No abstract
Pemain bulu tangkis menggunakan berbagai teknik dan strategi dalam permainan. Salah satu tekniknya adalah membangun sudut kemiringan raket yang tepat untuk melepaskan kok. Teknik ini bergantung pada sudut kedatangan shuutlecock yang akan memengaruhi pantulan pada string raket dan lintasan setelah memantul. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan efek sudut raket terhadap pantulan shuttlecock bulu tangkis. Penelitian ini dilakukan dengan eksperimen memantulkan kok. Jarak awal jatuh bebas bervariasi 100, 125, dan 150 cm. Raket dengan tegangan tali 25 lb diposisikan pada mekanisme penjepitan yang diatur oleh sudut tertentu. Mekanisme ini dipasang di dinding yang dilengkapi dengan pengukur (meteran) untuk mengamati pantulan. Kamera diposisikan 2 meter dari dinding. Pengambilan data dilakukan dengan 5 kali. Data yang ada pada formulir video diubah dalam bentuk foto. Foto-foto ini kemudian dianalisis menggunakan Kinovea 0.8.15. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemiringan sudut raket berdampak pada pelepasan shuttlecock.
Biomechanic adalah bidang ilmu yang diterapkan pada ilmu olahraga untuk mempelajari gerak-gerak tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jumlah langkah awalan (footwork step) dalam spike bola voli yang menghasilkan power terbaik. Penelitian ini dilakukan dengan eksperimen. Jumlah langkah awalan yang divariasi adalah 0, 1, 2, dan 3 langkah. Subyek penelitian adalah atlet bola voli Universitas PGRI Banyuwangi. Pengukuran power otot tungkai dilakukan dengan menggunakan high-speed camera. Pengolahan data menggunakan software kinovea untuk mendapatkan data hasil power. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa semakin banyak langkah awalan (footwork step) maka power rata-rata cenderung semakin naik. Power rata-rata maksimum terjadi pada 2 langkah awalan (footwork step) atlet 4 yaitu sebesar 2340,44 J/dt. Power rata-rata minimum terjadi pada 0 langkah awalan (footwork step) atlet 1 yaitu sebesar 1765,85 J/dt. Kecenderungan power maksimum terjadi pada langkah awalan sebanyak 2 langkah. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa langkah awalan sebanyak 3 langkah cenderung menghasilkan power yang lebih kecil dibanding jumlah langkah awalan yang lain. Gerakan spike dalam bola voli merupakan gerakan yang dilakukan dengan cepat dalam waktu sesingkat mungkin. Pola ini membuat seorang atlet terbiasa menggunakan langkah awalan yang sedikit jumlahnya. Langkah awalan berjumlah 3 akan menyebabkan kecepatan gerak atlet menjadi berkurang sehingga mengurangi powernya.ABSTRACT Biomechanic is one of science field that applied to the sports science to study gestures. This study aims to obtain the number of step prefix (footwork step) in volleyball spike that produces the best power. This research is done by experiment. The number of prefix steps varied are 0, 1, 2, and 3 steps. The subjects of the study were volleyball athletes of Universitas PGRI Banyuwangi. Measurement of leg muscle power is done using a high-speed camera. Data processing using kinovea software to obtain data power results. The calculation results show that the more step prefix (footwork step) then the average power tends to increase. Maximum average power occurs in 2 step prefix (footwork step) athlete 4 that is equal to 2340,44 J/dt. Minimum average power occurs at 0 step of the athlete (footwork step) at 1 at 1765,85 J/dt. Maximum power trend occurs in 2 step prefix step. The analysis results also show that 3-step prefixes tend to produce less power than the number of other prefix steps. Spike movement in volleyball is a quick movement in the shortest possible time. This pattern makes an athlete accustomed to using a few prefix steps. The initial step number 3 will cause the speed of athlete's motion to be reduced so as to reduce its power.
AbstrakBiomekanik merupakan bidang ilmu yang mempelajari gerak yang digunakan untuk mengkaji sebuah gerakan yang nantinya dapat dijadikan acuan teknik gerak dalam cabang olahraga. Bola voli adalah olahraga yang mempunyai teknik gerak spike, block, service, dan passing. Pada dasarnya teknik spike diawali dengan sebuah langkah awalan. Pola langkah (footwork step pattern) spike yang bervariatif akan menimbulkan performa yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pola langkah awalan (footwork step pattern) dalam menghasilkan performa spike terbaik. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen. Desain penelitian yang dignakan adalah the one shot case study. Pola langkah awalan yang divariasi adalah pola A, B, C, dan D. Subyek penelitian adalah atlet bola voli Universitas PGRI Banyuwangi. Pengambilan data dilakukan sebanyak 5 kali ulangan untuk pola langkah awalan. Pengolahan data menggunakan software kinovea untuk menganalisa performa spike. Hasil penelitian menunjukkan performa power terbaik terjadi pada model langkah awalan A yaitu sebesar 115,717 J/dt sedangkan performa power minimum terjadi pada model langkah awalan B yaitu sebesar 93,098 J/dt. Hal ini disebabkan terjadinya perubahan gaya (F) pada langkah awalan pada setiap model langkah. Pada model A dan D gaya (F) cenderung terus meningkat sedangkan pada model B dan C gaya (F) menurun pada langkah terakhir karena terjadi perubahan arah gerakan atau pembelokan langkah.Kata kunci: bola voli, spike, pola, langkah awalan, performa. AbstractBiomechanics is a science field that studies movement which can later be used as a reference for movement technique in sports. Volleyball has spike, block, service, and passing techniques. Basically, spike technique is started with a starting step then jumping. Variable spike step pattern (footwork) will cause different performance. This study aimed to get a step pattern in creating the best spike performance. This research was carried out by using experimental method. The research design used was one shot case study. The varied initial step patterns were A, B, C, and D patterns. The subject of this study was volleyball athletes of PGRI Banyuwangi University. The data collection was done in 5 replications for the starting step patterns. Then, the data was processed by using kinovea software to analyze spike performance. The results showed that the best power performance occurred in the A starting step pattern which was 115.717 J / dt while the minimum power performance occurred in the B starting step pattern which was 93,098 J / dt. This was due to a change in force (F) in the starting step Danang Ari Santoso dan Moh. Agung Setiabudi Analisis biomechanics pola langkah awalan (footwork step pattern) spike dalam bola voli terhadap performa power spike 30 SPORTIF, 5 (1) 2019 | 29-40 in each step pattern. In the A and D patterns, the force (F) tended to increase while in B and C patterns, the force (F) decreased in the last step because there was a change in the direction of movement or a step deviation. Thus, th...
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.