Bondowoso Arabica coffee is a type of coffee that grows on the slopes of Mount Ijen-Raung. It has a high commercial value and distinctive taste. Coffee processing applications from roasting, grinding, packaging and brewing to storage will affect the quality of coffee. Caffeine is one of the compounds in coffee that contributes to bitterness and has certain pharmacological effects. This study aimed to determine the caffeine content of Bondowoso Arabica coffee harvested on August 2021 which was obtained from Sukosari Lor village with various roast profiles and types of packaging. In this study, Arabica coffee was roasted with light roast, medium roast and dark roast profiles. Then each treatment was mashed to obtain ground coffee. Ground coffee was put in a standing pouch made of polyethylene terephthalate (PET) with a thickness of 75 microns; polypropylene (PP) with a thickness of 100 microns; and polypropylene (PP) with a thickness of 120 microns and then stored for three months. During the storage of first and third months, caffeine levels were measured. Based on the results of the study, the caffeine content was increase along with higher roasting temperature. During the storage process, the caffeine content in ground coffee packaged using PP decreased the most.
Biji tanaman Vanili (V.planifolia) merupakan produk tanaman perkebunan yang dapat dimanfaatkan sebagai campuran produk makanan dan industri. Dalam pengembangannya petani vanili melakukan perbanyakkan dengan cara stek. Proses stek tanaman vanili memiliki kendala dalam hal serangan patogen dan lamanya pertumbuhan, sehingga perbanyakan secara stek dinilai tidak dapat memenuhi permintaan bibit. Kultur jaringan merupakan teknologi yang dapat mengatasi permasalahan pada proses perbanyakan vanili. Penelitian berlangsung di bulan Januari – Juni 2022 di Universitas Jember Kampus Bondowoso dengan tujuan mengetahui respon terhadap penambahan hormon. Rancangan RAL digunakan dengan 2 faktor berupa BAP dan 2,4-D yang dikombinasikan. 3 taraf konsentrasi BAP yang diujikan yaitu 0 ppm (K1); 0,5 ppm (K2); dan 1 ppm (K3). Pengujian 2,4-D juga menggunakan 3 taraf mulai dari konsentrasi 0,5 ppm (D1), 1 ppm (D2) dan 1,5 ppm (D3). Hasil data kemudian dianalisa menggunakan anova dengan taraf 5% dan pengujian berdasarkan taraf 5% DMRT. Hasil olah data menunjukkan interaksi yang berbeda nyata terhadap perlakuan. Perlakuan tanpa hormon memiliki pembentukkan tunas lebih lama dan kombinasi 2,4-D dengan konsentrasi lebih tinggi menyebabkan penghambatan dalam pemanjangan tunas. Perlakuan K2D1 berdasarkan variabel pengamatan merupakan hormon yang memiliki respon terbaik.
<p>Jagung varietas lokal memiliki beragam kandungan nutrisi biji yang berperan penting sebagai sumber bahan pangan. Nitrogen (N) merupakan unsur hara esensial yang sangat dibutuhkan tanaman untuk tumbuh dan berproduksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis N yang memberikan hasil dan kualitas biji terbaik pada beberapa varietas jagung lokal. Penelitian dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Jember pada bulan Mei hingga September 2019, menggunakan rancangan petak terbagi, dengan tiga ulangan. Petak utama adalah lima varietas jagung lokal asal Trenggalek, Bojonegoro, Kalimantan, Madura, dan Pasuruan, anak petak adalah empat dosis pupuk N yaitu 50, 100, 150 dan 200 kg/ha. Hasil penelitian menunjukkan varietas jagung lokal Trenggalek, Bojonegoro, Kalimantan dan Madura menghasilkan lebih tinggi dengan kisaran 3,68-4,24 t/ha, berbeda nyata dengan varietas lokal Pasuruan yang menghasilkan 2,29 t/ha. Pemupukan N dengan dosis 200 kg/ha memberikan respon pertumbuhan terbaik. Dosis pemupukan N 150-200 kg/ha menghasilkan biji lebih tinggi dengan kisaran 3,79 - 3,89 t/ha. Jagung varietas lokal Trenggalek dan Kalimantan menghasilkan protein biji lebih tinggi dengan kisaran 9,21 - 10,81% pada pemupukan N 50-200 kg/ha, varietas lokal Bojonegoro menghasilkan protein biji terendah, berkisar antara 7,10-7,88%. Kadar lemak biji jagung varietas lokal Bojonegoro, Madura, dan Pasuruan berkisar antara 5,03 - 5,27% lebih tinggi dibandingkan varietas Trenggalek dengan kisaran 4,60 - 4,78%. Jagung lokal Madura dan Pasuruan memiliki aktivitas antioksidan biji yang lebih tinggi masing-masing 17,86 – 19,22 % dan 14,87 – 19,89 %, varietas Kalimantan menghasilkan aktivitas antioksidan terendah dengan kisaran 10, 35 – 11, 76%.</p>
