Kesehatan gigi dan mulut berkaitan erat dengan kesehatan tubuh. Keadaan mulut dan gigi yang tidak terawat akan menimbulkan banyak masalah serta rasa tidak nyaman. Dalam usaha mendapatkan kesehatan gigi dan mulut yang baik, dibutuhkan kesadaran untuk menerapkan pola hidup sehat dengan rajin menyikat gigi secara tepat dan benar. Pembiasaan untuk hidup sehat perlu dilakukan dengan penuh kesadaran sehingga dapat terlaksana dengan efektif. Tujuan pelaksanaan aktivitas ini adalah untuk membangun kesadaran dini anak-anak usia 4-6 tahun di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Jakarta Barat, yaitu daerah Tegal Alur, dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut. Metode yang digunakan berupa penyuluhan dengan alat peraga dan praktik sikat gigi bersama dengan benar, serta dilakukan pengawasan agar anak-anak dapat memahami dan membiasakan diri untuk menyikat gigi dengan benar. Keberhasilan pelaksanaan kegiatan ini ditandai dengan kemampuan anak-anak untuk menyikat gigi secara mandiri dengan cara yang benar dan bertambahnya pengetahuan tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut sejak usia dini, sehingga kerusakan gigi dapat dicegah.
B ACKGROUND:Alpinia galanga (A. galanga) was reported as a potential medicinal source due to its wide effect. A. galanga rhizome crude extract (ARCE) was reported to have high cytotoxic effect in cancer cells, but low in normal cells. However half maximal inhibitory concentration (IC 50 ) of ARCE is not clearly known yet. Hence, current study was conducted to investigate the IC 50 of ARCE in normal standard fibroblast cell line, NIH-3T3 cells. METHODS:Rhizomes of A. galanga were collected, peeled, dried, milled and weighed. Extraction was performed using maceration method, then filtered and evaporated. ARCE with various concentrations were applied in NIH-3T3 cells for 24 or 48 hours. Cells were documented and counted with 3-(4,5-dimethylthiazol-2-yl)-2,5-Diphenyltetrazolium bromide (MTT) assay. RESULTS:Five hundreds grams of simplicia were macerated with ethanol and evaporated, 1 mg/mL crude extract with total volume of 114 mL was obtained. By addition of ARCE in NIH-3T3 cell culture, number of NIH-3T3 cells were shown less when treated with higher concentration of ARCE. Cell numbers of 0, 3.125, 6.25, 12.5, 25 and 50% ARCE treatment for 24 hours are 11, 531, 11,352, 10,920, 10,365, 9,471, 8,360, respectively, meanwhile for 48 hours are 13,219, 12,686, 12,278, 11,390, 10,279, 8,390, respectively. CONCLUSION: IC 50 of ARCE in 24 hours treatment was 620.5 mg/mL, while in 48 hours treatment was 666.6 mg/ mL. Hence, ARCE is suggested to have low cytotoxic effect in NIH-3T3 cells. KEYWORDS:
ABSTRAK Masalah kesehatan gigi yang sering terjadi pada anak usia sekolah yaitu karies. Kurangnya pengetahuan mengenai kesehatan gigi menyebabkan tingginya angka karies pada anak. Anak pada usia sekolah cenderung akan mencontoh perilaku gurunya, sehingga guru dapat berperan dalam meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi pada anak usia sekolah. Pada masa pandemi ini, terdapat keterbatasan dalam memberikan edukasi secara langsung di lingkungan sekolah. Tujuan kegiatan ini yaitu dengan pemberian edukasi kepada guru mengenai kesehatan gigi, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan para guru dan diharapkan para guru dapat menjadi penggerak dalam meningkatkan pengetahuan mengenai kesehatan gigi pada anak usia sekolah. Metode penyuluhan dilakukan dengan pemberian materi dalam bentuk presentasi power point secara daring melalui aplikasi zoom dan penggunaan alat peraga kesehatan gigi. Hasil penyuluhan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan mengenai kesehatan gigi. Setelah dilakukan penyuluhan dengan metode ini, dapat disimpulkan bahwa alat peraga dianggap efektif dalam membantu keberhasilan pendidikan kesehatan gigi serta meningkatkan pemahaman dan antusias para guru TK. Kata kunci: kesehatan gigi, alat