Heat is an energy that we often encounter in our daily lives. Heat can be transferred from one medium to another, such as a solid medium. Heat transfer in a solid is called heat conduction or diffusion. Numerical analysis is one approach used to solve differential diffusion in many cases. In this paper, the concern is the proposed finite difference method to simulate one-dimensional heat transfer on varying metals. This numerical method utilizes the Neumann boundary conditions as well as the Taylor series in finding differential diffusion solutions. The solution obtained was applied and simulated in the case of heat transfer by conduction on various metals. From this simulation, we can obtain data in the form of temperature distribution across various metals by adjusting to boundary conditions. Then, the distribution is used to predict when various metals reach their equilibrium temperature. The final equilibrium temperature on varying metal must satisfy Thermodynamics Law. In order to illustrate the accuracy, the varying boundary conditions are presented. The results obtained in the form of temperature distribution will be simulated with the help of the MATLAB program to obtain conclusions from the objects of this paper. The conclusion indicates that using finite difference is accurate in some boundary conditions.
Jambu biji (Psidium guajava L) adalah satu jenis buah tropis kaya akan kandungan mineral dan vitamin. Buah jambu biji juga dapat membantu meningkatkan kadar trombosit dalam tubuh penderita penyakit demam berdarah dengue (DBD). Hal ini karena jambu biji mengandung beberapa asam amino. Penelitian dilaksanakan di desa Way Huwi Jati Agung Lampung Selatan pada bulan Mei - Agustus 2013. Rancangan perlakuan yang digunakan rancangan faktorial 4x2 (dosis bahan organik dan jenis pupuk daun) dan setiap perlakuan diterapkan dalam rancangan acak kelompok ( RAK ). Faktor pertama Bahan organik ( D ) empat taraf yaitu 0 (D0), 5 (D1), 10 (D2), dan 15 (D3) kg/ tanaman.Faktor kedua adalah 2 jenis pupuk daun ( H ), yaitu pupuk daun Growmore (H1) dan Plant Catalyst (H2) dengan konsentrasi 2 g/l. Plot percobaan dikelompokan berdasarkan diameter batang dan kemiringan lereng. Setiap kombinasi perlakuan diulang tiga kali. Setelah data terkumpul, (homogenitas) ragam diuji dengan uji Bartlett dan (aditivitas) dengan uji Tukey. Setelah data dianalisis ragam, kemudian dilanjutkan dengan uji ortogonal polinomial pada taraf 5 %. Hasil penelitian menunjukkan: pengaruh pemberian pupuk daun Plant catalyst memberikan rata – rata panjang tunas 18,68 cm, rata – rata jumlah daun sebanyak 4,2 helai, dan umur daun selama 54,3 hari sedangkan untuk pupuk daun Growmore rata – rata panjang tunas 15,13 cm, jumlah daun 4,09 helai dan umur daun selama 47,4 hari, pemberian dosis pupuk organik 8 - 9 kg/tanaman memberikan respons terbaik dalam pertumbuhan pada variabel jumlah tunas, panjangtunas, jumlah daun; pengaruh pemberian dosis bahan organik dengan pupuk daun Growmore dan Plant catalyst terlihat pada variabel waktu muncul tunas dan umur daun, pada perlakuan tanpa bahan organik dengan pupuk daun Growmore menghasilkan waktu muncul tunas lebih cepat dengan rata rata 4,23 hari sedangkan Plant catalyst 4,33 hari. Pada variabel umur daun pada dosis 8 kg/tanaman dengan perlakuan pupuk daun Plant catalyst menghasilkan umur daun lebih lama dibandingkan Growmore yaitu, 71,75 hari dan 64,99 hari.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.