The STEM Project is a learning model that can be used by lecturers in the learning process so that students can get used to analyzing and synthesizing, to come up with an idea that can develop the competence and science literacy abilities of elementary school teacher candidates in the framework of learning in the 21st century. The study aims to improve the ability of the science literacy of Pre-service elementary school teachers by using the STEM Project Learning Model. This study was conducted on Pre-service elementary school teachers as elementary school teacher education students at the University of Halu Oleo Kendari. The results obtained indicate that the science literacy ability of Pre-service elementary school teachers has increased significantly. The increase is based on the results of statistical analysis which shows a significant increase in the ability of the science literacy of Pre-service elementary school teachers, after participating in learning using the STEM Project model. For this reason, the use of the STEM Project model in learning science enables prospective teachers to become accustomed to conducting comprehensive analyzes of problems and their solutions.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar menggoper dan menggiring bola basket pada peserta didik kelas XI-1 farmasi SMK Negeri 17 Samarinda tahun ajaran 2019/2020 menggunakan model kooperatif tipe group investigation. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi tindakan untuk tiap siklus. Subyek penelitian adalah murid kelas XI-1 farmasi SMK Negeri 17 Samarinda tahun ajaran 2019/2020 yang berjumlah 32 murid, 5 siswa dan 27 siswi. Sumber data untuk penelitian berasal dari murid dan guru. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan tes keterampilan, pengetahuan dan juga mengamati perilaku murid sebagai penilaian pada aspek sikap. Data analisis mengunakan teknik analisis deskriptif yang berdasarkan pada analisis kualitatif dan kuantitatif. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa mengunakan model kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan hasil belajar passing dan dribbling bola basket pada murid dari prasiklus ke siklus satu dari siklus satu ke siklus dua. Dari analisis data yang diperoleh hasil siklus satu terjadi peningkatan hasil belajar menggoper dan menggiring bola basket yang tuntas yaitu 43,75% atau 14 murid yang tuntas. Sedangkan siklus dua peningkatan hasil belajar teknik dasar menggoper dan menggiring bola basket sebesar 100% atau 32 peserta didik yang tuntas. Bedasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation tepat dalam pembelajaran bola basket khususnya teknik dasar passing dan dribbling.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada tema peristiwa dalam kehidupan di kelas V SDN 17 Kendari. Jenis penelitin ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V SD Negeri 17 Kendari, yang terdiri dari guru dan siswa, 20 orang siswa perempuan dan 14 orang siswa laki- laki. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus, setiap siklusnya terdiri dari dua kali pertemuan. Data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data hasil belajar siswa yang diperoleh dari tes hasil belajar siswa dan data kualitatif diperoleh berdasarkan lembar observasi aktivitas mengajar guru dan lembar observasi belajar siswa dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II, dengan persentase ketuntasan 58,82% dengan rata-rata 69,11 pada siklus I menjadi 88,23% dengan rata-rata 80,70 pada siklus II, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 17 Kendari pada tema peristiwa dalam kehidupan.Kata Kunci: model problem based learning; hasil belajar
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa tentang konsep perubahan suhu dan wujud benda di kelas Vc SDN 36 Kendari melalui penerapan model Problem Based Learning (PBL). Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus melalui empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa yang aktif dan terdaftar pada semester genap tahun ajaran 2019/2020 kelas Vc SDN 36 Kendari, dengan jumlah siswa 27 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan tes kemampuan pemahaman konsep. Teknik analisis data menggunakan analisisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pemahaman konsep dari siklus I ke siklus II, dengan persentase ketuntasan 48,14% dengan rata-rata 63,7 pada siklus I, menjadi 77,78% dengan rata-rata 77,51 pada siklus II, dengan demikian penerapan model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep perubahan suhu dan wujud benda di kelas Vc SDN 36 Kendari.Kata Kunci: Problem Based Learning; Pemahaman Konsep
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa tentang konsep panas dan perpindahannya di kelas V MI Al-Fath Kendari. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dan yang menjadi subjek penelitian adalah siswa yang aktif dan terdaftar pada semester genap tahun ajaran 2018/2019 kelas V MI Al-Fath Kendari, dengan jumlah siswa 26 orang. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus, setiap siklusnya terdiri dari dua kali pertemuan. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan tes pemahaman konsep. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pemahaman konsep dari siklus I ke siklus II, dengan persentase ketuntasan 53,84% dengan rata-rata 63,38 pada siklus I menjadi 88,46% dengan rata-rata 83,65 pada siklus II. Dengan demikian penggunaan model pembelajaran Contructivist Teaching Sequencess dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep panas dan perpindahannya di kelas V MI Al-Fath Kendari.Kata Kunci: pembelajaran; konsep; panas; siklus
Jenis penelitian ini adalah tindakan yang berdaurulang/siklus yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, danrefleksi. Hasil penelitian inimenunjukkanbahwa Pendekatan Kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi Makhluk Hidup (Hewan danTumbuhan) Menyesuaikan Diri dengan Lingkungannya di kelas V SD Negeri 08 Napabalano. Hal ini dapat dilihat dari observasi aktivitas guru selama proses pembelajaran siklus I berlangsung diperoleh persentase aktivitas guru pada pertemuan I sebesar 60,00% dan pertemuan II sebesar 66,67%. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran Siklus I berlangsung diperoleh persentase aktivitas siswa pada pertemuan I sebesar 61,53% dan pertemuan II sebesar 69,23%. Observasi aktivitas guru selama proses pembelajaran siklus II berlangsung diperoleh persentase aktivitas guru pada pertemuan I sebesar 93,33% dan pertemuan II sebesar 93,33%. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran Siklus II berlangsung diperoleh persentase aktivitas siswa pada pertemuan I sebesar 92,30% dan pertemuan II sebesar 92,30%. Nilai yang diperoleh siswa setelah tindakan pembelajaran siklus I dan siklus II dianalisis untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa. Pada siklus I, 9 orang siswa (60,00%) telah mencapai ketuntasan belajar,6 orang siswa (40,00%) belum mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan pada siklus II,15 orang siswa (100%) telah mencapai ketuntasan belajar. Hal tersebut menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa telah mencapai indikator yang telah ditetapkanKata kunci: Pendekatan Kontekstual; Hasil belajar siswa
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Gaya di Kelas V SDN Lamelay, Kabupaten Konawe. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Rencana tindakan meliputi : Perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriftif yaitu menghitung persentase aktivitas terdiri dua yaitu minimal 75 % dari jumlah siswa mencapai nilai ≤ 70. Hasil penelitian pada siklus I secara klasikal siswa memperoleh nilai ≤ 70 sebanyak 4 orang atau sebesar 25 % dengan nilai rata-rata 60. Aktivitas guru pertemuan pertama mencapai skor 8 atau 66,7 %. Persentase aktivitas siswa pertemuan pertama mencapai skor 5 atau 50 % dan skor 7 atau 77,8 % pada pertemuan kedua. Pada siklus II secara klasikal siswa yang memperoleh nilai ≤ 70 sebanyak 15 siswa atau 75 % dengan nilai rata-rata 77,5. Aktivitas guru mencapai skor 10 atau 90 % dan aktivitas siswa mencapai skor 12 atau 100 %.Kata kunci: Model Pembelajaran, STAD, Hasil Belajar
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.