ABSTRAK: Industri rumah tangga yang membuang banyak limbah deterjen adalah usaha laundry (binatu). Surfaktan memiliki sifat sebagai penurun tegangan permukaan. Di dalam badan air bisa menyebabkan busa yang bisa menyebabkan rasa gatal. Sebagai limbah rumah tangga, limbah laundry ini biasanya dibuang langsung ke lingkungan tanpa pengolahan, yang jika dibiarkan, tentu saja akan berdampak buruk bagi lingkungan. Kandungan dalam limbah cucian seperti COD, BOD, TDS, pH, tingkat fosfat dan kekeruhan yang tidak memenuhi standar kualitas dapat menyebabkan lingkungan yang tercemar dan dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan lingkungan. Dalam penelitian ini, dua metode pengolahan air diterapkan, yaitu koagulasi dan elektrokoagulasi dengan menambahkan 7 ml 5% peroksida. Penelitian ini dilakukan dalam proses batch baik elektrokoagulasi dan koagulasi. Parameter yang ditinjau adalah COD, TSS, pH, tingkat fosfat, PO4dan kekeruhan. koagulasi menggunakan koagulan tawas (Aluminium sulfat). Variasi dari dua proses koagulasi adalah, untuk koagulasi, kecepatan pengadukan adalah 300 rpm selama 10 menit dan dosis koagulan (500 ppm, 600 ppm, 700 ppm, 800 ppm, 900 ppm dan 900 ppm). Dalam elektrokoagulasi, waktu kontak divariasikan (15 menit, 20 menit, 25 menit, 30 menit). Hasil terbaik yang diperoleh adalah pengolahan air limbah menggunakan metode eletrokoagulasi dengan penurunan COD 76%, BOD 83%, kekeruhan 98% dan fosfat 99,9%.ABSTRACT Problems with laundry waste, especially in the content of surfactants in detergents. Surfactants have properties as surface tension reducers. In the body of water can cause foam that can mediate itching. As domestic waste, this laundry waste is generally disposed directly to the environment without any treatment, which if left unchecked, of course, will be bad for the environment. The content in laundry wastes such as COD, BOD, TDS, pH, phosphate level and turbidity that do not comply with quality standards can cause polluted environments and can disrupt public health and the environment. In this study, two water treatment methods were applied, namely coagulation and electrocoagulation by adding 7 ml of 5% peroxide. This research was carried out in a batch process both electrocoagulation and coagulation. The parameters reviewed were COD, TSS, pH, phosphate level, PO4-and turbidity. Coagulation using alum coagulant (Aluminum sulfate). The variation of the two coagulation processes is, for coagulation, the stirring speed is 300 rpm for 10 minutes and the coagulant dose (500 ppm, 600 ppm, 700 ppm, 800 ppm and 900 ppm). In electrocoagulation contact times were varied (15 minutes, 20 minutes, 25 minutes, 30 minutes). The best results obtained were wastewater treatment using the Electrocoagulation method with a COD reduction of 76%, BOD 83%, turbidity 98% and phosphate 99.9%.
