesian earthquake victims.Methods: Quantitative study with a pre-experimental approach using one group pre-post-test design on 25 earthquake victims in Lombok. The instrument was used the Hamilton Anxiety Rating Scale questionnaire and the standard operational procedures for spiritual counseling. Data were analyzed using univariate analysis and t dependent test.Results: The anxiety score before spiritual counseling was 19.60 ± 3.26, while the anxiety score after spiritual counseling was 10.04 ± 4.13. Statistical tests showed a significant difference between anxiety levels before and after spiritual counseling for earthquake victims in Lombok (p <0.05).Conclusion: Earthquake victims in order to improve their spiritual quality by joining religious activities routinely to calm the mind and reduce anxiety or trauma, it is caused by earthquakes.
ABSTRAKGempa bumi secara konsisten terbukti berhubungan dengan masalah kesehatan mental seperti cemas, depresi dan gangguan stres pasca-trauma segera setelah bencana. Kondisi tersebut akan semakin memburuk bila tidak dideteksi sejak dini dan ditangani dengan baik, sehingga membutuhkan pelayanan kesehatan mental (trauma healing). Kecemasan yang berlebihan dapat mempunyai dampak yang merugikan pada pikiran serta tubuh bahkan dapat menimbulkan penyakit fisik. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan korban Gempa Lombok. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan yakni dengan Purposive Sampling dengan jumlah sampel 40 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Analisis data yang digunakan adalah univariat dengan data disajikan dalam bentuk narasi, tabel distribusi frekuensi dan persentase. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa 15 responden mengalami kecemasan ringan (37,5%) dan 25 responden mengalami kecemasan sedang (62,5%). Diskusi: Selain dampak fisik, kejadian gempa juga menimbulkan masalah kesehatan jiwa, salah satunya rasa cemas yang masih dirasakan responden meskipun 8 bulan setelah gempa. Sebagian responden mengelaman kecemasan dalam berbagai kategori sedang dengan skor berbeda. Hal tersebut terjadi dipengaruhi oleh jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan pengalaman saat terjadi gempa. Kesimpulan: Sebagian besar responden pada penelitian ini masih mengalami kecemasan sedang.Kata Kunci: Gempa bumi, kecemasanThe Level of Anxiety of Lombok Earthquake Survivors ABSTRACTEarthquakes are consistently proven to be related to mental health issues such as anxiety, depression and post-traumatic stress disorders immediately after disaster. This condition will deteriorate if not detected early and well handled, so it requires mental health services (trauma healing). Excessive anxiety can have a detrimental impact on the mind as well as the body can even cause physical illness. Objectives: The study aims to determine the level of anxiety of Lombok earthquake survivors. Methods: This research is a descriptive study with a cross sectional approach. Sampling techniques used by purposive Sampling with a sample number of 40 people. The instruments used in this study are the Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) questionnaire. Data analysis used is univariate with data presented in narrative form, frequency distribution table and percentage. Results: The results showed that 15 respondents experienced mild anxiety (37.5%) and 25 respondents experienced moderate anxiety (62.5%). Discussion: In addition to physical impact, earthquake incidence also raises mental health problem, one of which is anxiety that was felt by respondents even 8 months after the earthquake. Respondents partly experienced anxiety in the medium category with different score. This can be influenced by gender, age, level of education and experience in the event of an earthquake. Conclusion: most of the respondents in this study is still experiencing moderate anxiety.Keywords: Earthquakes; anxiety
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.