peraga, guru TK, karies gigi ABSTRACT A dental health problem that often occurs in school-age children is caries. Lack of knowledge about dental health causes high caries rates in children. Children at school age tend to imitate the behavior of their teachers so that teachers play a role in increasing knowledge of dental health in school-age children. During this pandemic, there are limitations to providing education directly in the school environment. The aim of this activity is to provide education to teachers about dental health. So that it can increase the knowledge of teachers and it is hoped that teachers can be a pioneer in increasing knowledge about dental health in school-age children. The method was carried out by providing material in the form of an online powerpoint presentation through zoom application and the use of dental health teaching aids. The result of this activity showed an increase in knowledge about dental health. After conducting counseling, it can be concluded that the use of teaching aids is effective in contributing to the success of dental health education and increasing the understanding and enthusiasm of kindergarten teachers. Keywords : dental health, teaching aids, kindergarten teachers, dental caries
<p><strong><em>Latar belakang:</em></strong><em> </em><em>Resin akrilik heat cured merupakan material kedokteran gigi yang sering digunakan untuk pembuatan basis gigi tiruan lepasan. Salah satu kelemahannya adalah mudah menyerap air yang dapat meningkatkan porositas. Derajat keasaman (pH) pada minuman kemasan dapat meningkatkan porositas sehingga kekasaran basis gigi tiruan akan meningkat. <strong>Tujuan: </strong>Untuk mengetahui pengaruh konsumsi minuman kemasan dengan variasi derajat keasaman terhadap kekasaran basis gigi tiruan sebagian lepasan resin akrilik. <strong>Metode: </strong>Penelitian eksperimental laboratoris ini menggunakan 20 sampel resin akrilik heat cured berukuran 20</em> <em>10</em> <em>3 mm yang dibagi menjadi 4 kelompok. Setiap kelompok direndam selama 5 dan 15 hari dalam 5 ml larutan minuman yang memiliki variasi derajat keasaman berbeda (aquades pH 7, kopi pH 6.5, minuman buah pH 3.7, dan minuman bersoda pH 2.5). Pengukuran kekasaran permukaan dilakukan sebelum dan sesudah perendaman pada bagian tengah permukaan poles dengan titik pengukuran yang sama sebanyak tiga kali setiap sampel menggunakan alat surface roughness testers. <strong>Hasil: </strong>Data yang diperoleh pada pengukuran kekasaran permukaan ini dianalisis menggunakan Kruskal-Wallis H dengan hasil analisis menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p>0.05) setelah perendaman selama 5 dan 15 hari. <strong>Kesimpulan: </strong>Tidak terjadi peningkatan kekasaran permukaan pada basis gigi tiruan resin akrilik heat cured yang telah dilakukan pemolesan dengan baik secara signifikan akibat mengkonsumsi minuman kemasan.</em></p>
Background: Xylotrupes gideon is a harmful insect because it damages the shoots of coconut trees. Xylotrupes gideon has begun to be used in the form of nanochitosan as an alternative in dentistry. The addition of nanochitosan to Glass Ionomer Cement (GIC) material is a modification to improve the properties of GIC, such as surface roughness caused by acidic conditions (critical saliva pH). Nano-sized chitosan is able to increase stability and better absorption, thus inhibit demineralization and increase tooth hardness. This research aimed to investigate the effect of nanochitosan from Xylotrupes gideon on the surface roughness of GIC at critical saliva pH. Method: This research type conducted is an experimental laboratory. Samples of 10 mm (height) x 2 mm (diameter) divided into 2 groups, (A) Unmodified GIC (control group), (B) GIC modified with 10% nanochitosan solution. Samples of the treatment and control group are stored in the incubator at 37 0 C for 1 hour before early surface roughness testing and continued in critical saliva