Plankton merupakan organisme kecil yang melayang di dalam badan air pada perairan dan memiliki kemampuan bergerak yang pasif. Perubahan kondisi lingkungan menentukan kehadiran komunitas plankton yang hadir. Plankton terbagi menjadi fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton merupakan plankton yang dapat melakukan fotosintesis. Salah daerah pesisir yang berada di Kota Langsa adalah Pulau Pusong. Penelitin ini bertujuan untuk mengetahui jenis fitoplankton apa saja yang terdapat di perairan sekitar Pulau Pusong dan kondisi lingkungan di perairan sekitar Pulau Pusong. Pencuplikan sampel plankton di perairan Pulau Pusong dilakukan sebanyak empat titik sampling. Pengukuran sampel air dilakukan dengan tiga ulangan. Ada 30 jenis fitoplankton yang diperoleh yang terdiri dari genus yaitu Bacillaria, Bacteriastrum, Biddulphia, Ceratium, Chaetoceros, Coscinusdiscus, Dactyliosolen, Dithylum, Eucampia, Leucosolonia, Merismopedia, Navicula, Nitzschia, Odentella, Planktonella, Pseudo-nitzschia, Pyrocystis, Rhizosolenia, dan Thalassionema.
Kanker payudara merupakan jenis kanker yang umumnya diderita oleh wanita. Obat-obatan kemoterapeutik yang ada, memiliki efek samping dengan merusak sel sehat penderita. Penelitian dan penemuan phytomedicine diharapkan dapat dikembangkan dan digunakan sebagai obat kanker yang efektif dengan efek samping yang minimal. Tanaman Sphagneticola trilobata (L.) J.F Pruski merupakan salah satu tanaman obat yang belum tereksplorasi secara luas khasiatnya. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan potensial sitotoksik dari Sphagneticola trilobata sebagai agen anti kanker untuk menghambat mekanisme molekuler sel kanker payudara secara invivo. Pada penelitian ini mencit dibagi menjadi tiga kelompok yakni (a) kelompok kontrol, (b) kelompok perlakuan mencit yang diinduksi 7,12 Dimetilbenz(a)antrasena (DMBA), dan (c) kelompok perlakuan DMBA+ekstrak S.trilobata. Gambaran mikroskopik payudara mencit yang diinduksi DMBA menunjukkan adanya hiperplasia sel epitel kolumnar duktus laktiferi (lebih dari 4 lapis); sedangkan payudara mencit yang diberikan ekstrak S.trilobata setelah diinduksi dengan DMBA menunjukkan hiperplasia sel epitel yang lebih ringan (kurang dari 4 lapis). Pembuktian ilmiah S.trilobata sebagai agen anti kanker diperkuat dengan data penurunan kadar ALT dan kreatinin pada mencit yang diinduksi DMBA. Secara keseluruhan, hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa S.trilobata sebagai phytomedicine memiliki fungsi anti tumor dan hepatoprotektor
One factor can trigger the growth and development of cancer cells is free radicals that are from carcinogenic compounds such as dimethylbenz (α) anthracene (DMBA). The use of plant extracts as a preventive or curative in cases of tumors/cancer has been reported, however there is no reports about the in vivo study for Sphagneticola trilobata plant. S. trilobata is an herbal plant that has pharmacological activities, potential to be developed as anticancer agent. This study aims to examine the anticancer effect of the methanol extract of S. trilobata leaves using histology observation on Wistar rat (Rattus novergicus) kidney which was induced by 7,12 dimethylbenz [α] anthracene (DMBA). The study used a completely randomized design with female rats (15 rats) grouped into 5 treatment groups, namely (i) the normal treatment group (KN), (ii) the DMBA-only treatment group (negative control, K(-)), (iii) the first dose (200 mg / kg BW) treatment group (KI), (iv) the second dose (300 mg / kg BW) treatment group (KII), and (v) the third dose (400 mg / kg BW) treatment group (KIII). DMBA was given orally at a concentration of 18 mg / kg BW for 4 times then continued for the extract. The results showed that cell damages (degeneration, necrosis and inflammation) were found mostly in negative controls. The dosage of 200 mg / kg BW of S. trilobata extract was the optimum dose in this study which was able to inhibit histological damage of kidney organs exposed to carcinogens DMBA by decreasing the level of degeneration, necrosis and inflammation.
