Given the adjuvant role of costimulatory danger signals, the development of contact allergies to the stimulatory metals may be facilitated by signals from direct TLR4 ligation, whereas other metal sensitizers, such as chromium, may rather depend on microbial or tissue-derived cofactors to induce clinical sensitization.
The aims of this study was to investigate the amino acid (AAs) composition of over fermented tempeh (OFT), the hydrolysates and the seasoning product that hydrolyzed by calotropin from Calotropis gigantea. OFT was hydrolyzed by 0.15% calotropin at 55 o C for 3 hours. The hydrolysates was mixed with 13.3% glucose; 13.3% salt; and 13.3% of caramelized sugar, and then boiled for 10 min to make the seasoning. AAs compositions of OFT, the hydrolysates of OFT (HOFT), and the seasoning product of OFT (SOFT) were identified by HPLC. Seventeen AAs have identified and computed. HOFT contained the highest AAs 377.71 mg/100 g, followed by OFT 136.14 mg/100 g and SOFT 60.22 mg/100 g. The highest amount of AAs in all samples was glutamic acid. These results indicate that the hydrolysis of OFT by calotropin increase the AAs compounds and can be applied as seasoning.
The results of this study support the view that development of metal contact allergies may prevent autoimmune activation, and, second, that oral exposure to Pd, Au or Hg does not facilitate the development of AID.
Kesehatan rongga mulut merupakan bagian penting dari kesehatan secara menyeluruh. Gigi merupakan salah satu organ pencernaan paling penting dalam proses pencernaan makanan, sehingga kesehatan gigi merupakan salah satu hal terpenting bagi pertumbuhan anak. Tingginya resiko karies gigi pada anak-anak disebabkan karena secara fisiologis-anatomi gigi sulung mempunya pit dan fissure yang lebih dalam sehingga memudahkan plak menempel. Selain itu, konsumsi gula yang tinggi pada anak-anak memicu proses terjadinya kerusakan gigi (Suwelo, I.S. 1992). Anak-anak berkebutuhan khusus merupakan kelompok berisiko tinggi terhadap masalah kesehatan sehingga membutuhkan bantuan dan kerjasama dengan orang lain untuk mendapatkan dan memelihara kesehatan, termasuk dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut mereka. Kondisi gigi dan mulut yang bersih dan sehat sangat penting untuk menunjang kehidupan anak-anak tersebut. Masalah gigi yang biasanya muncul pada anak berkebutuhan khusus antara lain karies (lubang) gigi, gigi berdarah, dan gigi berjejalan (maloklusi). Oleh karena itu, anak-anak berkebutuhan khusus lebih membutuhkan perhatian dibandingkan anak-anak normal lainnya karena berbagai keterbatasan yang dimiliki terutama kurang mampu untuk membersihkan sendiri rongga mulutnya. Sehingga hal ini meningkatkan faktor resiko kerusakan gigi-gigi dan jaringan lunak rongga mulut disekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kebersihan rongga mulut dan status kesehatan rongga mulut serta hubungan antara tingkat kebersihan rongga mulut dengan status gingivitis/penyakit periodontal pada siswa autis. Jenis penelitian ini adalah anayitic correlation dengan pendekatan cross sectional, sampel diambil menggunakan teknik accidental sampling dengan uji statistik Kolmogorov-Smirnov. Subjek adalah 35 siswa autis di SLB Autis dan TPA B SLB Branjangan Kabupaten Jember. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kebersihan mulut siswa autis di SLB Branjangan sebagian besar adalah sedang (57,1%) dan sebagian besar siswa yang diperiksa mengalami karies dan penyakit periodontal sedang (70%). Semua siswa yang diperiksa mengalami karies, baik itu siswa dengan tingkat kebersihan mulut yang baik, sedang maupun buruk. Disarankan kepada siswa autis tersebut untuk selalu menjaga kebersihan dan kesehatan rongga mulutnya.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.