pH (5,5) for 7 days in the incubator before the final test. The surface roughness tester using sutrotonic s-100 series. Result: There was an increase in the surface roughness of conventional GIC by 0.133 µm and GIC nanochitosan by 0.122 µm. The results of the paired ttest before and after immersion in the two groups showed that there was a significant difference (p <0.05) between conventional GIC and nanochitosan GIC. The independent t-test results showed that there was no significant difference (p> 0.05) between the nanochitosan GIC and conventional GIC. Conclusion: Nanochitosan can reduce the surface roughness value of GIC at critical saliva pH, although there is no significant difference to conventional GIC. PENDAHULUAN Semen Ionomer Kaca (SIK) masih menjadi pilihan untuk bahan restoratif karena sifat dan karakteristiknya. SIK terbentuk dari reaksi asam polimer lemah dengan cairan yaitu bubuk kaca kalsium fluoroaminosilikat dan larutan asam poliakrilat yang memiliki sifat berikatan baik dengan struktur gigi, biokompatibel dengan keadaan pulpa, dan melepaskan fluor. 1 SIK memiliki beberapa kelemahan sebagai bahan restorasi seperti rentan terhadap kelembaban pada saat setting, waktu kerja yang lama, mudah larut dalam air yang berdampak terhadap kekerasan dan daya tahan dari permukaan restorasi. 2 Sifat larutnya suatu bahan yang kurang baik dapat mempengaruhi kekasaran permukaan dari SIK. 3 Kekasaran permukaan menentukan kualitas dari bahan restorasi. Kekasaran permukaan pada bahan restorasi dapat menyebabkan perubahan warna pada tumpatan dan akumulasi plak gigi yang
ABSTRAK Masyarakat mulai beradaptasi di tengah pandemi Covid-19. Aktivitas masyarakat di luar rumah seperti olahraga, yaitu bersepeda juga semakin meningkat. Peningkatan jumlah aktivitas bersepeda dapat menjadi potensi kluster baru penyebaran Covid-19 akibat mengabaikan protokol kesehatan saat berkumpul dan setelah selesai bersepeda. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang transmisi dan pencegahan Covid-19. Kegiatan ini bertujuan memberikan edukasi dan pemahaman kepada komunitas bersepeda untuk memiliki pola hidup sehat menghadapi Covid-19. Kegiatan ini dilakukan dengan pendekatan dalam bentuk presentasi power point secara daring melalui aplikasi zoom dan penggunaan poster yang menarik sebagai sarana pengingat dalam aktivitas di komunitas. kegiatan ini menunjukkan adanya peningkatan pemahaman partisipan berdasarkan hasil pretest dan posttest peserta. Kegiatan edukasi pola hidup sehat menghadapi Covid-19 yang diberikan kepada komunitas bersepeda dapat berjalan baik dan mendapatkan tanggapan yang responsive serta antusias dari komunitas bersepeda. Kata Kunci : Covid 19, Hidup Sehat, Bersepeda ABSTRACT People are starting to adapt in the midst of the Covid-19 pandemic. Community activities outside the home such as sports, namely cycling are also increasing. An increase in the number of cycling activities could be a potential new cluster of Covid-19 spread due to ignoring health protocols when gathering and after cycling. This could be due to a lack of public knowledge and understanding about the transmission and prevention of Covid-19. This activity is to provide education and understanding to the cycling community to have a healthy lifestyle to deal with Covid-19 in cycling. The extension method is carried out by an approach in the form of online power point presentations through the Zoom application and the use of attractive posters as a means of reminders in community activities. The counseling showed an increase in participants' understanding based on the results of the participants' pretest and posttest. The educational activities on a healthy lifestyle to deal with Covid-19 given to the cycling community can run well and get a responsive and enthusiastic response from the cycling community. Keywords : Covid-19, Healthy Lifestyle, Cycling