This has an impact on the emergence of disease-causing pathogens, one of which is protozoa ectoparasites which leads to adecrease in production. Litopenaeus vannamei sample was taken using random sampling method. The purpose of this study was to determine the type of protozoa ectoparasite in vannamei shrimp (Litopenaeus vannamei) which were senn during identification including gills, carapace, swimming legs, walking legs and tail. The results of the identification there are 6 types of protozoan ectoparasites that infect Litopenaeus vannamei found in the Kuala Langsa intensive pond, namely Vorticella, Epystylis, Zoothamnium, Trichodina , Ichthyophirius and Oodinium. The highest prevalence is Zoothamnium, which is 30%, so it falls into the general category. Measurement of physical and chemical parameters of water in intensive ponds in Kuala langsa in the form of temperature and value 28,1-30,4oC, DO 4,6-5,9, pH 6,9-7,5 and salinity with value 15 ppt.
Desa Kota Lintang merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Kota Kuala Simpang kabupaten Aceh Tamiang dengan jumlah penduduk mencapai 7054 jiwa. Desa Kota Lintang adalah salah satu daerah yang berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Utara, sehingga menjadi jalur utama keluar masuknya perdagangan. Oleh karena itu Desa Kota Lintang berpotensi menjadi jalur utama penyebaran virus Covid-19 di Aceh. Kemunculan penyakit virus corona atau Covid-19 selama enam bulan belakangan ini membuat masyarakat panik, dan menyebabkan sebagian besar masyarakat memborong cairan antiseptik yang dianggap dapat membunuh kuman ataupun virus. Hal tersebut menjadikan cairan antiseptik menjadi langka di pasaran. Salah satu bentuk cairan antiseptik yang beredar di pasaran adalah hand sanitizer. Kelangkaannya di pasaran memicu tim pengabdian kepada masyarakat (PKM) Universitas Samudra melakukan pelatihan pembuatan hand sanitizer berbasis bahan alami untuk menghambat dan mencegah infeksi virus corona bagi warga desa Kota Lintang kabupaten Aceh Tamiang. Bahan alami yang digunakan adalah ekstrak daun halban (Vitex pinnata Linn) dan lidah buaya (Aloe vera) yang terdapat di sekitar desa sebagai antimikroba dan pelembut dalam hand sanitizer. Metode pelaksanaan kegiatan meliputi tiga tahapan utama, yaitu sosialisasi, pelatihan, dan pendampingan untuk memonitoring dan mengevaluasi perkembangan hasil kegiatan untuk keberlanjutan program PKM di desa tersebut. Hasil kegiatan PKM ini adalah mitra sasaran memiliki keterampilan dalam membuat hand sanitizer sendiri. Melalui kegiatan edukasi ini diharapkan akan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan tangan serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat tentang cara membuat hand sanitizer dengan bahan-bahan alami.
Ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) merupakan sumber protein hewani yang banyak dikonsumsi masyarakat. Meningkatnya permintaan pasar membuat kegiatan budidaya ikan lele semakin luas apalagi budidaya ikan lele sangkuriang terbilang mudah. Salah satu kendala yang mendasar dalam kegagalan panen budidaya ikan lele sangkuriang adalah serangan ektoparasit patogen yang bersifat infeksius berarti serangan dari Protozoa, Platyhelminthes, Arthropoda dan non infeksius artinya ikan yang stress akibat buruknya kualitas perairan budidaya. Penelitian ini menggunakan metode Purposuve Sampling dan bertujuan untuk menghitung angka prevalensi dan dominansi dari ektoparasit yang menyerang ikan lele sangkuriang serta mengidentifikasi spesies ektoparasit yang ditemukan. Ektoparasit yang paling banyak ditemukan berasal dari Filum Protozoa sebanyak 5 genus yaitu, Trichodina sp, Ichtyophtyris sp, Epistylis sp, Chilodenella sp, dan Oodinium sp. Ektoparasit yang ditemukan berasal dari filum Platyhelminthes ada 2 Genus yaitu, Dactylogyrus sp dan Gyrodactylus sp dan ektoparasit dari filum Arthropoda ditemukan 1 Genus yaitu Argulus sp. Dominansi tertinggi ditemukan pada ektoparasit jenis Oodinium sp yaitu dengan dominansi sebanyak 26,31%, ektoparasit Trichodina sp memiliki nilai dominasi sebanyak 17,54% dan ektoparasit Dactylogyrus sp sebanyak 15,78%. Prevalensi tertinggi disebabkan oleh ektoparasit Trichodina sp, Ichthyophthyrius sp, Oodinium sp memiliki nilai prevalensi 80-100 % nilai prevalensi ini termasuk kedalam kategori infeksi sering atau sangat parah. Ektoparasit Gyrodactylus sp dan Chilodenella sp memiliki nilai prevalensi 60 % dan 70 % masuk ke kategori infeksi sedang. Epistylis sp dan Argulus sp memiliki nilai prevalensi 20 % termasuk kedalam kategori sering.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.