The effect of climate change on the productivity of horticultural commodities is very large. So that the formulation of the problem taken in this study is: What are the known and experienced climate change phenomena and the obstacles faced by farmers in the horticulture subsector in Probolinggo. What are the adaptation efforts to climate change and the factors that influence adaptation efforts carried out by farmers in the horticulture subsector in Probolinggo. This research was conducted in Ngadisari Village, Sukapura District, Probolinggo Regency. The analytical method used in this research is descriptive analysis with data tabulation, score and coding, and logistic regression method. The results showed that the phenomenon of climate change felt by farmers was the early rainy season, and the intensity of rainfall and the number of rainy days increased. Adaptations that are mostly carried out by farmers to overcome climate change are the use of intensive fertilizers, the use of pest and disease resistant varieties, the use of rain and drought resistant varieties, the use of chemical pesticides, increasing the intensity of weeding, the use of seeds from propagation, planting of reinforcing plants, intercropping/ intercropping. rotation, changes in planting time, application of recommended spacing, handling of crop yields by minimizing weight loss. The obstacles faced by farmers in adapting to climate change are the lack of knowledge and information related to climate change and limited capital. A significant factor influencing farmers' decision in adapting is the broad of the land. The wider the area of land owned by horticultural farmers, the lower the chances of farmers adapting to climate change with a high category of 68.2%.
Tebu dapat tumbuh pada berbagai kondisi lingkungan yang cukup beragam termasuk pada lahan marginal seperti lahan yang sering tergenang. Lahan tergenang dapat menurunkan produksi tebu cukup signifikan. Tujuan penelitian ini adalah menemukan gen toleran kebasahan yang terdapat pada 8 varietas unggul komersial tebu yang tahan genangan yaitu PS 881, PS 862, PS 882, Kentung, PSJT 941, Bulu Lawang, PS 865 dan Kidang Kencana serta mengidentifikasi kemiripannya dengan gen Sub1A. Dengan diperolehnya gen toleran kebasahan pada varietas tebu tahan genangan di harapkan varietas tebu tersebut dapat ditanam di lahan yang sering tergenang dan dapat memberikan tambahan sumbangan produksi gula secara Nasional. Sehingga pada akhirnya dapat mengurangi impor yang secara kontinu dilakukan pemerintah setiap tahun dan sebagai solusi peningkatan produksi pangan berbasis lahan daratan dalam menghadapi perubahan iklim. Tahapan untuk memperoleh dan mengidentifikasi gen toleran kebasahan atau tahan genangan adalah pengkondisian lahan tanaman tebu tergenang, isolasi DNA dari tanaman tebu yang tergenang, penentuan konsentrasi dan kemurnian DNA yang diperoleh, konfirmasi DNA yang diisolasi dengan elektroforesis dan identifikasi gen Sub 1 A pada DNA sampel metode PCR dengan primer Sub 1 A 203 R/F dan kontrol Positif DNA tanaman padi transgenik yang mengandung gen Sub 1 A. Hasil kegiatan penelitian dapat disimpukan bahwa 8 varietas unggul komersial tebu yaitu PS 881, PS 862, PS 882, Kentung, PSJT 941, Bulu Lawang, PS 865 dan Kidang Kencana semuanya mempunyai gen yang mirip dengan gen Sub 1 A. Dengan varietas PS 881 dan Kentung menghasilkan band sekuens DNA target gen Sub 1 A paling tebal.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.