ABSTRAK Kejadian trauma gigi dan mulut dapat terjadi di kehidupan sehari-hari pada usia anak hingga dewasa. Trauma gigi yang sering ditemui meliputi fraktur mahkota gigi dan kegoyangan gigi. Pengetahuan dan pemahaman yang kurang mengenai kejadian trauma gigi dan mulut yang tidak tertangani dengan tepat dapat berakhir dengan kondisi yang lebih buruk. Pada masyarakat RW 02 Grogol terdapat kader masyrakat yang bersedia mendapatkan pelatihan program kesehatan untuk membangun kesejahteraan keluarga di lingkungan sekitar. kegiatan ini bertujuan memberikan pemahaman dan pelatihan yang tepat kepada kader masyarakat agar mampu memberikan penanganan darurat pada kasus trauma gigi dan mulut sebelum dibawa ke tempat pelayanan Kesehatan terdekat. Kegiatan ini dilakukan secara langsung tatap muka dengan tetap memperhatikan protokol Kesehatan di masa pandemi Covid-19. Penyampaian materi dilakukan secara menarik dan memanfaatkan teknologi dalam pelatihan untuk manfaat yang efektif bagi masyarakat. kegiatan ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan berdasarkan hasil pretest dan posttest peserta serta kemampuan peserta dalam memperagakan secara langsung materi pelatihan. Kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan tingkat keberhasilan yang baik karena pemilihan materi dan metode pelaksanaan yang telah disesuaikan dengan permintaan kader masyarakat RW 02 Grogol. Kata Kunci: Trauma, Gigi, Mulut, Kader, Masyarakat ABSTRACT Dental and oral trauma might happen in daily activities of adolescent or adults. These events often encountered with involvement of tooth mobility and crown fracture. Lack of knowledge and understanding about dental and oral trauma that is not handled properly might end up with worse condition. Community in RW 02 Grogol had community cadre who willing to receive education and training for health programme to support wellbeing of families in their regions. This activity to distribute education and training for community cadre so they can help giving emergency treatment at dental and oral trauma until the patient brought to nearby dental health facilities. This activity done directly and physically present with standard health protocol of Covid-19 pandemic. Explanation is arranged with modern instrument and delivered with entertaining presentation for the audience. This activity showed increased understanding of participants from postest and pretest scores. Participants also demonstrate directly what to do in scenario of dental trauma event. The activity done with a good success rate considering topic selection and method performed have met the requests of community cadre in RW 02 Grogol. Keywords: Trauma, Dental, Oral, Cadre, Community
<p><strong><em>Background</em></strong><em> : </em><em>Mucocele can be caused by mucus extravasation and mucus retention phenomenon. Mucocele on the lower lip due to mechanical trauma, such as the habit of biting the lower lip, causing a bulge that causes discomfort. Mucoceles are often found in pediatric and adolescent patients. Micro marsupialization is a non-surgical procedure that can be performed on pediatric patients . This procedure is simpler to perform, minimally invasive, and well tolerated by the patient.. </em><strong><em>Case report : </em></strong><em>A 6-year-old boy came with complaints of a red bulge with bluish edges, 4 mm in diameter on the lower lip that caused discomfort. The bulge has only been noticed since 2 weeks ago. Patient has a habit of biting his lower lip so that the bulge gets bigger. Patient has a history of fear to surgery and showed anxiety during examination. . Micro-marsupialization was performed and patient was instructed to eliminate the habit of biting lower lip and to maintain his oral health. </em><strong><em>Conclusion </em></strong><em>: </em><em>Micro marsupialization in mucocele cases shows good results of treatment in pediatric patients who have a history of fear to surgery.</em></p>
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.