Air payau adalah air yang disebabkan oleh intrusi air laut ke sumber air tawar, dengan komposisi kandungan garam antara 0,5-30 g per Liter. Di daerah-daerah tertentu sering digunakan oleh penduduk di sekitar pantai sebagai kebutuhan sehari-hari, seperti mandi, mencuci pakaian dan lainnya. Air payau masih sulit diolah menjadi air tawar. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk menemukan metode alternatif yang dapat digunakan untuk pengolahan air payau. Studi ini menguji efisiensi mengurangi salinitas air payau, dan untuk mengurangi nilai TDS, TSS, pH, dan cadangan Kekeruhan menggunakan koagulasi dengan metode koagulan. Variasi yang digunakan untuk koagulasi adalah kecepatan pengadukan 100 rpm dan dosis koagulan 20 ppm, 40 ppm, 60 ppm dan 100 ppm. Hasil yang diperoleh pada penggunaan koagulan PAC dengan pengurangan TDS sebesar 19,94%, TSS sebesar 38,09%,
Korosi merupakan gejala dan proses destruktif yang terjadi pada setiap peralatan yang terbuat dari logam paduan besi maupun non besi. Logam baja yang banyak digunakan sebagai bahan konstruksi pada saat mulai diaplikasikan langsung mengalami proses korosi. Korosi merupakan proses alami yang bersinggungan dengan lingkungan dan reaksi elektrokimia. Sehingga proses dan laju korosi pada kenyataannya tidak dapat dihentikan selama bersinggungan dengan lingkungan. Metoda yang selalu dilakukan selama ini adalah mengendalikan korosi dengan cara menghambat laju korosi misalnya dengan coating, proteksi katodik, inhibitor dan lainnya. Zeolit adalah batuan anorganik atau mineral yang merupakan senyawa alumina silikat terhidrasi, yang mempunyai kemampuan sebagai penjerap, katalis dan penukar kation. Berdasarkan kemampuan ini, kami melakukan percobaan bahwa partikel zcolit mampu sebagai inhibitor penjerap dan melakukan pertukaran kation. komponen utama struktur zeolit adalah (SiO4)-4 yang membentuk struktur 3 dimensi, sehingga muatan listrik yang dimiliki oleh kerangka zeolit baik yang dipermukaan maupun di dalam pori mampu berperan sebagai penjerap dan penukar kation. Metoda yang digunakan cukup sederhana yaitu dengan cara perendaman benda kerja (baja karbon) selama 720 jam (30 hari) dalam lingkungan asam dan basa, dengan konsentrasi 4 M dan 2 M. Penambahan partikel zeolit ukuran 0,75 mm sebanyak 20 g/ 500 ml larutan asam/basa.
@font-face{ font-family:"Times New Roman"; } @font-face{ font-family:"宋体"; } @font-face{ font-family:"Calibri"; } @font-face{ font-family:"SimSun"; } p.MsoNormal{ mso-style-name:Normal; mso-style-parent:""; margin:0pt; margin-bottom:.0001pt; font-family:Calibri; mso-fareast-font-family:SimSun; mso-bidi-font-family:'Times New Roman'; } span.msoIns{ mso-style-type:export-only; mso-style-name:""; text-decoration:underline; text-underline:single; color:blue; } span.msoDel{ mso-style-type:export-only; mso-style-name:""; text-decoration:line-through; color:red; } } div.Section0{page:Section0;} Penggunaan logam sebagai bahan konstruksi, perlu diketahui seberapa cepatkah suatu logam itu rusak atau tidak berfungsi karena korosi. Maka dari itu dibutuhkan pengendalian korosi agar bahan kontruksi dapat berfungsi maksimal. Banyak faktor yang menyebabkan kegagalan suatu struktur beton diantaranya kekuatan ikatan atau kuat lekat (bonding strength) antara beton dan tulangannya sendiri. Penurunan kekuatan ikatan beton dengan tulangannya dapat terjadi bila pada permukaan baja tulangan yang digunakan sebelum atau setelah dilakukan pengecoran terdapat kotoran berupa deposit korosi, tanah, minyak pelumas dan lain-lain. Pada penelitian ini, dilakukan perendaman selama beberapa waktu pada baja tulangan di berbagai kondisi air digunakan sebagai cara untuk mengukur laju korosi pada baja tulangan konstruksi beton, karena air adalah salah satu komposisi utama untuk tercampurnya beton, yang akan memicu proses kimiawi semen, membasahi agregat dan memberikan kemudahan dalam pengerjaan beton. Sehingga dari usaha ini, diharapkan, dapat diketahui kondisi air yang dipakai untuk pembuatan beton bertulang, dengan mempertimbangkan dampak yang akan dialami oleh baja tulangan di dalam beton tersebut.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.